webnovel

Twins Bad Girl And Mafia

Misi~ kasih power stone setiap hari untuk karya ini ya, supaya masuk rank dan dibaca lebih banyak orang! *** "Aku selalu berfikir apa alasanmu mengajakku mendirikan Clan Mafia kak" Adeeva Mishall Mandres "Sesuatu yang berharga tidak bisa dilindungi hanya dengan kasih sayang, lakukan apa yang bisa membuatmu kuat dan membuat lawanmu tunduk terhadapmu" Adeera Mishall Mandres. Adeera Mishall Mandres dan Adeeva Mishall Mandres, dua gadis kembar yang menaklukan dunia malam 4 tahun setelah mereka mendirikan dua clan mafia berpengaruh.

FIFIanNUR31 · Teen
Not enough ratings
297 Chs

Undangan

Happy Reading...

****

Misha yang di tatap horor oleh Ryan tentu saja kelabakan, sepertinya kejadian tadi pagi juga di lihat oleh Ryan! "I-itu, Dean... Yang tadi pagi kakak gu-- aku... Kalau yang tadi kau tau sendiri kan?" ucap Misha memainkan kedua tangannya gugup.

"Benarkah?" tanya Ryan masih saja menatap Misha curiga, apa Misha berkata jujur padanya? Gadis itu tidak akan menipu nya kan?

"Kenapa kau memeluknya?"

Nah, harus bagaimana Misha sekarang? Ah, dia sudah menemukan jawaban yang pas untuk pacarnya ini. "Wajar kan memeluk kakaknya karena senang? Lagi pula, Dean... Dia adalah kakak yang imut! Aku akan mengenalkannya pada mu nanti," janji Misha membuat Ryan mengangguk setuju.

Satu pertanyaan sudah lenyap dari benak Ryan, sekarang. Masalah pria bernama Fernando tadi, jika memang benar Misha adalah mantan pria itu, kenapa dirinya melihat Misha tidak senang dengan kehadiran Fernando?

"Lalu... Apa alasan di balik putusnya hubungan kalian? Jelaskan sejak kapan kau ber pacaran dengan pria itu."

Ryan sudah memberi pernyataan telak. Misha tidak akan bisa berkelit lagi, ia menghela napas dan mengajak Ryan ke kantin terlebih dahulu.

"Coba tenangkan diri mu dulu Dean, aku tidak ingin emosi menguasai mu..." terang Misha menatap Ryan dalam.

"Jelaskan!" tekan Ryan. Misha terdiam, ia berusaha mengalihkan pembicaraan menyebalkan ini.

"Dean, bagaimana Minggu ini kita ke teater musikal?" tawar Misha menaik turunkan alisnya. Namun, seolah sudah membangun dinding baja, Ryan sama sekali tidak tergoda.

"Jelaskan."

Titah yang sangat mutlak bagi Misha, menyedihkan memang. Bahkan dirinya yang notabenenya adalah pendiri Clan Gold Moonlight pun tak dapat menjawab perintah itu, ia sendiri bingung akan kejadian unik ini.

"Kami berpacaran sejak umur 14 tahun, sampai menjelang 16 tahun."

Misha menerangkan, nada bicaranya sangat mudah diketahui kalau ia sangat tidak ingin membahas masalah ini. Masa lalu ini harusnya di lupakan bukan? Lalu kenapa pria berstatus 'pacar' nya itu menanyakan hal yang sangat ingin ia lupaoan?!

"Lebih detail!" titah Ryan, ayolah! Misha mendesah lelah melihat kelakuan pacarnya. "Kami putus karena dia berselingkuh, selama 6 bulan sebelum putus, aku selalu melihatnya bermain dengan gadis lain! Puas?!" tanya Misha ketus.

Ryan menggeleng tanda tidak percaya, ia sangat tidak percaya pria dengan umur 15 tahun bisa bertindak sebejat itu! Apa Misha bercanda?' gumam Ryan di benaknya, namun tebakan Ryan salah, saat ia menatap Misha yang duduk di depannya. Raut dingin dari sang pacar menyambut iris hitamnya yang menatap manik Misha langsung.

"Sekarang bukan waktunya bercanda Ryan, gue engga pengen ngomongin badebah itu!" tegas Misha berdiri, ia melanjutkan perkataannya yang terhenti, "Jangan temui gue kalo masih nge bahas masalah ini."

"Deer! Deera! Jangan pergi dulu Deer!"

Teriakan memanggil dirinya, Misha abaikan. Dia muak jika harus membahas pria yang sangat ia benci, kenapa sih, Ryan malah membahas hal ini?!

"Menceritakan tentang hal itu hanya akan membuatku ingin membunuhnya!" desis Misha menendang pot bunga yang tidak bersalah sama sekali.

****

Di Rooftop yang senyap, Misha duduk bersandar di ujung Rooftop, tepat di pembatas atap. Pandangan mata nya kosong dengan kaki terus bergerak menendang angin, pikiran penuh penyiksaan berjalan di kepalanya.

"Apa harus gue bunuh ya?" gumamnya pelan.

Tangannya bergerak menarik kunciran rambutnya dan mengacak-acak rambut itu kesal, helaan nafas kasar terdengar jelas. Hawa tak enak Misha rasakan, segera saja ia berdiri dan berlari ke pintu Rooftop.

Wushh..

"Yahho! Hehehehe... Kau mau lari yah?" tanya sosok yang tiba-tiba muncul di depan pintu.

Wajah tampan itu Misha lihat dengan jelas, senyum di bibir seksi dan mata penuh gairah menatap Misha. Tangannya berkacak pinggang, ekor panjang dari punggungnya terlihat bergerak aktif.

"Kau... Tidak sedang ingin mencelakakan diriku kan, Lucy?" tanya Misha datar. Sosok itu menggeleng, "Tentu saja tidak, aku hanya rindu denganmu... Boleh aku memelukmu? Yah, tentu saja boleh!"

Hug!

Tanpa mendengar persetujuan dari Misha, sosok itu memeluk Misha erat. Sekarang, gadis tersebut merasakan panas yang luar biasa saat di peluk sosok itu.

"Ughh, Lucy... Mungkin kau lupa, tapi aku merasa terbakar saat kau peluk."

Sosok bernama Lucy itu segera melepas pelukannya, ia tersadar kalau dirinya tidak boleh memeluk manusia terlalu lama. Jika tidak, manusia yang ia peluk akan menjadi abu!

"Maafkan aku Misha, apa ada yang terluka?" tanya nya khawatir. Misha hanya menggeleng, malas menanggapi kakak dari temannya.

Sosok itu adalah Lucifer, kakak Qendy, sekaligus panglima di kerajaan para iblis. Memang secara logika ini sangatlah mustahil, tapi, nyatanya Misha bisa.

"Tidak, hanya sedikit luka bakar..." terang Misha melirik bahu kirinya yang mengepulkan asap, aroma nya tentu tidak mengenalkan bagi nya.

"Maafkan aku..." lirih Lucifer merasa bersalah, Misha melambaikan tangannya guna mengatakan dirinya tidak apa-apa, ia bertanya ada apa gerangan sehingga Lucifer di izinkan ke dunia manusia oleh Qendy.

"Ah, aku di suruh Qendy membagikan undangan ini... Kebetulan salah satunya milik-mu," ujar Lucifer merogoh jubah kebesarannya.

Lucifer menyerahkan surat ber stempel kerajaan yang berwarna merah pada Misha, meski heran dengan undangan itu, dirinya masih saja bergerak untuk menerima surat dari teman beda dimensi nya itu.

"Kau terlihat tengah punya masalah yang berat Misha, sabar yah... Lebih baik kau mencoba membujuk pria itu lebih keras, akan ku tebak 100%, dia akan memaafkanmu," ujar Lucofer terkekeh pelan. Sangat disayangkan, gadis yang ia cintai sudah menjadi pacar seorang manusia. Karena dirinya bukan manusia, ia tidak bisa bersatu dengan cinta pertamanya.

Puas mengatakan hal itu, Lucifer pergi tanpa pamit. Misha menggidikkan bahunya tak peduli, tangannya bergerak untuk membuka surat itu tanpa rasa lembut sedikitpun.

'Dear Misha, gue harap lo bisa hadir ke ulang tahun kerajaan gue yang ke 1000... Harus datang yah, kalo gak, gue bakal kirim banyak kereta kuda buat lo!'

Oke, baru sekali di baca saja mereka sudah tau kalau itu adalah pesan dari Qendy, "Jadi ternyata kerajaannya sudah berdiri selama lebih dari 900 tahun? Gila sih," gumam Misha berpikir keras.

"Ah! Lebih baik sekarang membujuk Ryan!" pekik Misha, gadis itu berlari menuruni tangga dengan sangat cepat. Hampir saja ia bertabrakan dengan seseorang, Dewi keberuntungan tampaknya berpihak padanya.

Belum apa apa saja dirinya sudah bertemu dengan Ryan yang tengah berjalan dari kantin menuju kelasnya yang harus melewati tangga.

Bruk!

"Dean?!"

"Deera?!"

Secara bersamaan, keduannya meneriaki nama mereka. Semua mata sontak menatap kejadian lucu di depat mereka.

"Kamu ngapain di sini?!" pekik keduanya panik.

****

Makasih udah mampir di cerita gaze kuu..

Luv yuu se planet uwwu

suka? coll, kalo gasuka? maaf hueweee

berusaha meningkatkannya nyehehe

kalo typo kasih tau, biar fifi perbaiki, makasih..

FIFIanNUR31creators' thoughts