Sebuah mobil Alphard Putih berhenti tepat di depan pintu utama perusahaan, Divisi Humas, HRD dan beberapa staff lainnya Sudah bersiap untuk menyambut C.E.O baru perusahaan mereka. Pintu pun terbuka dan keluar lah yang di tunggu tunggu Pria tinggi dengan Mengenakan Jas hitam elagan, dasi garis hitam dipadukan dengan Kemeja Putih , sepatu fantofel hitam mengkilap, jam tangan silver Penampilan yang sempurna. Wajahnya tentu lah sempurna. Seluruh staff perusahaan pun tak henti hentinya memandangi dengan takjub bos baru mereka "Perfect" ucap seorang karyawan wanita "hot banget" sahut lainnya. "tapi nggak ada senyum nya" , "itu namanya cool" yaa seperti itu lah omongan omongan yang keluar tentang bos baru mereka. "udah nggak kelihatan juga masih aja dipandangi" tegur Kepala HRD ke kerumunan Wanita wanita itu. "udah sana balik kerja, jangan sampai dia ke divisi kalian terus ada yang nggak beres kalian bisa dipecat, dia terkenal dengan julukan Mr. Perfect" ancam Kepala HRD. Namun itu lah kenyataan nya.
~~~~~~~~_~~~~~~~
Lidya sedang makan siang bersama Kirana di kafetaria kantor.
"mba, tadi nggak ikut sihh?" "aduhh mba, meleleh deh rasanya lihat dia," cerita Lidya tak bisa menahan perasaan nya. Kirana pun hanya tersenyum geleng geleng kepala melihat sekretaris nya itu seolah tak pernah melihat cowok ganteng aja. Lidya yang melihat senyum merekah Kirana karena ceritanya sontak berhenti bercerita dan melihat atasannya itu dengan penuh kekaguman. "mbaa, seriusan aku yang baru perhatiin atau emang baru pertama kali nya mba ngeluarin senyuman mba ini," ucap Lidya ambigu, Sontak Kirana menarik senyum nya dan menaikkan satu alisnya bingung dengan ucapan Lidya "kamu ngomong apa sihh, kamu masih terbayang bayang cowok impian satu kantor itu?" ucap Kirana ketus. "yaa ampunn mbaa, maksud aku itu mba kalau senyum kaya tadi pangeran Langit pun bakalan berlutut sama mba" ucap Lidya jujur. " apaan sihh Lidya, ngomong nya nggak jelas" ucap Kirana seraya kembali tersenyum. "senyum gitu donk mba tiap hari, pasti cowok cowok bakalan nggak berkutik deh tiap mba lewat" goda Lidya lagi. Dasar nya Kirana bukanlah orang yang angkuh, Lidya tahu itu tapi ntah apa yang sudah di alami Kirana sehingga membuat nya menjadi orang yang dingin dan menutup diri dari Dunia luar terutama seorang pria tapi satu hal yang Lidya tahu Kirana menjanda di usia masih 19 tahun tentu itu membawa trauma bagi Kirana, itu lah yang dicerna oleh Lidya.
Tanpa mereka sadari Rombongan Bos besar ada di kafetaria itu dan hampir semua orang mengahampiri dan memberi hormat ke bos mereka itu namun Kirana dan Lidya yang asyik ngobrol tak menyadari itu, dan tatapan tajam Bos besar itu jatuh ke Kirana, wanita berhijab Tosca dengan senyum yang manis dan wajah yang bersinar. "siapa mereka" suara bariton itu pun akhirnya keluar juga, staff HRD yang berdiri tepat disamping bos nya itu pun mengikuti arah pandangan bos nya. "ohh Mereka,, Nona Kirana Manager Promotion dan Lidya sektretaris nya" mendengar itu ntah kenapa sebuah senyum terbentuk dibibir Bos besar itu namun hanya sekilas dan tak ada yang mengetahui nya sama sekali.