webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teenager
Zu wenig Bewertungen
194 Chs

Part 129 - Bagaimana Ini?

"Mala!!" Panggil Ardi dari jarak beberapa meter. Wajah gembiranya terpancar.

"Mas? Sudah pulang? Aku belum masak."

"Gapapa. Mas nanti bantuin."

"Aku ada kabar gembira buat kamu sayang."

"Apa itu, Mas?"

"Yukk... ngobrol di dalam. Kita masuk dulu."

Ardi meraih tangan Mala. Seakan tak sabar menceritakan apa yang terjadi.

"Sayang..."

"Iya, Mas?"

"Ternyata katamu bener. Silaturrahmi nambah rejeki."

"Mbah Toid, sayang. Beliau percayakan sawahnya buat kita garap lagi."

"Beneran, Mas?"

"Iya. Mas juga kaget awalnya. Seperti katamu kan, niatnya silaturrahmi saja. Tapi Mbah Toid pengin saya cerita. Akhirnya tak ceritain. Jadi gini dh."

"Alhamdullah ya, Mas. Aku yakin kamu bakal lebih sukses nantinya." Ucap Mala lembut seraya menatap Ardi.

"Ko kamu bisa percaya gitu?"

"Matamu yang membuatku percaya, Mas."

"Gombal dari mana nih?"

"Aku serius, Mas. Aku yakin suatu saat nanti kamu akan jadi orang besar. Yang bukan hanya sekadar kaya. Tapi bisa bermanfaat banyak buat orang lain.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com