webnovel

Twins Bad Girl And Mafia

Misi~ kasih power stone setiap hari untuk karya ini ya, supaya masuk rank dan dibaca lebih banyak orang! *** "Aku selalu berfikir apa alasanmu mengajakku mendirikan Clan Mafia kak" Adeeva Mishall Mandres "Sesuatu yang berharga tidak bisa dilindungi hanya dengan kasih sayang, lakukan apa yang bisa membuatmu kuat dan membuat lawanmu tunduk terhadapmu" Adeera Mishall Mandres. Adeera Mishall Mandres dan Adeeva Mishall Mandres, dua gadis kembar yang menaklukan dunia malam 4 tahun setelah mereka mendirikan dua clan mafia berpengaruh.

FIFIanNUR31 · Teen
Not enough ratings
297 Chs

Gagal

Happy Reading...

****

Setelah berteriak kencang, keduanya terdiam. Memikirkan hal yang sebenarnya terjadi, ah. Mereka berdua lupa kalau saat ini mereka ada di sekolah!

"P-pertanyaan tadi sepertinya tidak masuk akal, aku hanya mengatakannya karena terkejut..." ungkap Misha kikuk. Ryan pun salah tingkah saat menyadari tingkah laku mereka, "T-tidak, sepertinya pikiran kita sedang terganggu..." ujar Ryan.

Keduanya mengangguk bersamaan, Ryan bangun terlebih dahulu, dan membantu Misha untuk berdiri. Berdehem sebentar saat salah tingkah sendiri karena di tatap jahil oleh tekan satu sekolahnya, Lain hal nya dengan Misha. Gadis itu hanya menunduk malu tanpa bisa berkutik sedikitpun.

Saat akan melangkah pergi, tangan Ryan di pegang oleh Misha. Tangan gadis itu sangat dingin! "D-dean... Kalau akhir pekan ini kau tidak sibuk, apa... Kita bisa jalan?" tanya Misha.

Ryan mengangguk saja, "Baiklah, nanti akhir pekan, aku akan menjemputmu..." ujar Ryan menyetujui. Keduanya segera berpisah karena benar-benar tidak tahan dengan pandangan murid sekolah.

Tanpa disadari oleh keduanya, mereka mengatakan kalimat yang sama, di waktu bersamaan pula. "Oh astaga, apa yang telah aku perbuat?!"

Misha di sambut lemparan sebungkus makanan ringan dari sang adik, karena tidak pokus ia tak mampu menerimanya dengan benar, sehingga makanan ringan itu menabrak wajahnya.

"Ah, itu menyakitkan..." gumam Misha mengelus wajahnya yang sakit karena makanan ringan itu.

Sreek

"Kok lu engga bisa menangkap camilan itu? Yang tadi lemparan pelan lho?" tanya Eva heran, merasa kakaknya sedang tidak baik-baik saja, Eva segera menghampiri Misha.

Benar saja, kakak perempuannya itu ambruk setelah dirinya memegang kedua bahu Misha. "KAK! LO KENAPA?!" pekik Eva panik, duo A dan E yang sedari tadi hanya santai segera berlari menghampiri Misha yang telah pingsan.

"Bawa ke Uks Anes!" titah Eva diangguki Anes, bersama Aixa, dirinya membawa Misha ke Uks.

****

Mata hazel Misha menangkap langit-langit Uks dan beberapa aroma obat tercium dari hidungnya. "Yang benar saja! Aku kembali ke Uks setelah keluar dari Uks?! Itu tidak lucu!" pekik Misha frustasi.

Anes yang tertidur di buat kaget oleh suara Misha, ia terduduk dan menanyakan apa sahabatnya itu haus atau tidak. Misha mengangguk saja, dirinya memang ke hausan sekarang.

Setelah menegak habis teh hangat itu, Anes melancarkan serangan pertanyaan pada Misha. "Lo belum makan seharian? Lo tadi mikirin apa? Lo tadi ada makan makanan yang pedes? Lo tadi minum jus nanas? Segera jawab Misha!"

Anes sangatlah cerewet! Dia pingsan cuma karena shock dengan kejadian tabrakan barusan, tidak lebih ataupun kurang!

"Anes, gue pingsan cuma karena shock, bukan mau mati!" cetus Misha memutar bola matanya malas. Ada ada saja sahabatnya yang satu ini, ngomong-ngomong, di mana Aixa? Si gadis cerewet itu pergi kemana?

"Btw, Aixa sama yang lain di mana?" tanya Misha saat menyadari rumah yang biasanya bising itu sekarang senyap.

"Eva sama duo E engga bisa ke sini... Di larang guru Kimia" terang Anes menghela napasnya, "Aixa tadi keluar karena telfon mu yang berdering kencang."

Misha mengangguk paham, jika seperti ini, artinya sebentar lagi Aixa kembali dengan sebuah Misi untuk di jalan kan olehnya.

"Mish, ada Misi..."

Benar bukan? Aixa masuk dengan kabar serius seperti sekarang, sangat jarang seseorang menelfon Misha. Makanya dia bisa menebak dengan cepat akan hal yang seperti ini.

"Di mana?" tanya Misha, Aixa mengotak-atik ponsel Misha, dan menyerahkannya pada sang pemilik.

"Lha? Tumben deket?" heran Misha menatap Aixa, apa ini serius? Misi yang harus di jalankan oleh pendiri Clan Gold Moonlight sedekat ini? Biasanya paling dekat itu Singapure, lah ini Bandung! Dekat sekali!

"Gatau juga, sana siap-siap... Udah gue setujui," suruh Aixa.

Misha mengangguk saja, jika Misi ini sudah di setujui dirinya bisa apa? Menolak Misi sama saja menjatuhkan harga diri Clan, dia tidak bisa seperti ini.

"Jam berapa pergi nya?" tanya Misha sambil memasang almameter yang dibantu Anes. Aixa mengingat-ingat kembali percakapannya dengan client kali ini, begitu ingat, ia segera memberitahu Misha.

"Jam 2 siang!" seru nya semangat, Misha menatap jam dinding, matanya melotot kaget begitu tau sekarang sudah jam 1 siang.

"Gila! Mepet banget!" pekik Misha, gadis itu segera berlari keluar tanpa memasang sepatunya terlebih dahulu.

Melihat Misha sudah lari terbirit-birit, Anes dan Aixa hanya bisa melongo. Iseng bertanya, Anes sama sekali tidak menyangka jawaban dari Aixa.

"Emang jam 2 yak Misi nya? Tumben siang," celetuk Anes. bukannya menjawab, Aixa malah terkekeh. Ia berkata, "Enggak sih, Client nya Alejandro... Lu tau dia gimana kan?"

Wah, habislah Misha, pria yang di maksud oleh Aixa itu adalah Alejandro Malvick. Pengusaha muda yang notabenenya adalah sepupu jauh Misha, pria yang biasa dipanggil Alee ini suka sekali menjahili Misha.

Semoga tuhan melindungi Alejandro__ Anes berdoa semoga saja pria berusia 23 tahun itu selamat dari amukan Misha.

Yah, meski sangat tidak mungkin lari dari kemarahan Misha sih. Apalagi, sekarang Misha lagi dapet, double lah emosinya.

****

Ckitt!

Brak!

Misha keluar dari mobil sport nya dan menatap sekeliling, mana client yang menelfon tadi? Kok engga ada mobil satu pun? Ini dirinya bukan di prank kan? Jika prank, awas aja nanti!' gumam Misha mengepalkan tangannya.

Ctak!

"Tuh muka udah masam aja."

Misha menjerit kesakitan saat sepasang jari menjitaknya kencang, oke. Serius, ini adalah jitakan ter panas yang selama ini Misha rasakan. Sepertinya si pelaku punya motif tersembunyi, ia segera berbalik, mulutnya terbuka kaget melihat pria itu.

"Ale-Ale!" pekik Misha memukul dada pria itu kencang. Alejandro, pria yang menjitaknya penuh perasaan itu bergumam pelan, "Ck, nama gue Alee. Bukan brand minuman!"

Kekehan tidak jelas keluar dari mulut Misha, senang rasanya bisa menjahili sepupu nya lagi. "Lebih cocok Ale-ale, bahkan terlalu tinggi bagi lo untuk jadi pegawai Ale-Ale."

Tawa Alejandro terhenti, ia menatap horor sepupunya yang memiliki umur hanya terpaut lima tahun darinya. "Eraa, gaboleh sama kakak kek gitu... Ayo minta maaf!" omel Alejandro, pria itu memang memanggil Misha Eraa, katanya biar mudah manggilnya.

"Ck, jadi lo mau nyuruh gue ngapain?" tanya Misha malas. Alejandro mengeluarkan smirk jahil, "Jadi pacar gue buat pertemuan sama temen SMA."

Kan, benar. Alejandro memang aneh! Menyewa seorang mafia, hanya untuk menjadikannya pasangan menemani acara Reunian? Gila!

"Lo engga punya pacar apa?" ketus Misha diangguki oleh Alejandro dengan santainya. "Memang, makanya gue minta bant--"

"Evaa! Awas!"

Degh!

Dor!

Dor!

Dor!

Belum selesai Alejandro bicara, suara letusan terdengar. Bersamaan teriakan seorang pria yang menubruk tubuh Misha hingga tersungkur secara tiba-tiba.

Bruk...

"Lho?! Shakeel?!"

****

Makasih udah baca thankyou guys

Luv Yuuu