webnovel

Gita Cinta Gladys Dan Rahmat

Sinar matahari pagi merambat masuk dari balik tirai yang sedikit terbuka dan menerangi hampir seluruh ruangan. Lampu tidur disebelah masih menyala. Rasanya tidak ingin bangun dan memulai hari. Siapapun pasti ingin berlama lama bermalasan di kasur yang empuk dan wangi. Hhhmmm...sedetik kemudian mata Metta terbuka perlahan mencoba menyesuaikan dengan cahaya di ruangan. Namun sepertinya ada seseorang yang sedang duduk di depannya, bayangan seseorang dengan memakai setelan jas lengkap. Tunggu dulu, apakah itu seorang pria. Ia sedang duduk di sebuah kursi namun pandangannya menengok ke arah samping. Ia sedang melihat keluar. Tapi dia siapa?

Andromeda_Venus · perkotaan
Peringkat tidak cukup
381 Chs

201

Gaara memandang bibir Metta yang berwarna pink dan kini terluka karena ia terlalu agresif mencium. Ia kemudian mencium lagi dan merasakan rasa besi khas darah dimulutnya. Gaara tidak perduli dan masih terus mencium Metta yang berusaha lepas dan tidak mau membalas ciuman Gaara sama sekali. 

"Kamu benar-benar gak mau cium aku?" tanya Gaara lagi dengan suara rendah dan memandang lekat mata Metta. Metta meremas kemeja Gaara didadanya, dan mencoba menenangkan Gaara yang agresif.

"Aku gak berbuat apapun sama Fabian, kami hanya mengobrol tentang kejadian tiga tahun lalu," jawab Metta dengan suara rendah. Gaara mengerutkan kening tapi tidak mau melepaskan Metta.

"Kamu bisa tanya sama aku, kenapa kamu kamu harus tanya Fabian?" Metta menelan ludahnya dengan berat. Ia menundukkan wajahnya dan Gaara yang masih cemburu menaikkan dagu Metta dan masih terus menciumnya. Kali ini ia tidak memberikan agresifitas yang sama tapi bibir Metta mulai sakit karena sudah terluka. 

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com