webnovel

MENGUAK IDENTITAS NAERA ROSE

William menundukkan wajahnya serta memundurkan langkahnya. Penuh ketenangan ia melepaskan Naera Rose yang senantiasa mencekal bahunya.

"Naera. Kau memiliki orang tua, bukan? Bagaimana kau dapat membiarkan orang tuamu terus-terusan bersedih karena anaknya dikhianati oleh pasangan? Dan, aku tak ingin hal itu terjadi pada mereka,"

Hanya ada satu kata yang sekarang bertengger di benak Naera, bahwa William adalah sosok pria "penyayang!"

Diam-diam dia mementingkan perasaan Ditcho dan Meera, meskipun hanya memberinya sebuah jawaban abu-abu. William tidak berterus terang dari mana ia pungut wanita berparas oval itu dan bagaimana hubungan mereka sesungguhnya.

"Lalu, sampai kapan kau akan menutupi dari orang tuamu? Tidakkah kau mengira jika kita mustahil menikah seperti yang kau katakan?"

"Naera. Bisakah kau diam saja? Tidak usah menyesaki isi kepalaku,"

"Bagaimana aku bisa membisu, sementara kau melibatkanku pada orang tuamu?"

"Semua hanya sementara!"

"Tapi kau tak ingin melukai hati mereka dengan berkata jujur,"

William tertegun. Perkataan Naera cukup menyadarkannya, bahwa dia telah mempermainkan orang tuanya sendiri. Dia memang tidak mengatakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih, tapi William telah memberi jawaban yang membuat Ditcho dan Meera salah paham dan berakhir dengan menaruh harapan.

"Rasakan sendiri akibat perbuatanmu itu! Lebih baik aku pergi dari sini,"

Naera kesal sampai dia tak ingin melihat wajah William dan terlibat dalam masalahnya lagi. Kini, dirinya memutuskan untuk mengambil koper di kamar atas, kemudian cabut dari rumah itu.

Melihat Naera yang berusaha keluar dengan tenang, dua orang suruhan William sontak mencegah wanita itu dengan menahan tangannya serta barang-barangnya.

"Bos! Gadis bodoh ini hendak lari dari rumahmu. Tampaknya dia tidak memiliki beban sedikit pun," adu lelaki berkepala botak.

William dengan posisi membelakangi mereka berkata lantang, "Biarkan saja wanita tidak tahu terimakasih itu pergi!"

Pandangan orang suruhannya itu seketika gelap. Apa yang telah dilakukan oleh William? Kemarin dia begitu sibuk meminta agar mereka melakukan penjagaan ketat untuk Naera. Kini, William dengan mudah melepaskannya.

Tapi mereka tidak berani bertanya lebih. Cukup patuh terhadap perintah William, lalu melepaskan Naera Rose.

Gegas William berputar haluan setelah derap langkah Naera tak lagi terdengar. Dia mencekal kerah jas pria berkepala botak tadi.

"Kutugaskan kalian berdua untuk menguak identitas Naera Rose. Jika gagal, maka kuburanlah tempat kalian!"

William kehabisan akal untuk menghadapi Ditcho dan Meera. Sampai-sampai dia tidak mood untuk mengeksekusi Naera seperti rencana awalnya. Namun bukan William Morgan jika tak mendapatkan apa yang ia mau. William bertekad untuk memilki wanita itu dengan cara yang lebih licik.

Dia yakin kali ini pasti berhasil!

***

Naera Rose begitu mengkhawatirkan keadaan Ayahnya apabila lelaki itu sakit dan dia tidak ada di rumah. Akan tetapi apa boleh buat, keluarga Adam telah memutuskan tali persaudaraan dengannya. Anehnya, sehari setelah kepergian Naera Rose dari rumah mereka, penyakit Adam malah kambuh sehingga ia terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Sejak setahun lalu Adam mengidap penyakit ginjal dan berulang kali harus cuci darah.

Dan, disinilah Adam serta Niola sekarang. Keduanya bermukim di ruangan serba putih yang mengeluarkan bau obat-obatan. Niola bertumpang dagu di tepi brankar pasien. Memerhatikan wajah Adam yang memucat bak mayat hidup.

"Bagaimana, Suamiku? Apa kau memiliki solusi?" tanya Niola dengan tatapan lesu.

Saat ini sepasang suami istri itu sedang memikirkan bagaimana caranya melunasi biaya rumah sakit. Adam tidak bisa melakukan cuci darah, karena belum membayar pada pihak yang bersangkutan. Mereka hanya bisa meratapi nasib, sementara biaya opname semakin hari kian membengkak.

"Tak akan ada orang yang sudah mengulurkan tangan apabila kita sedang kesusahan. Bukankah hakikatnya manusia memang seperti itu?" jawab Adam menaruh pengertian pada istrinya. Lebih tepatnya Adam memberikan kode bahwa ia tidak memiliki solusi.

"Oh, Suamiku. Malang sekali nasibmu. Biasanya selalu ada Naera Rose untuk membayar rumah sakit,"

"Apa yang harus kita sesalkan dari anak pembohong itu? Biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri,"

Jika sudah begini, maka Niola akan menjadi orang pertama kali yang merasa menyesal karena sudah merencanakan pengusiran anak tirinya tersebut. Andai Naera masih berada di sisi mereka, pasti ia tak akan berkecil hati menyaksikan kondisi Adam yang semakin memburuk.

***

Naera berhasil menemukan rumah yang cocok dengannya. Meskipun hanya sebuah bangunan sewaan, setidaknya ia sudah memiliki lapak untuk berlindung dari panas dan hujan. Sore ini Naera membenahi tatatan kebun bunga yang rusak akibat terserang angin sepekan lalu. Akan tetapi tiba-tiba saja sebuah klakson mobil mengundang keterkejutannya hingga ia melompat di tempat.

Seorang pria dengan pakaian santai turun dari benda bewarna hitam itu. Ia tampak tak berekspresi ketika menemukan Naera di rumah barunya.

"Kau… Kenapa bisa ada di sini?" Naera tak habis pikir dengan apa yang ia lihat.

Padahal Naera memilih tempat yang cukup jauh dari rumah orang-orang yang mengenalnya, tapi kenapa William Morgan justru mampu menemukannya?

"Tak seorang pun bisa lari dari pengawasanku,"

William mendekati Naera penuh kesombongan. Wanita itu tampak lebih natural dan lugu dengan dress selutut serta rambut yang dicepol ke belakang.

"Naera Rose. Seorang wanita malam yang kehilangan Ibunya beberapa tahun silam, kemudian Ayahnya, Adam, menikah lagi dengan perempuan bernama Niola. Sayangnya Naera tidak menyukai ibu sambungnya itu. Karena, Niola kerap melakukan berbagai cara agar Naera bisa terusir dari kediaman mereka," ucap William dengan tangan yang terlipat di dada.

Naera pikir rahasia rumah tangganya tak akan tercium oleh siapapun. Nyatanya, William membongkar rahasia itu di depan Naera sendiri.

"William, kau menyelidikiku?"

Naera telah melakukan sebuah kesalahan besar. Dia sengaja menceburkan dirinya ke dalam perangkap singa liar. Naera pikir pertemuannya dengan William kemarin adalah untuk yang terakhir kali.

"Hahaha. Kau terlalu naif jika menganggapku akan melepaskanmu, Naera!"

Dua orang suruhan William berhasil menguak identitas Naera Rose dengan cepat dan tepat. Kini, William mengetahui bagaimana kehidupan gadis itu dari semasa kecilnya hingga sekarang. Bahkan, William juga memegang seebuah kabar yang tidak diketahui oleh Naera.

"Katakan saja apa maumu, William Morgan!" Naera masih dengan sikap sok kerasnya itu.

"Aku ingin melakukan tawar menawar padamu. Ayahmu, Adam, saat ini tengah terbaring lemah di rumah sakit akibat panyakit ginjal yang ia derita. Adam tidak memiliki uang untuk biaya cuci darahnya. Niola istri tuanya itu juga tak mampu mencari jalan keluar. Siapa lagi yang bisa menolongnya kalau bukan kau?" William perlahan-lahan memberi pengertian pada Naera.

"Sementara Adam tak akan sudi menerima uang harammu itu. Maka, jalan satu-satunya adalah katakan pada mereka bahwa kau memeroleh uang dari calon suamimu, yakni aku! Tidak usah khawatir, karena aku juga tidak sudi menikahi perempuan bodoh seperti dirimu secara sungguhan, Naera. Kau cukup memberikan tubuhmu untukku, lalu kau bebas membawaku di hadapan orang tuamu. Ah, aku juga akan membelamu nanti. Bahkan, jika Adam masih kekurangan biaya pengobatannya, silahkan ambil 10% dari saham perusahaanku sebagai jalan keluarnya," sambungnya, kemudian mendenguskan napas panjang.

"Ayahku sedang sakit? Jangan pernah bercanda soal orang tua, William!"

Semua yang diucapkan William spontan membuat jantung Naera berpacu lebih kencang. Dia tak hanya membuat pikiran Naera kacau, tapi lebih dari itu. Naera jadi ingin memastikan keadan Ayahnya detik itu juga.

***

Bersambung