webnovel

HAI, MENANTU!

Tentu saja Ditcho dan Meera ingin memastikan perkataan Giselle beberapa hari lalu, bahwa William telah membawa seorang gadis ke rumahnya secara diam-diam. Mereka terus menuntut William, hingga lelaki itu dengan terpaksa menuruti permintaan orang tuanya.

William membawa Ditcho dan Meera ke rumah barunya!

***

Naera Rose yang belum terlalu lama berlayar di alam mimpi terpaksa bangun, karena ia mendengar pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Naera berbicara dengan nada bertanya, "William! Kau kah itu?"

Tiba-tiba masuklah seorang wanita bertubuh balon, tapi masih kelihatan cantik ke dalam kamar berukuran luas tersebut. Meera berbondong-bondong setelah William berhasil membuka kunci kamarnya.

Meera menemukan Naera yang tengah terbaring di atas ranjang dengan pandangan heran. Tentu saja, karena dia tidak tahu dari mana datangnya perempuan asing itu.

Gadis ini berparas menawan dan menggoda. Kurasa William akan memiliki anak-anak yang tampan dan cantik apabila menikah dengan Naera Rose.

"Hai, Menantu!" pekik Meera, kemudian menjawil dagu Naera penuh suka cita.

"Ibu, tolonglah tenang dulu,"

William tak sempat merundingkan semua ini dengan Naera. Sikap Meera dan Ditcho pasti membuat dara bersurai gelombang itu kebingungan bukan main.

"Sempurna! Kenapa kau harus patah hati padahal ada wanita secantik ini di kamarmu?"

Ditcho memberi penilaian terbaik untuk Naera. Jika tidak memiliki istri, mungkin dia yang akan tergoda dengan sosok Naera Rose.

"Ada apa ini?" Naera dengan heran bertanya.

"Ohoho. Perkenalkan aku adalah Meera Morgan dan ini suamiku, Ditcho Morgan. Kami adalah orang tua William. Kami datang untuk melihat menantu. Namamu Naera Rose, bukan? Williamlah yang memberitahu," tukas Meera sambil merayu Naera.

Sosok yang diajak berbicara sama sekali tidak mengerti. Batinnya mengatakan bahwa William telah mengarang cerita yang bukan-bukan.

"Menantu?"

"Iya. Bukankah kalian sudah bermalam di sini? Jadi, kalian pasti sudah bersama dalam waktu yang lama. Aku sangat bersyukur, karena anakku William menemukan pengganti yang bahkan jauh lebih menawan dari Liona Vinch. Aku tidak peduli dari keluarga mana kau berasal. Saat ini aku benar-benar menyukaimu, Nona Manis!"

Selama ini keluarga William mengira bahwa ia sengaja bersembunyi untuk melupakan bayang-bayang Liona. Pantas saja dia tak ingin pulang. Ternyata William menyembunyikan perempuan lain di rumahnya.

Meera tak ingin patah hati kedua kembali menyerang putranya. Mumpung mereka semua sedang berkumpul, maka Meera harus memanfaatkan kesempatan ini. Bagaimana jika pada akhirnya Naera meninggalkan William seperti yang dilakukan oleh Liona Vinch?

Melihat wajah tegang bercampur bingung dari William membuat Naera mengerti bahwa ada yang tidak beres dengan diri lelaki itu.

"Jadi, kapan kalian akan menikah?"

Menangkap kejadian tersebut membuat hati Ditcho luluh. Dia merasa kalau William dan Naera begitu cocok, sehingga tak perlu menunda-nunda waktu untuk pernikahan mereka.

Naera berpikir bahwa William Morgan adalah tipe lelaki yang tegas dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Sehingga Naera tak perlu bersuara dan menyerahkannya pada William saja. Namun, siapa yang dapat menyangka jika William malah memberikan jawaban mengejutkan. "Ayah, Ibu. Gadis ini begitu pemalu. Dia perlu waktu panjang untuk memikirkan tentang pernikahan,"

Kepala William seketika pusing memikirkannya. Hanya inilah solusi yang ia punya tanpa harus mengecewakan Ditcho dan Meera.

Meera sontak mengangkat kedua sudut bibirnya, tatkala mendengar bahwa Naera Rose adalah gadis pemalu. Dia menggenggan tangan Naera dan menariknya ke luar kamar. Naera terhenyak tanpa melakukan perlawanan.

Sedangkan orang yang memberi jawaban tadi malah memutuskan untuk tinggal di kamarnya. Kurang ajar sekali! William Morgan sungguh tidak bertanggung jawab.

Meera menuntun Naera menuju sofa ruang tengah dan memintanya untuk duduk di sana. Ditcho juga turut berhadir untuk meramaikan suasana dan menuntut jawaban dari Naera.

Naera tak bisa begini terus. Dia wajib berterus terang bahwa antara dirinya dan William tidak memiliki hubungan apapun. Naera bisa menjadi istri mendadak bagi William apabila dia membisu tanpa mengambil tindakan.

"Tuan dan Nyonya. Sesungguhnya aku ini hanyalah gadis yang kemarin malam pingsan di jalanan dan diselematkan oleh William. Bahkan, rencananya aku akan keluar sore ini juga, mengingat kondisiku yang mulai membaik,"

Meera beserta suami malah tertawa mendengar ucapan Naera. Mereka sama sekali tidak memercayai gadis itu.

"Gadis pemalu! Terimakasih atas sangkahanmu, tapi kau masih terlalu kecil untuk membohongi orang tua seperti kami. William bukanlah tipe lelaki yang peduli dengan orang asing. Jika dia sudi menampungmu di rumah ini, pertanda bahwa kau adalah sosok spesial baginya. Kau tidak perlu mengarang cerita hanya demi menghindari pernikahan ini,"

"Tidak usah bersikap malu begitu terhadap putra kami. Sesungguhnya dia adalah orang yang baik dan begitu perhatian. Hanya saja Williiam akan bersikap tegas terhadap orang yang melakukan kesalahan," timpal Ditcho mendukung ucapan istrinya.

Lalu tanpa diminta Ditcho dan Meera mulai bercerita tentang diri mereka yang begitu kecewa terhadap pengkhianatan Liona Vinch. Keduanya sudah renta dan mereka menginginkan agar William segera memiliki istri sebelum orang tuanya meninggal. Mereka juga meninggikan nama William dengan menyebutkan banyaknya perhargaan yang ia raih mulai dari sekolah dasar hingga bekerja. Penyampaian mereka memberi isyarat bahwa Naera Rose akan benar-benar menyesal apabila menolak kesempatan untuk menikah dengan William. Sebagai pembicaraan terakhir, Meera justru menyinggung tanggal pernikahan mereka.

Naera Rose kalah telak menghadapi dua orang di hadapannya itu. Bukannya dia tidak berusaha untuk mengelak, hanya saja Meera dan Ditcho lebih cakap ketimbang dirinya. Mereka justru tidak mendengarkan perkataan Naera barang sedikit pun.

"Ah! Aku sungguh tidak sabar ingin memiliki cucu," pungkas Meera pada obrolan terakhir.

"Di mana William? Apakah dia tidak ingin membahas tanggal pernikahannya bersama kita?"

Ditcho mencabut bokongnya dari sofa, kemudian mencari keberadaan putra sematawayangnya itu. Dia menemukan William tengah asyik mendengarkan musik di balkon kamar. Lalu Ditcho memaksa agar William menghentikan aktivitas tidak pentingnya itu dan segera bergabung dengan Meera dan Naera di lantai bawah.

"William, anakku! Kami telah bercerita banyak dengan Naera Rose. Sekarang tinggal giliranmu yang berhak menentukan tanggal. Kurasa Naera terlampau malu untuk mengutarakannya," ucap Meera, tatkala melihat batang hidung William.

Seolah-olah apa yang terjadi kali ini adalah nyata. Padahal William dan Naera sama sekali tidak memiliki hubungan spesial. Mereka merupakan dua musuh bebuyutan yang saling berusaha untuk mencapai tujuan. William ingin membuktikan kehebatannya pada Naera, sedangkan wanita itu berusaha untuk kabur dari perangkap William Morgan.

William tidak mungkin menjawab pertanyaan Meera, sementara dia memang tidak berniat untuk menikahi Naera. Kemudian William mencari cara dengan mengerahkan seluruh kemampuannya agar Meera dan Ditcho sudi menanti jawaban selanjutnya dari William dan pulang ke rumah. Pria itu merayu orang tuanya dengan segala cara!

Seberes William dan Naera mengantarkan kepulangan Ditcho beserta istri, dengan amarah yang memuncuk Naera berjinjit dan mendorong sepasang bahu William. Dia berteriak tepat di wajah lelaki itu, "Permainan apa lagi yang kau cipatakan sekarang, William Morgan!"

***

Bersambung