Bagian 8. Sang pacar (2)
Keesokan paginya, Beth membangunkanku.
"Kak Gel..."panggilnya.
Aku terperanjat kaget dan terbangun. Bekas liur di mulutku masih basah. Sepertinya air liurku tumpah saat aku tidur. Dengan buru-buru, aku mengelap mulutku. Beth melihatku sambil tertawa kecil. Sebenarnya aku malu, namun aku bersikap seolah biasa saja.
Beth terlihat sudah lebih sehat. Aku memegang dahi Beth. Sudah tidak panas.
"Kamu udah enakan?" Tanyaku.
"Iya kak.." jawab Beth sambil menangguk, "..tadi malam sorry banget,kak. Aku ga enak badan jadinya ga konsen" lanjutnya.
"Ga apa-apa,Beth"jawabku. "Kamu sekarang baca ringkasan ini ya. Seharusnya dari kisi-kisi dosenmu dan ringkasan ini, kamu sudah bisa mengerjakan UASnya dengan baik" ucapku sambil menyodorkan lembaran ringkasan pada Beth.
"Waah? Kakak buat ini semalaman? Jadi ga enak" Beth tampak takjub sambil menerima ringkasan dariku. "Aku harus bayar berapa kak untuk ini semua?" Tanyanya lagi.
"Ga usah. Kamu coba belajar aja dulu. Udah mau jam 7, masih ada sekitar 3 jam waktumu untuk belajar."
"Aku beneran jadi ga enak,kak. Beneren nih ga apa-apa?"
"Iya ga apa-apa." Jawabku. "Mungkin kamu masih sempat pulang untuk beberes dulu terus ke kampus sambil belajar."
"Thank you,kak Gel!!" Tiba-tiba Beth memelukku.
Aku kaget. Entah kapan terakhir kali aku dipeluk cewek. Aku tidak tahu harus merespon bagaimana.
"I..iya.. by the way, eh..eh..kakak udah harus ke kantor juga nih. Ka..Kamu baliknya gimana?" Tanyaku gelagapan.
Beth melepaskan pelukannya. "Aku bawa mobil kok. Lagian rumahku tidak jauh kok dari sini." Jawabnya sambil menunjuk kunci mobilnya.
Terlihat logo BMW di kunci mobilnya. Aku pun menjadi minder dan tersadar bahwa orang sepertiku bukanlah levelnya. Beth seorang anak dari konglomerat, sedangkan aku hanya seorang karyawan dengan level terbawah di perusahaan. Aku sedikit tersadarkan. Mungkin aku yang sedikit baper karena dipeluk tadi.
Tak lama kemudian, Beth pulang. Aku pun segera mandi dan bersiap-siap menuju ke kantor. Aku sempat berpikir bahwa mungkin ada baiknya aku lebih mendekatkan diri pada Beth mengingat bahwa selama beberapa minggu terakhir, kami cukup sering bersama dan lumayan dekat. Yah, Walaupun hanya sebatas belajar bersama. Tetapi niatku tersebut aku urungkan setelah melihat kunci mobilnya tadi. Aku tersadarkan pada realita kehidupan. Aku yang hidup biasa-biasa saja seperti ini tidak akan mungkin sepadan dengan anak konglomerat seperti Beth.
Malam harinya, aku baru pulang dari kantor sekitar pukul 6 sore. Seperti biasa, aku naik ojek langgananku untuk pulang dan pergi kerja. Di depan kosanku, aku melihat mobil BMW hitam sedang terparkir di halaman parkiran kosanku. Itu kan mobil yang dibawa Beth tadi pagi. Apakah Beth datang lagi hari ini? Padahal kami tidak ada jadwal kursus hari ini.
Aku masuk ke dalam rumah kos dan menemukan Beth sedang duduk di ruang tamu sambil memainkan handphonenya. Beth sadar akan kedatanganku dan langsung kegirangan memelukku.
"Kak Gel!!"teriaknya sambil tertawa girang.
Aku terkaget-kaget karena Beth di datang ke kosanku dan tiba-tiba memelukku. "Eh,Beth? Ada apaa?" Tanyaku
"UASnya tadii..lancar jayaa!! Banzaiii!!" Beth terlihat sangat senang,"..kayaknya dapat 100 dehh. Soalnya tadi aku bisa kerjain semuanya lhoo"
"I..iya,Beth. Tapi..boleh ga dilepas dulu pelukannya?" Aku takut tidak dapat menahan perasaanku. Sudah lama aku tidak dipeluk cewek. Aku takut baper. Tetapi, aku kembali teringat bahwa aku dan Beth berbeda level. Tidak mungkin aku dan Beth bisa bersama.
Beth melepas pelukannya dan memegang erat tanganku.
"Kalau aja kak Gel tidak suruh aku istirahat tadi malam, mungkin aku ga bakal bisa ikut UAS. Ditambah lagi, ringkasan dari kak Gel berguna bangeeet"
"Iya, soalnya dari tahun ke tahun soal dari ringkasan kakak itu pasti keluar terus di ujian." Jelasku.
Beth nyengir melihatku. Kemudian, ia melihat jam di tangannya. "Kak Gel sibuk ga habis ini?" Tanyanya.
"Nggak kok.."Aku menggelengkan kepalaku. "Udah free. Kenapa?"
"Yuk nonton di bioskop!! Aku yang bayar!" Ajaknya. "Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih karena tadi malam."
"Eh? Ga usah,Beth!" Tolakku halus. Aku tidak enak menerima ajakan dari Beth.
Beth tiba-tiba menarik kepalaku dan mencium pipiku. 'CuP' . Aku terdiam dan syok luar biasa. Aku tidak tahu harus bereaksi bagaimana.
"Itu juga hadiah dariku buat kak Gel." Ucapnya sambil tersenyum manis."..pokoknya kakak harus ikut ya"lanjutnya. Beth sangat agresif dan pemaksa.
Setelah kejadian ini, aku dan Beth pun jadian. Aku tidak lagi memikirkan masalah level kehidupan kami lagi. Masalah penghasilan dan gaya hidup mungkin bisa diselesaikan nanti sambil berjalannya hubungan kami.
--
Kembali ke 3 tahun kemudian.
Lamunanku terbuyarkan oleh perubahan profile picture Beth di BBM. Fotonya yang semula terpajang foto dirinya yang berada di taman kini berubah menjadi tulisan. Terlihat layar hitam dengan tulisan putih, 'kalau emank care harusnya cari cara!!'
Aku sadar bahwa profile picture tersebut berisikan pesan yang secara tidak langsung ditujukan padaku. Aku mencoba mengirimkan pesan pada Beth. "Beib.." begitu isi pesanku.
Hanya dalam hitungan detik, pesanku dibaca oleh Beth.
Beth langsung membalas, "Kamu ke rumahku habis pulang kerja! Ada yang mau aku bicarakan! Penting dan GPL!" Begitu isi pesan dari Beth.
"Oke.." balasku singkat. Paling tidak aku bisa memperbaiki hubungan dingin ini,pikirku.
--
Aku sampai di rumah Beth pukul 7 malam. Aku memutuskan untuk tidak lembur malam ini dan menemui Beth. Untuk kesekian kalinya, aku selalu terkagum-kagum melihat rumahnya yang besar disertai taman yang terawat dengan baik. Sepertinya selalu ada tukang kebun yang merapikan tamannya setiap siang hari.
Beth sudah menungguku di depan pintu teras rumahnya. Sepertinya ia sudah memperkirakan waktu sampaiku. Aku menghampiri Beth.
"Beib.."panggilku
"Kamu kemana aja tadi malam? Kenapa tidak coba untuk chat aku?" Tanyanya ketus.
"A..aku.." aku bingung harus menjawab apa. Aku teringat bahwa tadi malam aku pergi minum bersama Month,Vele dan Rani.
"Handphonemu mana?" Tanyanya tiba-tiba.
"Ha?"aku kaget "..disini."jawabku sambil mengeluarkan handphoneku dari kantong.
Beth langsung mengambil handphoneku dan membuka pesan-pesan di BBM. Ia membaca semua pesan di BBMku. Tiba-tiba Beth berhenti menggerakkan jarinya dan menatapku marah.
"Vele siapa????" Tanyanya. Nada bicara Beth sudah mulai meninggi.
"Vele? Oh itu temennya Month." Aku mencoba menjelaskan pada Beth.
"Kamu keterlaluan!!" Teriaknya. "..baru juga ribut berapa lama, kamu udah main di belakangku!!"
"Ha? Main di belakang?" Tanyaku heran.
"Ga ada yang perlu dibicarakan lagi!!! Kita putus ajaa!!!" Beth mulai menangis dan melempar handphoneku ke teras rumahnya. Handphoneku terbanting cukup keras hingga tercerai berai.
Pandanganku masih tertuju pada handphoneku yang tercerai berai di teras rumahnya tersebut. Beth masuk ke dalam rumah dan membanting pintu rumahnya dengan sangat keras. 'BLAM!!'
Apa salahku? Aku kan tidak berbuat apa-apa. Aku juga tidak selingkuh? Ada apa dengan Beth? Aku benar-benar bingung.
Aku memungut handphoneku yang tercerai berai dari lantai dan pulang menuju ke rumahku. Aku sudah pasti tidak akan diijinkan masuk lagi ke rumah Beth dalam keadaan seperti ini. Sebaiknya aku menunggu waktu yang tepat untuk berbicara pada Beth.
---
..to be continued...
If you like my story, please rate and comment.. thanks...