Menjelang beberapa hari sebelum pernikahannya Kirana mengetahui dia Hamil. Tentu saja itu bukan lah anak dari calon suaminya. Namun pernikahan tetap terlaksana dengan lancar apakah Suami Kirana menerima Anak itu , apa kah cinta Kirana akan kembali? dan apakah ketulusan Cinta masih ada,? Namun seolah takdir membuat jalan agar Kirana membenci semua kata kata itu. Akan kah Kirana kembali mempercayai semua hal itu dalam kehidupan nya.
"Bu, yah, perjodohan zaman sekarang apa nggak keterlaluan?" ,
"kami nggak menjodohkan kamu, kenal dulu sama dia nak, dia ini sepupu jauh ayah, dan dia yang datang kepada kami untuk menikahi mu"
"dan ini pasti om Anshar kan yang ngompori ibu sama ayah?" "aku masih mau kuliah bu, yah, dan aku bisa dapat beasiswa di Universitas yang aku mau, tapi kenapa malah disuruh menikah sih?" daann ibu tau kan aku punya pacar"!.
"Om, ibu mu, dan ayah mu tau kamu punya pacar, tapi sekarang dia ke luar kota kan buat kuliah bahkan tinggal di sana bersama orang tuanya , jadi?" "intinya nak, kamu ketemu' kamu ngobrol dan kenal dia dulu, baru ambil keputusan , ini sudah keputusan ayah" .
Sebagai anak pertama dari 2 bersaudara dan satu satunya perempuan aku di besarkan dengan penuh kasih sayang, dan sangat mengenal karakter keras ayahku, akhirnya aku pun menyetujui nya.
---------_---------
Keesokan harinya aku bertemu dengan sepupu jauh yang akan di jodohkan oleh orang tua ku, Dia cukup tampan, bekerja di sebuah perusahaan besar, dan dia jujur dia mengatakan bahwa di tertarik pada ku. Hampir Seminggu dia terus datang ke rumah ku setiap malam, aku mulai goyah dan merasa bisa menyetujui pernikahan ini.
Jam menunjukkan pukul setengah 10 malam dan dia pria yang di jodohkan dengan ku pamit pulang. Aku masuk kedalam kamar ku, mulai berpikir, apa aku terima saja perjodohan ini. Aku mengambil hp ku dan mengirim pesan ke pacar ku
"sayang lagi apa, aku mau nelpon nih?"
"lagi mikirin kamu, hehe, biar aku yang nelpon".
Tak sampai 2 menit hp ku berdering.
"haloo sayang" suara pacar ku
"iyaa sayang"
"kok belum tidur yang?" ucap nya
"hmmm, iyaa , aku mw ngobrol sama kamu dulu"
Banyak hal yang kami bicarakan, pacar ku kakak kelas ku semasa SMA, dia satu satunya cowok yang memang aku ingin kan sejak pertama masuk SMA dari sekian banyak cowok yang nembak aku dan dia orang terakhir yang nembak aku, alasannya dia ingin tahu karakter ku seperti apa, karena aku termasuk populer di sekolah, banyak cowok yang mencari perhatian, sedangkan pacar ku juga merupakan salah satu pria terpopuler di sekolah karena ketampanannya dan sikap dinginnya. Kami berdua sangat cocok, dia orang yang tidak bisa menunjukkan sikap romantis nya di depan umum, dia orang yang sedikit cuek, dan memang tak bisa menunjukkan perhatian nya kepada ku, tapi aku tau di setia dan menyayangi ku, dan dia pun percaya pada ku, kami tidak pernah bertengkar karena masalah sepele atau kecemburuan yang tak jelas. Dan kami selalu terbuka satu sama lain, dia sedang bersama siapa atau sedang apa kami selalu memberikan kabar.
"yang, aku mau nanya hal penting?" ucap ku
"iyaa, tanya aja" balas nya
"hubungan kita yang jarak jauh begini , akan berakhir dimana yang?" tanya ku serius
"ke pelaminan lah, kamu itu satu satunya perempuan yang akan aku nikahi, dan orang tua ku sudah tau itu," ucap nya dan aku tahu dia serius, "tapi kapan yang?" , tanya ku lagi, "setelah kamu lulus kuliah, saat itu aku sudah mapan, dan memegang hak penuh perusahaan papa ku, sebagai anak tunggal saat itu aku sudah memenuhi kewajiban ku sebagai anak, dan kamu sudah menyelesaikan kuliah mu, aku akan datang mendampingi wisuda mu dan melamar mu" ucap nya, mendengar ucapan nya, tanpa terasa air mataku menetes, tapi aku harus jujur padanya. "tapi mungkin saat itu aku sudah menikah dengan orang lain yang" ucap ku menahan suara tangisan ku. "maksudnya apa yang?" tanya nya yang aku merasakan ada kemarahan. "aku di jodohkan oleh orang tua ku," ucap ku lirih, "tapi mereka tau kan kita pacaran" balas nya "iyaa, dan mereka tau saat ini kamu di luar kota" balas ku. "aku akan menikah awal bulan depan, tanggal nya akan aku kirim lewat pesan, maaf, tapi kamu tau aku tak akan bisa melawan orang tua ku" lanjut ku lagi yang tak bisa menahan tangis ku, "kamu mengkhianati ku yang, aku berjuang buat kamu, dan aku ingin bertanggung jawab untuk semua nya, tapi kamu ngelakuin ini sama aku" ucap nya dan aku tahu dia sedang sangat marah saat ini "maaf," hanya itu yang bisa ku katakan. "aku tak akan menerima maaf mu seumur hidup ku" ucap nya dan mematikan telepon.