Siapakah Wisnu itu sendiri? Dia adalah preman terkenal di Jakarta!
Rumor mengatakan bahwa yang suka bermain-main dengan wanita itu, memperlakukan semua wanitanya dengan kejam dan tidak ada wanita yang dikirim untuk memuaskannya terlihat kembali.
Bahkan jika seorang wanita dapat kekejamannya di tempat tidur, masih ada bawahannya yang siap menikmati dan menghajar si wanita.
Anya berpikir jika karena Galang-lah dia menghadapi hal ini!
Awalnya, gadis itu berpikir, jika dirinya bertemu dengan seorang pria yang kaya, pria itu dapat membantunya membalaskan dendam. Tapi, saat mengetahui klein pertamanya adalah Wisnu, Anya menjadi takut. Bisa-bisa dirinya tidak jadi membalaskan dendamnya, malah berakhir mati di tangan pria kejam itu.
Wisnu tidak akan membantunya, malah akan membunuhnya!
Saat dirinya menjalani kehidupan yang lebih buruk dari kematian, kenapa Luna dapat hidung dengan enak dan tenang! batinnya marah.
Jadi, dia ingin melihat seperti apa reaksi Galang ketika dia mengetahui Luna disiksa oleh Wisnu dan anak buahnya!
Entah sudah berapa memikirkannya, tubuh atasnya sudah dibuat telanjang. Baju dan dalamannya sudah dilepas Wisnu, hingga memperlihatkan dada telanjangnya.
Anya yang sadar, menjadi panik, dan segera mengulurkan tangannya untuk meraih pergelangan tangan Wisnu, dan berkata sambil tersenyum, "Tuan Wisnu, jangan terlalu cemas. Tunggulah sebentar lagi. Dia pasti datang."
Wisnu menyipitkan matanya dan menamparnya di pipi dengan keras.
Tubuh Anya dengan keras menghantam sofa, dan dia kembali dipukuli pria itu.
"Kau menyuruhku untuk bersabar?! Jangan pikir aku tidak tahu apa yang kau pikirkan? Apa kau pikir aku akan melepasmu saat temanmu sudah ada di sini?! Dan sampai kapan kau akan menyuruhku bersabar, hah?! Kau tidak melihat anak buahku yang juga menunggu?!" ujarnya dengan marah sambil terus memukuli Anya.
Mendengar itu, semua anak buahnya yang juga berada di ruang VIP itu, tersenyum mesum.
Pandangan mereka tertuju pada tubuh telanjang Anya yang dipenuhi dengan lebam.
Anya dipukuli hingga lemas, dan kemudian ketika dia mendengar kata-kata Wisnu tadi, dia menjadi putus asa saat tahu dirinya tidak akan dilepas begitu saja oleh Wisnu.
Dia tidak berani menghentikannya lagi dan hanya mencengkram pinggiran sofa, saat Wisnu dengan cepat melepas roknya.
Gadis itu memejamkan kedua matanya dan merasakan kebencian yang sangat pada Luna dan Galang.
Tepat ketika Wisnu hendak melepaskan celananya, pintu didobrak dengan keras.
Anya membuka kedua matanya dan terkejut saat melihat Luna berada di depan pintu.
"Luna, akhirnya kau di sini!" teriaknya agak keras yang membuat Wisnu menoleh.
______
Sedangkan, Hilman yang sedari tadi bimbang, akhirnya menelepon Galang dan tidak memedulikan permintaan Luna untuk tidak memberitahu tuannya.
Sedangkan, Galang yang berada di ruangan VIP 501, saat melihat Hilman meneleponnya, dirinya segera mengangkat teleponnya.
Dia dapat mendengar suara cemas Hilman saat mengatakan, "T-tuan! Nona Luna … Nona pergi ke Paradise Club!"
Galang mengerutkan keningnya dan berkata, "Ya."
Aldo yang duduk di samping pria itu, dan menyadari perubahan ekspresi Galang, bertanya, "Ada apa?"
Galang mengabaikannya, tapi memandang Edgar yang yang duduk di seberangnya dan berkata, "Blokir semua pintu masuk Paradise Club. Tidak ada yang boleh keluar dari sini! Dan periksa CCTV dalam satu jam terakhir."
Edgar menganggukkan kepalanya dan segera menyuruh bawahannya yang lain untuk melaksanakan tugas Galang.
Galang bangkir dari duduknya dan kembali berkata pada Hilman, "Hilman, apa kau tahu Luna akan bertemu dengan siapa di Paradise Club?"
Hilman mengerutkan keningnya dan menjawab, "Saya tidak tahu, Tuan."
"Sialan!" Galang mengumpat.
A;do yang melihat wajah tegang Galang, berkata padanya dengan nada merendahkan, "Ayolah, keponakan kecilmu itu kan sering datang ke sini. Bukankah jika dia datang kesini itu hal wajar? Kenapa kau panik begitu? Santailah sedikit, kawan."
Galang menghiraukan Aldo.
Mereka tidak tahu dengan Galang yang merasa sangat panik dan takut saat ini.
Dirinya sangat takut Luna kembali pada kebiasaannya dulu saat ini. Galang juga takut jika Luna kembali berubah.
Sudah berapa lama Luna tidak pergi ke sebuah Club?! Kenapa gadis itu tiba-tiba pergi kemari? batinnya panik.
Galang mengepalkan kedua tangannya.
Tidak lama kemudian, Edgar kembali ke ruangan 501 dan membawa sebuah laptop. Dia lalu menunjukkkan semua daftar tamu Paradise Club pada Galang selama satu jam terakhir.
Setelah itu, menunjukkan Galang rekaman video CCTV seluruh ruangan yang ada di sana. Galang terkejut dan marah.
Saat melihat situasi di ruang VIP 408, Galang tiba-tiba bangkit berdiri, berjalan keluar dengan tenang dari ruangan itu, dan kembali menelepon seseorang.
Sedangkan di ruangan 408, nya berteriak lagi dan membuat semua menoleh ke arah Luna yang berdiri dengan tenang di depan mereka.
Wisnu menyeringai saat melihat Luna. Dia menatapnya dengan mata mesumnya dan sesekali menjilat bibirnya.
"Oke." Wisnu menunduk dan menatap Anya di bawahnya denganwajah puas, dan menepuk pipinya. "Kau benar. Kau tidak mengecewakanku! Dia memang sangat cantik dan seksi seperti katamu padaku tadi!"
Setelah berbicara seperti itu, dia menarik Anya dan melemparkannya dengan keras ke lantai, dimana para anak buahnya berdiri.
Luna berjalan pelan mendekati meja dan mengerutkan keningnya.
Dia tidak bodoh dan tahu siapa pria di depannya itu.
Saat melihatnya yang memperlakukan Anya dengan kasar, Luna sangat marah padanya.
Walaupun dia tidak menyukai Anya, Luna tidak akan membiarkan gadis itu diperlakukan dengan kasar karena dia paling membenci pria yang berbuat kasar dan memaksa wanita.
Tapi, saat mendengar perktaan pria itu, Luna menjadi sangat kesal pada Anya.
Sedangkan, Wisnu dengan segera menutup pintu di belakang Luna. Kemudian, dia mengelus pelan pipi Luna, tersenyum menyeringai, dan berkata, "Gadis cantik, kau tahu? Teman baikmu itu menjualmu kepadaku, agar aku tidak membunuhnya."
Wisnu menjauhkan tangannya, memandang tubuh Luna dari atas ke bawah, tidak tergesa-gesa ntuk segera menikmati tubuhnya. Dia ingin menggoda gadis itu dulu sebelum menikmatinya.
Luna yang terejut, segera menoleh ke arah Anya dan berkata, "Jelaskan padaku! Apa maksudnya ini, Anya?!"
Anya juga terkejut saat Wisnu memberitahu niatnya pada Luna dan dia tidak berkata apa-apa padanya.
Sedangkan, Luna yang melihat Anya diam saja, menjadi sangat marah.
Anya juga sudah berpikir, jika Luna sudah berurusan dengan Wisnu, pasti gadis itu akan dibuat sengsara olehnya. Jadi dia menyeringai dan berkata dengan marah, "Luna, jangan salahkan aku yang berbuat ini padamu! Tapi salahkan pamanmu itu! Dia yang membuatku seperti ini! Hahahahahaha, bukankah kau pernah mengatakan jika aku seperti saudara bagimu?! Tapi kenapa kau berbuat seperti ini padaku!"
Ekspresi Luna menjadi kaku. "Jadi, ini tidak ada hubungannya denganku kalau begitu. Aku sudah tidak mau berurusan lagi denganmu, Anya."
Setelah mengatakannya, Anya berbalik dan berjalan ke arah pintu.
Sedangkan, Wisnu terkekeh saat mendengar pertkaan Anya.
Dari awal hingga akhir, dia dapat melihat ekspresinya yang tenang dan tidak panik, tapi sekarang gadis itu berkata tidak memiliki urusan dengannya? Hm, sangat menarik!
Sudah lama sejak dia bertemu wanita yang begitu menarik.
"Kau mau pergi begitu saja?" Setelah Wisnu selesai berbicara, dia bangkit dan meraih tangan Luna.
Saat Luna merasakan sentuhan di tangannya, dia segera berbalik dan menampar pipi WIsnu dengan keras.
Plakk
Wisnu melotot dan berkata dengan marah, "Dasar jalang! Berani-beraninya kau menamparku?!"