"Kita tak akan Bercerai" itu lah kata kata Farhan dan membuat Kirana kaget. "tidak kak, aku mohon jangan seperti ini," balas Kirana dan berdiri. "Kirana cukup , dan anak ini akan menjadi anak kita, anak pertama kita" ucap Farhan meyakinkan Kirana. "Kak, dengan kakak menyimpan rahasia ini aja sudah membuat ku berutang banyak pada mu, tidak kak, aku tak bisa hidup seperti ini" ucap Kirana. "alasan apa yang akan kamu berikan kepada keluarga kita , jika kita bercerai sekarang Kirana?" ucap Farhan dan menyadarkan Kirana semua memang sangat rumit. "Lalu kita harus seperti apa kak,, maaf kak, tapi aku jujur aku tak akan bisa melakukannya kewajiban ku sebagai istri ke kakak, dan aku tak akan membiarkan kakak juga menyentuh ku, maaf kak" ucap Kirana jujur. "dengar, kita sudah seperti ini, jika bercerai sekarang maka mama dan papa ku juga akan membenci dan menganggap ku gagal dan parah nya kamu tahu kan kalau papa sekarang sedang sakit , jantung nya bisa dropp kalau dengar kabar buruk" jelas Farhan. Mereka diam dan kamar itu dan menjadi sangat hening untuk beberapa saat.
"baik lah, begini saja, kita tunggu hingga anak ini lahir, baru kita bicarakan tentang perceraian sesuai keinginan mu". ucap Farhan akhirnya. dan dengan cepat Kirana mengangguk dan menyetujui nya.
----_----
Keesokan pagi nya Kirana dan Farhan kembali ke rumah orang tua Kirana. "lohh kok sudah pulang, bukannya kalian akan berada disana 3 hari ya" tanya ibu Kirana bingung. "ehemmm, begini Bu, kebetulan saya harus segera masuk kantor, jadi kami harus siap2 buat pindah kerumah kami, dan bulan madu bisa kami lanjutkan dirumah kami kan" ucap Farhan dan merangkul Kirana. "heheh, iyaa terserah kalian lah, jadi kapan kalian akan pindah,?" tanya ibu Kirana, "hari ini juga Bu" sahut Kirana. "hahhh, yang benar aja Kii?" sahut ibu nya kaget, "iyaa bu, Kirana kan harus bersih bersih juga, jadi lebih cepat lebih baik dan juga agar Kirana cepat mandirinya Bu dan belajar menjadi seorang istri." jawab nya. "yaa terserah kalian lah" ucap ibu nya pasrah.
Kirana dan Farhan pun membereskan pakaian mereka dan memasukkan nya kedalam koper.
Kirana pamit kepada kedua orang tuanya dan meninggalkan rumah nya menuju rumah Farhan.
------_-----
Sesampainya di rumah itu Farhan menelpon toko furniture dan memesan barang barang untuk mengisi rumah itu. "walaupun kita sepakat bahwa kita hanya akan satu rumah dan tidak boleh berhubungan intim, kamu tetap lah istri ku, jadi kita tetap akan satu kamar, lagian bagaimana jika keluarga berkunjung dan melihat kita pisah kamar, itu akan lebih membuat masalah semakin rumit" ucap Farhan bijak. "terima kasih banyak kak sudah membantu ku, dan maaf harus bersikap begini ke kakak, tapi aku ngelakuin ini,,," ucapan Kirana yang belum selesai dihentikan Farhan "cukup, jangan merasa bersalah lagi, aku tidak akan pernah menyentuh mu aku janji, kecuali kau yang datang pada ku dan semoga seiring berjalannya waktu aku bisa membuat mu mencintai ku" ucap Farhan tulus dan membuat Kirana mundur satu langkah 'ya Tuhan kenapa dia bisa seberuntung ini mendapat kan suami seperti Farhan, tapi kenapa juga dia bisa sebodoh ini tak bisa mencintai Farhan' itu lah isi hati Kirana. "Kau tunggu disini yaa karena orang furniture akan datang membawakan perabotan rumah kita, aku akan keluar beli makan." Ucap Farhan lagi. Kirana pun mengangguk paham.