webnovel

UNWANTED WIFE : BUKAN ISTRI PILIHAN

Urban
Ongoing · 265.4K Views
  • 248 Chs
    Content
  • 5.0
    20 ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Mahesa Ravindra Anoko seorang CEO muda tersukses sekaligus pewaris tunggal Anoko Corporation yang sangat gila kerja. Kesuksesan nya membuat Mahesa banyak menghabiskan waktu untuk berkencan dengan banyak wanita, bahkan cinta bukanlah hal yang utama baginya. Suatu hari Mahesa harus terlibat dengan kisah cinta sang kakak yang begitu rumit. Shaka Alindra Anoko yang tak lain adalah kakak kandung Mahesa, memberikan amanat kepada sang adik untuk menikahi kekasihnya yang bernama Emma Zefanya Christalyne, perempuan lugu yang bekerja sebagai florist di toko bunga langganan keluarga Anoko. Mampukah Mahesa menjalani amanat dari sang kakak? Akankah Emma bahagia hidup bersama Mahesa? *** Kamu jangan terlena dengan segala perhatian yang aku berikan, karena bagaimana pun juga kamu bukan istri yang aku inginkan. ~Mahesa Ravindra Anoko~

Tags
2 tags
Chapter 1Bab 1 - Tuan Murad Yang Menyebalkan

Mahesa Ravindra Anoko adalah CEO muda perusahaan Anoko Corporation. Sejak ia di angkat menjadi CEO 5 tahun silam, Mahesa mampu membawa perusahan Anoko Corporation menduduki urutan pertama sebagai perusahaan tersukses dan mendapatkan keuntungan paling besar setiap tahunnya. Dan hal itu mengantar Mahesa menjadi CEO muda paling berkompeten dan tersukses versi majalah Forbes.

Mahesa memiliki postur tubuh tinggi tegap, kulit putih, tampan, pintar, rambut yang selalu tertata rapi dengan bantuan pomade, mata berwarna cokelat keemasan, hidung mancung, garis rahang yang tegas sangat membuatnya semakin terlihat kharismatik. Dan wanita mana yang tidak menginginkan nya, namun sampai saat ini Mahesa masih nyaman untuk sendiri.

Pria berusia 25 tahun ini adalah anak bungsu dari pasangan Christian David Anoko dan Almira Sheza Anoko. Sesuai dengan namanya, arti nama Mahesa dari bahasa sanskerta adalah aturan yang kuat dan hal itu berkaitan dengan kepribadiannya yang selalu membuat aturan di setiap divisi perusahaan dan untuk urusan yang satu ini para karyawannya tidak ada yang berani untuk melanggarnya.

Pagi-pagi sekali seperti biasa Sabrina yang tak lain adalah sekretaris Mahesa tiba di mansion milik Mahesa. Ia datang untuk menyiapkan semua yang di butuhkan Mahesa, termasuk pakaian kerjanya, dasi, jam tangan, sepatu dan juga membuatkan sarapan pagi. Sudah 5 tahun ini Sabrina menjabat sebagai sekretaris pribadi Mahesa, sejak Mahesa di angkat menjadi CEO Anoko Corp. Sabrina sudah banyak membantu Mahesa selama karirnya di Anoko Corp.

Wanita pemilik nama lengkap Sabrina Chataleya Huang sangat berpengaruh dengan kesuksesan Mahesa. Ia adalah wanita yang mandiri, pintar, percaya diri dan banyak memiliki ide brilliant ketika perusahaan sedang mengadakan meeting. Itulah mengapa Sabrina menjadi orang kepercayaan Mahesa selain keluarganya sendiri. Tangan Sabrina sangat cekatan ketika membentuk pola dasi di leher Mahesa, ia sengaja memilihkan dasi berwarna hitam dengan corak monoton agar terlihat serasi dengan setelan jas berwarna hitam.

"Hari ini saya memakaikan anda dasi dengan corak yang monoton, agar anda terlihat lebih cerdas dan modern," ucap Sabrina.

"Sangat bagus, terima kasih" seru Mahesa sambil menatap cermin.

"Bukan kah itu terlihat bersinar?".

"Maksud anda sinar Mentari pagi ini?".

"Bukan" seru Mahesa yang langsung menjauh dari Sabrina, lalu berjalan menghampiri cermin. Mahesa menatap tajam dirinya di dalam cermin, lalu meminta Sabrina untuk mendekat padanya.

"Lihat itu, bukan kah lelaki itu terlihat sempurna?" tanya Mahesa.

"Heh!" Sabrina menghela nafas.

Kring Kring

Bunyi ponsel Sabrina.

Dan di lihat nya panggilan tersebut dari Tuan Murad.

"Harus kah saya menjawab teleponnya?."

"Tidak. Dia akan memberitahu ku, jika project yang kita kerjakan di Malaysia tidak berjalan dengan baik. Maka dari itu aku tidak ingin orang yang salah ini merusak mood ku pagi ini."

"Apa maksud anda? Dengan pria yang bersalah ini?."

"Apakah menyakiti seseorang atau mencuri sesuatu, bukan satu-satunya hal yang membuat mu bersalah?" tanya Mahesa.

"Tidak kompeten dan tidak menyadari kemampuan anda, membuat mu bersalah juga?" Sabrina melempar balik pertanyaan pada Mahesa.

"Apakah anda tau Nona Sabrina?."

"Apa"

"Bagaimana bisa seorang pria sangat tidak kompeten?" ujar Mahesa.

Sabrina mengangkat bahunya. "Aku juga bertanya-tanya."

"Heh!" Mahesa menghela nafas malas sambil berkacak pinggang.

"Anda cukup melakukannya dan menenangkannya, kenapa kebanyakan orang tidak bisa melakukan hal yang sederhana seperti itu?."

"Tapi tidak semua orang seperti anda, pak."

"Oh, benarkah?" Mahesa bertanya-tanya.

"Tentu saja, pak. Selama hidup saya, belum pernah menemukan pria lain yang sesempurna anda, pak" puji Sabrina.

Kring Kring

Ponsel Sabrina kembali berdering.

"Siapa itu?" tanya Mahesa.

"Kali ini dari seorang pria yang bersalah, apa yang harus saya lakukan pak?" ucap Sabrina.

"Heh!" Mahesa hanya menghela nafas dan langsung bergegas menuju kantor.

Sabrina mengambil alih di bagian kemudi, ia fokus menyetir sambil menelepon menggunakan earphone wireless, untuk memberi tahu bagian divisi manajemen untuk mengadakan rapat dewan hari ini. Sesampainya di kantor, bagian staff keamanan langsung menyambut kedatangan nya dan membukakan pintu untuk Mahesa.

Sabrina segera menyerahkan kunci mobil bosnya kepada salah satu bagian keamanan untuk mengurusnya. Mahesa turun dari dalam mobil, ia merapikan kembali jas yang di pakainya dan orang-orang yang ada di depan nya langsung memberikan salam hormat pada Mahesa dengan cara membungkukkan badan.

Mahesa membalas salam mereka dan langsung bergegas menuju ruangan Murad. Ia sangat marah ketika melihat Murad sedang asik bersantai sambil menaikkan kakinya ke atas meja saat jam kerja. Sementara Murad sangat terkejut ketika melihat Mahesa masuk ke ruangannya begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Pak Mahesa, anda keliru. Pasti ada kesalah pahaman" seru Murad gugup.

"Bagaimana anda bisa berada di tempat seperti itu selama jam kantor? " tegas Mahesa dengan nada meninggi.

Ucapan Mahesa membuat Sabrina sedikit tersentak kaget, karena ia belum pernah mendengar bos nya semarah ini.

"Heh!" Sabrina menghela nafas.

"Maafkan saya pak, saya bisa jelaskan semuanya."

Mahesa menghela nafas sambil berkacak pinggang, ia merasa sedikit stress ketika sedang berhadapan dengan Murad.

"Sabrina" panggil Mahesa.

"Iya pak."

"Apa jadwal saya selanjutnya?" tanya Mahesa.

"Anda ada rapat dewan untuk membahas bisnis baru," ucap Sabrina.

Mahesa segera melangkahkan kaki keluar dari ruangan Murad.

"Pak Mahesa, Pak tunggu pak" teriak Murad, namun hal itu tak bisa membuat Mahesa berubah pikiran.

"Aku belum pernah mendengar Pak Mahesa semarah ini, lagi pula bagaimana bisa anda berada di Bar sementara project itu sangat penting" tegas Sabrina.

"Heh!" Murad menghela nafas.

"Aku benar-benar menyesal Sabrina, tolong kamu bilang Pak Mahesa untuk memberi kesempatan kedua untuk saya."

"Heh!" Sabrina mendengus pelan.

"Sebaiknya anda tinggalkan ruangan ini, sebelum Pak Mahesa semakin marah. Anda tau kan bagaimana Pak Mahesa? Beliau tidak suka memberikan kesempatan kedua pada orang yang sudah mengecewakan nya" ucap Sabrina sambil menelepon bagian keamanan untuk merapikan ruang Murad.

"Tolong saya Sabrina, jangan lakukan ini" ujar Murad memohon.

Sabrina meraih ponselnya dari saku blazernya dan langsung menelepon bagian divisi keamanan.

"Tolong kemasi barang-barang milik Pak Murad di ruangannya, dan pastikan ruangan ini sudah rapi beberapa jam ke depan. Nanti aku akan mengeceknya setelah selesai rapat dewan."

Sabrina mematikan ponselnya dan langsung pergi meninggalkan Murad begitu saja. Ia segera menyusul Mahesa menuju ruang rapat dewan, Sabrina sangat gesit dan dapat menyeimbangkan langkah Mahesa yang sudah jauh meninggalkannya.

Sesampai nya di depan lift, Sabrina segera menekan tombol lift tersebut.

Kring Kring

Ponsel Sabrina kembali berdering.

"Halo, oh maaf pak. Beliau ada undangan pesta dari Duta Besar Jerman. Jadi apa bisa saya menjadwalkan ulang? Iya baik, kalau begitu saya akan telepon anda besok untuk menjadwalkan ulang. Baik, terima kasih."

Sabrina segera mematikan ponselnya, sementara Mahesa tersenyum melihat cara kerja Sabrina yang begitu cekatan. Bagi Mahesa, Sabrina adalah tipikal wanita yang bukan hanya pekerja keras. Tapi juga pekerja cerdas, buktinya Sabrina mampu menyelesaikan semua tugas-tugasnya dengan baik.

You May Also Like

Setelah Perceraian, Mantan Miliarder Menemukan Aku Hamil

Leonica bertanya dengan tatapan tajam kepada suaminya yang menjijikkan dan selingkuhannya, 'Gabriel Bryce, bagaimana bisa kau begitu tidak tahu malu?' Ini adalah rumah yang dihadiahkan oleh nenekku, namun kau berani membawa wanita lain ke sini? Bukankah kau takut kalau nenek akan kecewa dengan perbuatanmu...?' Kata-katanya terhenti ketika Gabriel yang marah mengayunkan tangannya ke udara, menampar pipi kirinya dengan penuh kekuatan. Leonica memegang pipi yang berdenyut, matanya lebar dan berlinang air mata saat dia menatap suaminya yang menatapnya dengan pandangan garang. 'Berani sekali kau menyebut nenekku. Kau tidak berhak untuk itu!' dia meludah, mengambil langkah maju dan menusukkan jarinya yang sakit ke pundaknya, membuatnya mundur beberapa langkah. 'Ingat ini baik-baik, Leonica Romero, kalau bukan karena keinginan nenekku yang telah tiada, aku lebih memilih mati daripada berhubungan dengan seseorang sepertimu.' *~*~* *~*~* Leonica Romero selalu menyimpan perasaan pada Gabriel Bryce, CEO of Bryce Empire dan tiran bisnis Norwegia. Beruntung, atas permintaan nenek Gabriel yang sakit, keluarga yang merupakan teman lama, Leonica mendapat kesempatan untuk menikahi orang yang dicintainya. Merasa senang, dia meninggalkan posisi dan pekerjaan impiannya di rumah tangga Romero dan menjadi istri rumah tangga yang sederhana untuk Gabriel. Namun, tiga tahun kemudian, pada hari pemakaman nenek Gabriel, Leonica terkejut saat dia menuntut perceraian, karena mantan kekasihnya Angelina Fernandez tiba-tiba kembali, menyatakan cinta abadinya kepadanya. Namun itu bukan satu-satunya kejutan yang diterima Leonica hari itu. Beberapa jam setelah Gabriel menyatakan keinginan untuk bercerai, Leonica terbangun di rumah sakit dengan berita mengejutkan. Dia hamil dua bulan. Dan Gabriel sama sekali tidak tahu tentang hal itu!

Khira · Urban
Not enough ratings
227 Chs

Menikah dengan Saudara Tiriku yang Miliarder

``` Pada hari pernikahannya dengan kekasih masa kecilnya, Natalie Ford menerima hadiah yang tidak terduga: sebuah sertifikat pernikahan. Ternyata ia sudah menikah dengan seorang yang sama sekali tak dikenal—Aiden Handrix. Sementara para tamu pernikahan terus mengejek dan menghina, kekasihnya Ivan memutuskan untuk meninggalkannya, memilih untuk menikah dengan saudara tirinya Briena. Untuk menambah cobaan, ia diusir dari rumahnya sendiri. Untuk membuktikan kepolosannya, Natalie Ford hanya bisa mengambil satu tindakan - ia harus menemukan Aiden Handrix yang misterius ini dan menuntaskan semua ini! Keesokan harinya, ada berita yang trending di TV. Justine Harper, ahli waris keluarga terkaya di Bayford kembali ke rumah. Mata Natalie menyipit ke layar TV. 'Mengapa pria ini tampak persis seperti pria di foto sertifikat pernikahan saya?' Dalam usahanya menguak misteri pernikahan yang dikatakan itu, ia memutuskan untuk mengikutinya dan bertanya secara langsung. “Apakah kamu sudah menikah?” “Tidak.” “Apakah kamu punya saudara kembar?” “Tidak?” “Kebetulan kamu pernah mendengar nama Aiden Handrix?” “Tidak.” “Lalu, siapa sebenarnya kamu ini?’ “Adikmu.” “Tunggu, apa?” “Ya. Sekarang kemas barang-barangmu dan pulang bersamaku.” Pertama-tama mendapatkan suami secara tiba-tiba dan sekarang seorang saudara dengan wajah yang sama? Apakah tuhan menciptakan klon dan menawarkannya pada dia dengan hubungan yang berbeda? ```

Sera_b17 · Urban
Not enough ratings
445 Chs
Table of Contents
Volume 0 :Auxiliary Volume
Volume 1

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest

SUPPORT