webnovel
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

IV-151. Mengunci Jendela

"Kau tidur dengan damai, ternyata," lelaki bermata biru mendekati wajah perempuan terlelap. Matanya tertutup rapat, begitu tenang hingga mengantarkan kedamaian pula pada Mahendra. Menatap lamat-lamat pipi cabi, dia tergoda untuk menapakinya, menyesap bau yang menguar dari tubuh wanita yang dia sayangi.

Bersama dengan tangannya yang bergerak meraba perut membesar, Mahendra mendapati hatinya yang dipenuhi rasa berbangga, "Hemm," memejamkan matanya, menghirup sekali lagi bau tubuh sang perempuan dengan menyesap bibir mungil memabukkan versinya.

Menyadari semua jendela terbuka dengan gorden yang bergerak-gerak terhempas oleh angin malam, Mahendra memberi jeda jarak dirinya dan tubuh istrinya. Berjalan mendekati jendela, mata birunya terus mengamati gerak-gerik yang disajikan perempuan terlelap.