webnovel

BEHIND THE SCREEN

Ini cerita tentang mimpi, cinta dan persahabatan 2 insan manusia. Tentang mereka yang berjuang meraih mimpi menjadi seorang idol. Bagaimana kisah mereka menjalani kehidupan seorang idol yang tidak mudah dan dituntut untuk menjadi seorang yang sempurna. Tentang mereka yang saling perhatian satu sama lain. Yang tetap saling menguatkan dan memberikan semangat meski tak bisa selalu bersama. Dan tentang mereka yang ternyata diam-diam menyimpan rasa pada satu sama lain.

Rows18_ · Music & Bands
Not enough ratings
23 Chs

TWENTY

EUNBI'S POV

Hari ini selesai rekaman untuk salah satu music show, aku pergi terpisah dengan member lain. Bersama dengan manager oppa aku menuju ke sebuah studio rekaman yang sama seperti saat aku dan manager unnie ke sana.

Sambil terus berlatih lagu yang harus ku rekam nanti, mobil kami melaju di tengah jalanan kota Seoul yang cukup padat.

Sesampainya di gedung yang kami tuju, manager oppa memarkirkan mobil lalu kami berjalan menuju lift untuk menuju ke studio rekaman.

"Annyeonghaseyo" aku menyapa semua orang yang berada di dalam studio.

Semua orang membalas sapaanku. " Oh Eunha-ssi kau sudah tiba" ucap produser Lee

"Ne~ Pd nim" jawabku dengan ceria. Tak lama setelah aku duduk di sofa, pintu studio kembali terbuka.

Park Kyung Sunbaenim tiba.

Aku kembali berdiri untuk menyapanya.

"Oh, Eunha-ssi hallo, apakah kau sudah menunggu lama?" sapanya.

"Annyeonghaseyo Sunbaenim, tidak, tidak aku baru saja tiba 5 menit yang lalu" jawabku.

"Ah, ini aku membawakanmu minuman" ucap Park Kyung sunbaenim sambil memberikanku segelas minuman.

"Terima kasih" ucapku sambil menerima minuman yang diberikan oleh Park Kyung Sunbaenim.

"Bagaimana? Kau sudah melatih lagu itu?" tanyanya sambil membaca kertas lirik yang dipegangnya.

"Ne, aku sudah coba berlatih lagu itu" jawabku.

"Kalau begitu, kau mau memulai rekaman lebih dulu?" ia menawarkanku untuk memulai rekaman.

"Ah, Ne" Jawabku singkat lalu berdiri dan memasuk ruang rekaman.

Setelah memasuki ruangan kedap suara yang di dominasi warna putih dan dilengkapi dengan mic di dalamnya, aku mulai memanaskan suaraku dan mengulang-ulang part lagu yang menurutku cukup sulit untuk kunyanyikan selama beberapa menit.

Setelah kurasa cukup aku memasang headphone yang digantung di dekat mic.

Suara produser terdengar dari headphone yang kini kugunakan. " Bagaimana kalau kita mulai rekamannya?"

"Ne" Jawabku. Tak lama setelah itu suara music mulai terdengar dan aku menyanyikan bagianku.

Setelah satu partku selesai, produser lee memberikanku pujian "Oh bagus, sangat bagus Eunha-ssi"

"Terima kasih" jawabku.

Aku kembali melatih part yang menurutku cukup sulit lalu memulai rekaman kembali.

"Bisakah aku mengulanginya sekali lagi?" ucapku. Aku merasa kurang puas dengan part yang baru saja aku rekam.

"Ne, kita ulang sekali lagi" ucap pd-nim.

Saat musik mulai terdengar, aku mulai mengulai part yang tadi menurutku kurang bagus.

"Sungguh bagus sekali, coba kita dengarkan ya" ucap produser Lee yang berada di luar ruangan rekaman. Lalu memutarkan hasil rekaman barusan.

"Bagaimana? Kau menyukainya?" tanya pd-nim.

"Ah, di bagian akhir saya rasa sedikit kurang" ucapku.

Dari balik ruangan kedap suara yang hanya dipisahkan oleh kaca ini produser Lee terlihat setuju dengan ucapanku. "Kalau begitu yang ini kita keep dulu dan mari kita coba lagi" ucapnya.

Aku pun mulai mengulangi part tadi dan setelah part itu selesai aku merasa cukup puas engan hasilnya.

"Bagaimana?" tanya Produser Lee setelah kami mendengar hasil rekaman yang barusan.

"Sepertinya cukup bagus" ucapku.

"Eunha-ssi kau melakukannya dengan baik, sangat bagus" suara Park Kyung Sunbaenim kini terdengar.

"Terima kasih sunbaenim" ucapku sambil tersenyum.

"Kalau begitu kita lanjut ya" kini produser Lee yang berbicara. Lalu aku melanjutkan rekaman.

Setiap selesai merekam satu part, pd-nim selalu memujiku.

"Perfect"

"Sangat bagus"

Pujian-pujian kecil seperti ini membuatku bersemangat untuk melakukan rekaman. Tak hanya pujian, pd-nim juga beberapa kali memberikanku arahan.

Setelah selesai merekam seluruh bagianku, aku keluar dari ruangan kedap suara itu dan bergabung dengan produser juga Park Kyung sunbaenim.

Produser memutar hasil rekaman yang tadi ku lakukan. "Menurutku ini sangat bagus" ucapnya.

"Terima kasih" jawabku.

Setelah selesai mendengarkan hasil rekaman, kini giliran Park Kyung Sunbaenim yang melakukan rekaman.

Seusai Park Kyung Sunbaenim menyelesaikan rekamannya, kami mendengarkan hasil akhir dari rekaman hari ini. Setelah semua dirasa sudah cukup bagus, kami mengakhiri rekaman hari ini.

"Terima kasih. Sugohaesseoyo (kau telah bekerja keras)" ucapku sebelum meninggalkan ruangan sembari membungkukkan badan.

"Eunha juga sugohaesseoyo. Hati-hati di jalan" ucap Park Kyung Sunbaenim.

"Ne~ Sampai jumpa" jawabku. Lalu aku berjalan keluar dari ruangan tersebut dan mengahampiri Manager oppa yang telah menungguku. Lalu kami berjalan menuju mobil dan manager oppa mengantarkanku pulang ke dorm.

~

AUTHOR'S POV

Sebuah mobil baru saja keluar dari gedung dan kini sebuah mobil lain memasuki gedung itu. Sang pengemudi memarkirkan mobilnya. Ketika mobil telah selesai di parkir, seorang laki-laki dari bangku penumpang keluar dari mobil sambil membawa shopping bag yang cukup besar.

Laki-laki itu berjalan menuju lift bersama dengan seorang laki-laki lain di sampingnya.

Setelah lift itu terbuka, mereka berjalan menuju sebuah ruangan. Laki-laki itu membuka pintu ruangan tersebut. Ruangan yang bernuansa cream dan terbagi atas dua bagian.

"Annyeonghaseyo" laki-laki itu menyapa orang yang berada di ruangan.

"Oh, Jungkook-ah Annyeong~" jawab seseorang yang sedang duduk di sofa.

"Jungkook-ah. Ada apa kau kemari?" tanya seseorang yang berada di depan komputer dan segala mesinnya.

"Tidak apa, aku hanya berkunjung saja, kalian lanjutkan saja" ucap laki-laki yang bernama Jungkook itu. Laki-laki itu kini merebahkan badannya di sofa.

Lima belas menit berlalu, Jungkook hanya mendengarkan apa yang kedua orang itu sedang bicarakan. Sesekali ia berbicara ketika dimintai pendapat oleh orang yang berada di sampingnya.

"Itu cukup bagus hyung" ucap Park Kyung. Laki-laki yang duduk di sebelah Jungkook.

"Kalau begitu akan ku simpan ini dan nanti setelah jadi akan ku kirimkan filenya padamu" ucap laki-laki yang berada di depan computer.

"Baiklah hyung" jawab Park Kyung sambil kini merapihkan kertas-kertas yang berada di depannya lalu mengambil tasnya.

"Kalau begitu aku pulang dulu, hyung. Jungkook-ah, aku duluan ya. Bye~" lanjutnya.

"Oh, kau sudah selesai Hyung? Hati-hati di jalan ya" jawab Jungkook disertai lambaian tangan namun dengan epspresi sedikit bingung.

Park Kyung kini telah meninggalkan ruangan yang bernuansa cream itu. Dan hanya menyisakan Jungkook dengan pria yang berada di depan komputernya.

"Dia tidak rekaman hari ini?" pertanyaan ini terus berputar di otak Jungkook sedari tadi.

Jungkook mencoba memecah keheningan "Hyung, kau sudah tidak ada jadwal rekaman hari ini?" tanyanya.

"Tidak ada, sudah selesai semua. Why? Kau mau melakukan sesuatu? atau kau mau mengajakku makan?" jawab pria itu sambil memutar kursinya menghadap ke arah Jungkook.

"Aniya, bukankah kau memiliki jadwal rekaman dengan Eunha?" tanya Jungkook.

"Ahhh, Eunha. Dia sudah selesai rekaman tadi. Kau yang telat datang." Jawab pria itu sambil menyeruput minumannya.

Mendengar jawaban dari pria itu ekspresi bingung yang sedari tadi berada di wajah Jungkook kini berubah menjadi datar sambil menghembuskan nafasnya panjang.

"Sepertinya aku harus menghubunginya" batin Jungkook.

"Eumm kenapa kau menanyakan gadis itu?" tanya pria itu.

"Bukan apa-apa kok hyung" jawab Jungkook singkat.

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Jungkook. Sambil mematikan komputer dan mesin-mesin yang berada di depannya satu persatu. "Jungkook-ah kau sudah makan?" tanya produser itu.

"Belum hyung, kau mau makan sesuatu?" ucap Jungkook.

"Daging? Aku akan mentraktirmu" usul produser itu sambil kini mengambil barang-

barang yang akan ia bawa.

Dan dijawab oleh Jungkook dengan seruan yang bersemangat. "Assa, terima kasih hyung. Aku juga akan mentraktirmu kapan-kapan"

Mereka kini meninggalkan studio rekaman itu dan pergi menuju ke parkiran mobil. Jungkook membawa kembali shopping bagnya KarenA ia gagal memberikannya pada Eunha.