webnovel

Phantasy world

Ini bukan sekedar cerita fantasi biasa, bukan sekedar bertarung dan bukan pula sekedar cinta biasa. Stacey Robwansky adalah satu-satunya ras elf yang tersisa di planet yang bernama bumi ini. Wajahnya rupawan, kulitnya putih bersih. Ia memiliki hati lembut khas elf dan jiwa tanpa emosi. Suatu hari ia menemukan sebuah kotak berisi liontin yang dimana liontin itu membawanya pada dunia PHANTASY. Dunia dengan segala ras ada disana. Dia beruntung karena telah terhindar dari kejaran manusia dan sial karena dibayang-bayangi mara bahaya. Ia bertemu dengan Jason, serigala besar yang menjadi pengawalnya. Dikit demi sedikit, emosi Stacey mulai hadir kembali yang dibarengi konflik-konflik berat dalam hidupnya. Sanggupkah ia melawan mara bahaya tersebut? Akankan dia tetap bertahan atau tinggal di dunia tersebut? Apakah Stacey kan berada dalam kepribadian tanpa emosi atau sebaliknya? Bagaimana kisah Stacey dan Jason? Inilah kisah Stacey, sang gadis elf tanpa tujuan. •Revisi setelah tamat!!! :> ig : @ansalsaa_ Cerita asli hanya ada di akun @salsaoption

salsaoption · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
72 Chs

Arena Festival 3

Alexador mengambil air dari kedua telapak tangannya yang membentuk seperti mangkuk lalu meminumnya. Lega sudah Alexador, dahaganya sudah lepas dari dirinya ketika air yang diminum ya mengalir melewati kerongkongan menuju lambungnya.

"K-kenapa ada cahaya pucat dari bawah sana!!! Mungkin hanya makhluk air, mungkin saja." Alexador mencoba untuk tidak paranoid.

Air sejuk ini membuat gairah Alexador akan berendam meningkat tinggi. Tak tahan dengan cuaca panas khas gurun pasir, Alexador menceburkan dirinya tanpa pikir panjang dan tanpa busana sama sekali.

"Segar sekali!!!" Teriak Alexador, dia puas dengan kesejukan air danau ini.

Tiba-tiba, sesuatu yang berlendir dan licin memegang kedua pergelangan kaki Alexador.

'Bleb!'

Alexador terbawa ke dalam air danau itu dengan cepat, Alexador berusaha melepaskan cengkraman makhluk berlendir itu. Hasilnya nihil, ia berada didalam air dan makhluk itu licin untuk dipegang.

Alexador kehabisan oksigen didalam air lalu tak sadarkan diri. Saat terbangun ia sudah berada di bawah pohon besar yang dikelilingi oleh padang rumput hijau.

"Uhuk uhuk." Alexador terbatuk-batuk untuk mengeluarkan air yang tertelan.

"Ada apa ini?"

Saat ini kondisi Alexador adalah telanjang bulat tanpa sehelai kain pun, ia mencari-cari dedaunan atau apapun itu yang setidaknya bisa menutupi bagian vitalnya.

Akhirnya Alexador menemukan dedaunan yang ukurannya lumayan untuk menutupi bagian bawah Alexador.

'Wushhhhh'

Angin kencang menerpa permukaan Padang rumput itu, sesuatu tampak menyilaukan mata Alexador di tengah-tengah padang rumput itu. Tanpa ragu, Alexador melangkahkan kakinya menuju benda berkilau yang menyilaukan mata Alexador.

Diambilnya benda berkilau yang bentuknya persis seperti milik Stacey. Alexador mengambil benda berkilau tersebut.

"Apakah ini yang perlu kuambil untuk memenangkan lomba ini?" Alexador bertanya kepada dirinya sendiri.

Tak ada yang menjawab pertanyaannya karena hanya ia seorang diri di padang rumput yang sangat luas ini.

Alexador menyimpan benda itu lalu beranjak dari tempat tersebut dengan celana khas daun yang ia buat sendiri, dia berjalan dengan telanjang dada.

●●●

Erissa berada di sebuah Padang gandum bersama Jason yang menjelma menjadi lelaki tampan. Ceritanya cukup panjang mengenai pertemuan mereka, Erissa memasuki sebuah pintu dan terjatuh ke sebuah perosotan dan meluncur dengan cepat, perosotan itu mengarahkannya ke sebuah padang gandum. Sedangkan Jason, ia mulanya berada di suatu tempat yang dikelilingi es. Ia berlari mencari tempat hangat dan memasuki ruangan yang kebetulan menuju ke arah padang gandum tersebut.

Mereka berdua sedang mencari-cari pintu keluar, sesosok makhluk dengan gaya rambut yang aneh terlihat jelas dikedua mata Erissa dan Jason.

Saat wanita itu berbalik arahnya ke hadapan Erissa dan Jason, mereka berdua sontak memundurkan langkah mereka. Erissa mengulurkan tangannya ke depan, bersiaga tanpa menurunkan kewaspadaan nya. Jason pun sedang dalam keadaan siaga penuh waspada.

Wanita itu perlahan-lahan memajukan langkahnya ke depan menuju Jason dan Erissa. Semakin dekat wanita itu semakin terlihat siapa dirinya yang sebenarnya. Seorang wanita dengan ular sebagai rambutnya,

"M-Medusa?!!" Pekik Erissa tak percaya dengan apa yang dilihatnya, setelah itu Jason dan Erissa mencoba menghindari kontak mata dengan wanita yang bernama Medusa itu.

Medusa, salah satu dari ketiga Gorgon yang hidupnya tak abadi. Dia berparas cantik tetapi bagi siapapun yang menatap matanya akan berubah menjadi batu dalam sekejap.

'Bagaimana aku bisa mengalahkannya sedangkan aku tak bisa menatapnya?' Benak Erissa yang sedang berpikir serius, Jason dan Erissa benar-benar tak ada ide untuk mengalahkan Medusa. Jika mereka mendekat tanpa melihat, ular-ular sebagai rambutnya akan menyerang mereka sebagai bentuk pertahanan dan apabila mereka menatap mata Medusa, mereka akan menjadi batu.

Jason dan Erissa benar-benar mundur kebelakang, menjauhi wanita berbahaya yang ada dihadapan mereka. Erissa mencoba mengeluarkan sihir apinya sambil berjalan dan mewaspadai tiap gerakan yang dilakukan Medusa.

Erissa hanya berhasil menciptakan sebuah api yang berukuran sedang, ia tidak bisa mengeluarkan api besar karena tak bisa berkonsentrasi.

Jason mencoba mengeluarkan sihirnya yang lumayan kuat, ia mengeluarkan gumpalan asap berwarna hitam yang dipadatkan, Jason menyerang Medusa bersamaan dengan sihir apinya Erissa.

Mereka berpikir bahwa Medusa sudah dikalahkan, tetapi yang dikalahkan hanyalah bayangan Medusa saja.

"Aku takkan menyerang kalian, ambilah bola hitam pekat ini. Tapi kuberi satu petunjuk." Kata Medusa dari belakang tubuh Jason dan Erissa.

"Kekuatan besar sedang mencampuri urusan dunia yang tak seharusnya mereka urusi, tujuan mereka melenceng karena hadirnya benih kecil yang berpotensi. Bersiaplah untuk skenario yang terburuk, mereka bukan sekedar mereka." Tambah Medusa sebelum akhirnya pergi bersamaan dengan hembusan angin yang kuat.

Erissa dan Jason melemahkan sihir mereka, lalu berbalik kebelakang setelah Medusa menambahkan kalimat terakhirnya. Jason mengambil bola hitam pekat itu, Erissa berdiri lemas sembari memegangi lututnya yang bergetar hebat.

"K-kenapa? Ada apa sebenarnya? Siapa yang dimaksud nya? Apa-apaan skenario terburuk?!" Pikiran Erissa dipenuhi pertanyaan yang dikatakan oleh Medusa.

"Aku juga tak tau, mengapa dia tak menyerang kita?" Jason menjawab pertanyaaan Erissa dengan pertanyaan.

Keduanya berjalan mencari jalan keluar sembari membawa bola hitam pekat, beberapa kilometer sudah mereka tempuh dalam diam.

Akhirnya mereka menemukan pintu, mungkin pintu untuk keluar dari padang gandum yang luas ini.

Erissa membuka pintu tersebut dan yang dilihatnya adalah sesuatu yang dia inginkan dari tadi, Erissa melihat Stacey sedang duduk di kursi ruang istirahat para peserta lomba.

"Stacey!"

Up!!!

Apa kabar semuanya? Moga sehat terus ya!

Apakah kalian sudah menambahkan cerita ini ke koleksi kalian? kalau belum segera tambahkan ya! :3

Kalau bisa klik tombol mengundi dan berikan hadiah kepada saya sebagai apresiasi kalian terhadap cerita saya:D saya tidak memaksa kok :'>

Jangan lupa berikan kritik dan saran ya! Karena itu sangat berharga bagi saya!;:) kritik sarannya ditunggu ya!!

Jaga kesehatan ya teman-teman! :3

salsaoptioncreators' thoughts