webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teen
Not enough ratings
194 Chs

Part 128 - Keanehan Mimpi Oki (2)

Ardi dengan cekatan meramu bumbu putih. Khas untuk membuat sayur asem. Sayur kesukaan istrinya. Tak luput, jagung muda ditambahkannnya.

"Suami memasak? Kenapa nggak?! So what." Ucap Ardi.

Ardi begitu terlihat mahir memasak. Sampai tak disadari, diam-diam seorang perempuan melihatnya. Ya, dialah Mala.

Mala sengaja bersembunyi di balik dinding. Ia ingin melihat suaminya benar-benar masak.

"Huup!!" Celetuk Mala sembari memeluk suaminya dari belakang.

"Sayang? Kenapa disini? Kan Mas sudah bilang kamu istirahat saja."

"Aku gabisa istirahat, Mas."

"Kenapa? Banyak nyamuk? Mau Mas jagain?"

"Emang gimana cara jagainnya?" Ucap Mala begitu manja seraya masih tak melepaskan dekapannya.

Ardi berbalik ke arah Mala. Menatapnya dengan lembut.

"Sayang... "

"Ya?"

"Istirahat dulu, yah... Mas kawatir. Atau duduk di sofa. Boleh deh diliatin. Nanti repot."

"Repot? Jadi aku ngre--?"

"Sssttt. Bawel yah." Telunjuk Ardi mendiamkannya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com