webnovel

Kisah Kasih Di Kehidupan Kedua : Kenapa Kau Begitu Dekat, Paman?

Adolescente
Terminado · 264.6K Visitas
  • 420 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • NO.181
    APOYOS
Resumen

Apa kamu pernah membayangkan, apakah ada kehidupan setelah kematian? Gisella bisa menjawab pertanyaan itu. Setelah terbunuh saat menjalankan misi rahasia, arwahnya tidak naik ke surga atau jatuh ke neraka - tapi justru kembali ke dunia fana! Gisella hidup kembali dalam tubuh seorang gadis SMA yang terbully! Gadis SMA bernama Luna itu seharusnya sudah tewas tenggelam di danau sekolahnya. Tapi sekarang Gisella yang bangkit dari kematian. Gisella berpikir secara sederhana, dia memang harus menjalankan hidupnya sebagai seorang Luna dengan baik tanpa membuat orang disekitarnya curiga... Tapi nyatanya ketika semua orang disekitarnya menyadari perubahan besar pada Luna, Ia dihadapkan dengan sebuah pilihan besar.... Apakah dia akan melanjutkan kisah cintanya dengan cowok populer dari sekolahnya? Atau, apakah dia justru akan menerima rayuan dari... PAMANNYA SENDIRI!? Gisella sudah mati konyol sekali, jadi kenapa kehidupan keduanya juga jadi sekonyol ini sih?!

Etiquetas
3 etiquetas
Chapter 1Terlahir Kembali

Luna menarik napasnya banyak-banyak, tangan dan kakinya terus dia gerakkan seirama dengan bunyi kecipak air danau. Sementara beberapa gadis terlihat berdebat di depannya.

Setelah berjuang untuk bertahan beberapa kali, Luna tenggelam ke dasar danau.

Hening, tidak ada tanda-tanda dari danau dalam beberapa saat.

Beberapa gadis berseragam sekolah yang mendorongnya ke danau tadi ketakutan.

"Dia tidak akan mati, kan?" ujar seorang gadis sambil memegang tangannya yang gemetar saat menyaksikan air di danau menjadi sedikit lebih tenang pasca tenggelamnya Luna.

Seseorang balik balik berkata dengan nada mencibir, "Baiklah jika memang dia mati, jadi tidak ada yang akan mendekati Rangga lagi! Dia sudah terlalu percaya diri untuk mendekatinya seperti itu! Dasar jelek!"

Dia melihat temannya dan melanjutkan, "Dia tersandung dan jatuh sendiri. Kalian mengerti?"

Beberapa gadis mengangguk panik. Jika mereka tidak menurutinya, maka tamatlah riwayat mereka.

"Hmm …"

Sebelum gadis itu dapat berbicara lagi, dia mendengar bunyi kecipak air dan menoleh. Sialan! Jalang itu masih hidup ternyata!

Terlihat sosok yang tak asing baginya.

Luna berenang kembali ke sisi mereka.

Segera setelah sampai di hadapan mereka, gadis-gadis itu memandangnya dengan tatapan tajam.

"Ternyata kau bisa berenang juga" ujar seorang gadis kemudian memegang tangannya kuat. "Luna, aku peringatkan kau! Jangan mengganggu Rangga lagi, kalau tidak aku akan membuatmu merasakan yang lebih dari sekedar tenggelam di danau, mengerti?!"

"Brengsek!"

Gisella melepaskan tangannya dengan kasar.

"Kau! Dasar jalang brengsek!"

Saat gadis itu akan menamparnya , Gisella menahan lengan gadis itu dengan kuat.

Dengan satu dorongan, gadis itu menjerit, dan terlempar ke dalam danau dalam sekejap.

"T-tidak!"

"Tidak!!"

Gadis itu mencoba untuk bertahan dengan menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakinya dengan cepat.

Para gadis berteriak saat melihat salah satu temannya yang tercebur ke danau, kemudian bergegas mendekati sisi danau dengan wajah panik.

Sheila tiba-tiba berkata kepada teman-temannya, "Apa yang kalian lakukan itu? Cepat bereskan jalang brengsek itu!"

Mendengar itu mereka melihat Luna lagi, kemudian saat mereka akan mendorongnya kembali ke danau, satu persatu dari mereka berhasil Gisella ceburkan ke danau.

Byurr

Hanya tersisa satu gadis di sana dan melihatnya dengan wajah ketakutan.

Saat gadis itu akan pergi, dia segera meraih kerah bajunya.

Gisella dengan panik berkata, "Katakan padaku, siapa namaku?" Sedangkan yang ditanya tidak mengerti kenapa gadis itu bertanya namanya sendiri, kemudian dia hanya menjawab dengan suara pelan, "Luna."

Gisella menatapnya agak lama dan berkata "Bagus."

Setelah berbicara seperti itu, dia melepaskan pegangan di kerah bajunya.

__________

Gisella memandang dirinya sendiri melalui cermin di sampingnya.

Sebuah wajah penuh dengan riasan tebal, ala gothic, dan membuat wajahnya yang asli tidak lagi terlihat.

Itu terlihat mengerikan, batinnya.

Rambutnya juga berantakan dan juga basah. Mirip seperti rambutnya dulu, namun rambut ini lebih panjang.

Gadis itu tertegun. Dia sudah mati, kan?

Saat ini dia masih belum yakin jika seorang gadis yang dia lihat di cermin adalah dirinya sendiri. Kemudian, tiba-tiba mengangkat pergelangan tangannya, dan melihat gelang perak yang asing baginya.

Tangan itu putih dan kulitnya halus. Tidak ada tanda lahir kupu-kupu yang dia miliki sebelumnya.

Dia menggaruk rambutnya dan cemberut.

Jadi, dia sudah mati?

Apakah jiwanya terlahir kembali dalam tubuh orang lain, tubuh gadis ini? batinnya bertanya-tanya.

Gisella kemudian menatap pakaian mewah warna-warni yang dikenakannya, kemudian menyeringai geli.

Hah! Seleranya rendahan sekali!

Tapi kenapa dia tidak memiliki ingatan tentang pemilik tubuh ini?

Bagaimana dia akan mulai hidup selanjutnya?

Kemudian sebuah pemikiran terlintas. Gisella meraba-raba tubuhnya untuk mencari ponsel, namun yang dia temukan malah sebuah ponsel yang sudah mati.

Dengan menggerutu, dia pergi ke arah gerbang sekolah dan keluar dari sana.

Seorang pria paruh baya berjalan ke arahnya, dan terlihat sedang menelepon seseorang.

"Baik, Tuan. Saya akan menunggu, Nona Muda."

Ketika pria paruh baya itu berdiri tepat di depannya, ekspresinya berubah menjadi ekspresi cemas. Dia berkata dengan marah padanya, "Nona, kenapa Anda basah kuyup begini? Apa ada yang mengganggumu di sekolah?"

Gisella menunduk untuk menenangkan dirinya. Hanya ada sedikit orang di dunia ini yang bisa menggertaknya seperti itu.

Dia tidak ingin mengatakan bahwa dirinya bukanlah 'Si Nona Muda' karena 'Nona Muda' itu sudah mati tenggelam di dasar danau.

Mulai sekarang pemilik tubuh ini adalah dirinya, Gisella.

Tidak ada yang boleh menggertaknya seperti ini!

Lalu dengan lemah dia berkata, "Ponselku jatuh ke danau, dan aku pergi untuk mengambilnya kembali. Namun, ternyata sudah rusak."

Dia mengeluarkan ponselnya yang basah dan menunjukkannya ke pria itu.

Hilman menghela napas lega ketika mendengar kata-kata itu, dan mengambil ponsel itu dari tangannya. "Nona, sebaiknya kita pulang dulu dan Anda harus segera berganti pakaian. Jika tidak, bisa masuk angin. Saya akan meminta seseorang untuk memperbaiki ponsel Anda."

Kemudian pria itu berjalan ke arah mobil yang terparkir di pinggir jalan. Gisella mengikutinya.

Saat mereka sampai, Gisella dengan segera membuka pintu mobilnya.

Setelah Gisella duduk, dia berbicara dengan pria itu sepanjang perjalanan mereka dan bertanya tentang gadis pemilik tubuh aslinya. Ternyata gadis ini, pemilik tubuhnya, tinggal bersama pamannya.

Dan baru kemarin, gadis ini bertengkar hebat karena pergi ke club, dan keduanya sedang dalam perang dingin.

Setelah beberapa saat, mereka sampai di sebuah rumah yang besar dan tampak mewah.

Begitu Gisella masuk rumah itu, dia melihat seseorang berdiri di samping sofa di ruang tamu.

Pria itu mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan celana panjang hitam. Bahunya lebar dengan tubuh agak kurus. Rambutnya pendek tersisir rapi. Tingginya mungkin sekitar 180-an sentimeter.

Pria itu berdiri membelakangi dirinya.

Gisella berpikir, mungkin pria yang berdiri di depannya adalah 'Si Paman'.

Untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat, langkah pertama adalah membangun hubungan yang baik! batin Gisella

Dia harus bisa terlihat ramah dan tidak ingin dicurigai.

Kemudian gadis itu tersenyum, melambaikan tangannya, dan berseru dengan antusias, "Halo, Paman!"

Hilman yang berada di belakang Gisella hampir jatuh saat mendengarnya berseru begitu.

Sedangkan, Aldo berbalik ketika dia mendengar suara itu, dan melihat sebuah ... wajah yang sulit untuk dijelaskan.

Gisella bahkan tidak merasakan Aldo yang memandangnya dengan wajah ngeri, dan gadis itu terkejut.

Pria itu tampan dengan kulitnya yang putih, kedua matanya yang agak sipit, dan itu membuatnya terlihat mempesona.

Gisella berpikir, bahwa pria ini cukup tampan.

Pria itu melihatnya agak lama, kemudian berkata, "Ini keponakan yang biasa kau bicarakan padaku, Galang?" namun tidak terlihat jika pria itu sedang berbicara padanya, namun kepada seseorang yang berada di belakangnya.

Hah? Apa maksudnya? batinnya.

Gisella bingung, dan berbalik untuk melihat arah pandangan pria tadi. Gadis itu kemudian melihat seorang pria tampan berjalan menuruni tangga dengan kedua tangan di saku celananya. Sosok tinggi tegap itu dengan gerakan elegan menuruni tangga.

Gisella terpaku menatap pria di depannya dengan tidak percaya, dan untuk sesaat dia terkejut.

Bukan hanya karena wajahnya yang bisa dibilang mendekati sempurna, dengan alisnya yang rapi dan lumayan tebal, dan kedua matanya yang mempesona itu! Lebih karena, Gisella mengenali pria itu!

Dan dia adalah orang yang tidak akan pernah Gisella lupakan seumur hidupnya!

Galang memandang gadis di depannya yang terlihat berantakan. Makeup tebal itu terlihat agak luntur dan juga tubuhnya yang basah kuyup.

Pria itu memegang kepalanya dan mengerutkan keningnya. Gisella berpikir bahwa situasi di antara mereka sudah sering terjadi.

"Bagaimana bisa kau seperti ini?" tanya pria itu dengan nada kesal. Wajah tampan itu memandangnya dengan kedua matanya yang menyipit.

También te puede interesar

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Adolescente
4.9
425 Chs

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · Adolescente
4.9
368 Chs
Tabla de contenidos
Volumen 1