Siapa yang tahu jodoh, kematian dan rezeki manusia, jika hanya Tuhan yang mengetahui semuanya?
.
.
Vian mengerjapkan matanya saat mencium segarnya bau kopi di dalam ruangan. Setelah matanya terbuka lebar, ia melihat Briena duduk di samping tempat tidurnya dengan secangkir yang bisa ia tebak berisi kopi.
"Ada apa ini? Kau ingin berperan menjadi istri romantis yang membangunkan suaminya dengan secangkir kopi?" ujar Vian lalu bangkit dari tidurnya dan duduk bersandar pada kepala tempat tidur. Tangannya bergerak meraih cangkir kopi yang diulurkan Briena padanya.
"Anggap saja seperti itu," sahut Briena tak acuh.
Vian hanya terkekeh pelan sebelum kemudian meneguk kopi buatan istrinya.
"Oh, ya. Tadi Jo telfon, katanya ada hal penting yang harus ia sampaikan padamu. Sebaiknya kau menelfonnya," ucap Briena teringat dengan telfon Jo pagi tadi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com