webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs

IV-152. Kesulitan Nafas

Gadis berambut panjang hingga ke pinggang tersebut tengah menutup pintu rumahnya perlahan-lahan tatkala lelaki yang berdiri menungguinya kini berjalan dan membuka pintu mobil biru metalik miliknya.

"aku tidak yakin kamu mau pergi bersamaku malam ini," dia tersenyum manis dan anehnya kihrani merasa senyum itu janggal alih-alih menyenangkan.

"apa yang ada di kepalamu?!"

"jangan marah dulu, aku masih prolog," perempuan yang sedang kesusahan mengaitkan sabuk pengaman ini sempat memutar bola matanya. Dan pria di kursi pengemudi menirukan gerakan mata tersebut sembari mengusir telapak tangan yang terlihat banyak berusaha namun hasilnya kosong.

Vian menerbangkan bunyi 'klik' selepas usai berhasil menekan sabuk pengaman.

"kita akan ke mana,"

"sudah aku bilang terbang ke bulan,"

"Vian!!"

"Bomb!!" balas vian sama kerasnya, "Hus.. jangan rewel nanti kamu lihat sendiri,"

***

"Hendra.."

"hemm.."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com