webnovel

My Protective Father

Author: Alizayas
Teen
Ongoing · 6.7K Views
  • 1 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Natasha Putri Kusuma adalah seorang gadis ceria, polos dan imut anak semata wayang dari keluarga Kusuma. Natasha dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya, tiga pria tampan yang sebagai teman masa kecil dari sejak dia orok (bayi) selalu ada kapan pun dia butuhkan begitu pun keluarga. Sejak kecil Natasha memiliki tubuh lemah yang rentan sakit-sakitan membuat orang tuanya sangat ketat menjaganya sampai melampaui kata sangat, bisa di bilang overprotektif. Hingga suatu hari Natasha yang menyadari hidupnya berbeda dari anak lainnya, dan merasa selalu di atur oleh sang Ayah, di hari itu pertama kali nya dia berteriak dengan penuh emosi. "Kenapa Papa selalu begini sih sama Asha?!" "Asha! Jangan meninggikan suara mu pada orang tua!" Tegur Rika, sang Mama. "Suara Mama juga lebih tinggi dari Asha." Kini Natasha merendahkan nada suaranya. "Kalau Mama gak apa-apa. Kan Mama orang tua nya." "Iiih Mama, Asha kan lagi ngomong sama Papa. Jadi Mama diem dulu." Natasha menempelkan telunjuk ke bibir Rika sehingga membuat Rika seketika terdiam dan mengangguk. Kembali Natasha menatap sang Ayah dengan melotot di paksakan serta memasang wajah serius. "Pah!' "Iya, ada apa, Sha?" Sahut Jhon dengan santai. "Asha bukan anak kecil lagi, Pah." "Di mata Papa kamu tetap anak kecil." "Aku tuh sudah 17 tahun Pah, aku sudah gede." "17 itu angka kecil, dan coba kamu hilangkan angka 7 nya. Di mata Papa kamu masih anak segede gitu." Tutur Jhon dengan nada tegas nan tenang. "Mana ada anak umur 1 tahun segede Asha. Jangan aneh deh Pah." "Ada, kan kamu." Jhon masih menjawab dengan tenang menunjuk Natasha dengan kedikkan dagu. "Aaah~ Pokoknya Asha tetap akan ikut acara itu. Mah! Bujukin Papa." Rengek Natasha menggoyangkan lengan sang Mama. "Kalo kamu bersikap seperti ini, kayaknya Mama setuju deh dengan Papa." "Aaarrgh Mama sama Papa sama aja, nggak ada yang ngertiin Asha. Pokoknya kalau Papa masih nggak ngasih izin, Asha akan kabur nanti jam 3 pagi ke rumah Tante Annisa." Ancam Natasha sembari beranjak pergi dengan perasaan kesal dia berlari menaiki anak tangga. "Tak apalah kabur kerumah tetangga sebelah ini, masih bisa di samperin. Tapi memang benar anak ku ini masih kecil. Jadi bikin khawatir deh kalau ngizinin dia ikut acara sekolah kayak gini. Dia kan sangat lemah dan polos. " Gumam pelan Rika menggelengkan kepala cepat-cepat saat bayangan Natasha dalam bahaya. "Asha! Jangan lari. Nanti kau jatuh." Teriak Jhon merasa cemas melihat putri kesayangan nya berlarian. "Biarin, jatuh juga paling ke bawah." Sahut Natasha tanpa mendengarkan peringatan sang Papa. "Anak ini." Jhon segera berdiri menyusul Natasha.

Tags
5 tags
Chapter 1Perkenalan

Langit yang begitu cerah di selimuti awan putih dan hangatnya cahaya mentari menyinari menyambut awal di pagi hari. Banyak orang lalu lalang beserta kendaraan yang keluar masuk dari perumahan elit itu, dari banyaknya rumah terdapat sebuah rumah dari keluarga kecil bahagia yaitu rumah seorang gadis bernama Natasha Putri Kusuma.

Rumah berlantai dua yang bercat putih itu terparkir dua mobil dengan berbeda warna.

Dari arah jalanan terlihat sebuah mobil mewah berwarna putih perlahan melambat hingga akhirnya terparkir tepat di depan pagar rumah.

Di dalam mobil tersebut ada seorang pria tampan berjas kantoran rapih melirik ke arah rumah berlantai dua itu.

Tin tin... Tin tin...

Dia menekan tombol klakson sebagai tanda memanggil si penghuni rumah.

Hingga beberapa menit dia menunggu, tiba-tiba datanglah dua pria yang tak di undang yang langsung merangsek masuk ke dalam mobil.

"Ngapain kalian masuk?" Tanya Fatih menatap kesal pada kedua pria yang sudah terduduk di kursi penumpang depan dan belakang mobil.

"Ngapain lagi, yaa duduklah." Sahut Levin sambil sibuk memasang sabuk pengaman.

"Keluar kalian! Aku hanya menjemput Asha." Usir Fatih sedikit meninggi.

Tin tin, tin tin...

Levin tak menghiraukan pengusiran dan penolakan, dia dengan seenaknya langsung menekan klakson untuk memanggil si penghuni rumah berlantai dua tersebut.

"Asha! Sha!" Teriak pria remaja berseragam SMA tersebut dengan kepala menongol keluar jendela.

Namun yang di teriaki masih saja belum menandakan akan kemunculannya, membuat dia kembali menekan klakson mobil dan berteriak.

"Sha, Shasha!"

"Haaah." Fatih menghembuskan napas kasar menahan amarahnya yang mulai naik. Dia membuang muka ke luar jendela sebelum bersuara dengan nada tenang penuh penekanan.

"Hei, kau kan baru beli mobil, kenapa masih numpang di mobil ku?"

"Asha pasti akan naik mobil Kakak." Jawab Rafa dengan nada tenang tak acuh tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang dibaca.

"Pengganggu." Dengus Fatih.

Tin tin, tin tin...

Levin terus-terusan menekan klakson membuat suasana semakin memanas.

"Berisik!" Sentak Fatih.

Tapi Levin yang diteriaki tampak tak menggubris sentakan tersebut dan kembali terus menekan tombol klakson tanpa merasa bersalah.

"Shasha~ ayok! Sudah telat nih!"

Ceklek.

Suara pintu rumah itu terbuka disertai keluarnya sepasang suami istri yang sudah rapih dengan pakaian kerja juga seorang gadis SMA yang cantik berwajah imut nan putih dengan bola mata berwarna silver. Gadis itu bernama Natasha Putri yang sedang di tunggu oleh kedua pria yang berada di dalam mobil.

"Iya, iya sabar. Berisik banget sih. Malu sama tetangga tau." Gerutu Natasha berjalan tergesa sambil merapihkan isi tas gendong.

"Jangan lari Asha, dan lihat ke bawah kalau jalan." Tegur Jhon sang Papa yang merasa khawatir.

"Iya, Pah." Dengan nurut Natasha melambatkan langkah kaki dan memperhatikan langkah kaki nya.

Begitu melihat gadis yang di tunggu nya, senyuman sumringah tercetak langsung di wajah Pria yang duduk di kursi penumpang depan yang dari tadi terus berteriak. Pria itu bernama Levin Rehardika teman masa kecil Asha yang seumuran sekaligus tetangga yang rumahnya di sebelah kiri rumah Asha.

"Kalo kamu nggak selalu telat gini, gak bakal aku berisik."

"Ck," decak Natasha dengan sudut bibir terangkat sebal. Gadis itu meraih handle pintu penumpang belakang mobil lalu membuka nya.

Puk.

Dia langsung duduk di kursi belakang samping pria tampan berwajah tenang nan dingin yang tengah membaca buku. Pria itu bernama Rafhayrus saputra. Teman masa kecil kedua juga Kakak senior di sekolah sekaligus tetangga yang rumahnya sebelah kanan rumah Asha.

"Pagi Kak Rafa, pagi Kak Fatih." Sapa Natasha sambil memakai sabuk pengaman.

Rafa sedikit mengalihkan pandangan dari buku yang dibaca nya, melirik kesamping. "Pagi."

"Pagi juga Asha." Balas Fatih melihat kaca tengah mobil yang menempel di depan.

Alfatih Galuh Putra itulah nama pria tampan tersebut yang paling tua di antara mereka bertiga. Dia juga termasuk teman masa kecil Asha yang rumahnya cukup jauh dari mereka. Meskipun begitu, jarak tak menghalangi kerekatan hubungan mereka dengan Asha. Apalagi ketiga pria itu selain ikatan hubungan persahabatan mereka masih memiliki ikatan darah persaudaraan.

"Aku, aku, kok nggak di sapa." Sambar Levin yang duduk di kursi depan sedikit mencondongkan tubuh ke belakang, berharap di sapa layaknya ke kedua orang itu.

"Kan tadi udah di luar mobil." Balas Natasha.

"Itu sih bukan sapaan, sama kayak ke mereka dong."

"Gak mau, Asha malas." Cetus Natasha menolak.

"Kok jadi pilih kasih gitu sih, Sha?" Ucap Levin bernada sedih membuat gadis itu sedikit menyunggingkan senyum geli.

"Aah Levin lebay deh, gitu aja di bilang pilih kasih."

Tok tok tok.

Suara ketukan dari luar pada kaca jendela mobil seketika mengalihkan perhatian Natasha. Natasha yang langsung mengerti membuka jendela mobil tersebut hingga turun sepenuhnya.

"Kenapa Pah?" Tanya Natasha yang sudah tahu dengan kebiasaan orang tua nya itu selalu menahan sejenak sebelum berangkat.

"Sabuk pengaman mu sudah terkunci?" Pria tampan berjas kantor yang meski sedikit berumur itu memeriksa tali seat belt yang melingkar ke tubuh sang putri, untuk memastikan ketahanannya.

"Sudah Paah, Asha kan sudah memeriksa nya tadi."

"Tenang saja Om, mobil bang Fatih kan selalu di periksa keamanannya tiap hari. Jadi Om tak perlu khawatir lagi, lagian kan bang Fatih sendiri yang nyetir." Kata Levin dengan kepala melongok ke kursi belakang.

Namun ujaran Levin tampak tak dihiraukan oleh pria berjas tersebut membuat Levin mencebik sebal kembali menegakkan badan memperhatikan Natasha dari kaca mobil.

Setelah memastikan keamanan putrinya, pria berjas yang bernama Jhonathan itu melirik tajam pada pria berseragam setelan kantor yang duduk di kursi kemudi.

"Justru karena dia yang nyetir, membuat saya tak tenang."

"Meskipun saya sering menggunakan supir, tapi saya sudah punya sim dan sudah ahli menyetir."

"Haaah," Jhon menghembuskan napas pelan, masih terbesit kekhawatiran di wajahnya. "Yah lumayan sedikit aman yang sudah punya sim. Tapi tetap saja jangan lebih dari 40 km perjam dan jangan nyalip kendaraan lain." Tegas Jhon menatap tajam nan tegas.

Fatih mengangguk mengiyakan tanpa bersuara.

"Ekhem, Pah. Ini udah jam tujuh kurang loh, Asha bisa telat nih sampai sekolah." Kode Natasha setelah melihat jam yang melekat di pergelangan tangan.

"Baiklah, segera berangkat." Jhon menyodorkan sebelah tangannya yang langsung di salami oleh Natasha sebagai tanda pamit.

"Kami berangkat dulu Om, tante." Pamit Levin saat mesin mobil mulai dinyalakan bersiap melaju.

Gadis itu melambaikan tangan dengan senyuman ceria. "Dah Mah, dah Pah. Asha berangkat dulu."

"Hati-hati sayang." Balas wanita cantik berpakaian putih medis yang membalas lambaian tangan Putrinya.

"Cepat tutup jendela nya dan jangan di buka saat di jalan." Peringatan Jhon menunjuk kaca jendela.

Yang di balas anggukkan kepala oleh Natasha memencet tombol panel di pintu hingga jendela pun menutup secara otomatis.

Bruum...

Mobil berwarna putih itu perlahan mulai melaju meninggalkan sepasang suami istri yang masih berdiri di samping mobil hitam.

"Sayang, apa kamu tidak terlalu berlebihan pada Asha? Dia kan sudah masuk SMA." Tegur Rika.

Jhon membuka kan pintu mobil penumpang depan, mempersilahkan sang istri. "Jika saja ada alat teleportasi mungkin aku akan tenang."

Rika tersenyum seraya kepala menggeleng pelan. "Mana ada alat kayak gitu di dunia nyata. Jangan membuat alasan yang mustahil deh, Sayang."

Pria berjas itu menutup pintu mobil lalu sedikit berjalan setengah memutari mobil dan masuk untuk duduk di kursi kemudi. "Aku begitu karena takut kejadian yang menimpa dia 10 tahun lalu terjadi lagi padanya."

Mendengar nada suara Jhon yang sedikit berat seketika Rika mengusap lembut punggung tangan sang suami. "Itu kan sudah sangat lama, jadi lupakanlah."

Jhon melirik menatap cukup dalam ke arah Rika. "Mana mungkin aku bisa lupa akan kejadian dimana aku hampir kehilangan dia, seumur hidup pun kejadian itu selalu teringat jelas di otak ku."

Mendengar hal itu, seketika Rika terdiam menatap sendu nan serba salah pada mata tajam silver milik suaminya. Dia menghela napas pelan mengalihkan tatapan seraya bergumam pelan.

"Ternyata dia masih saja sulit untuk melupakannya."

"Tenanglah sayang, Asha kan ada bersama mereka. Dan sudah pasti mereka akan menjaganya dengan baik." Tutur Rika menenangkan sembari mengusap pelan sisi wajah Jhon.

Jhon memalingkan wajah menatap ke depan dan mulai menyalakan mesin mobil. "Kau begitu percaya pada bocah-bocah itu." Nada suaranya jelas terselip ketidak sukaan.

"Tentu saja aku percaya, mereka kan selalu bersama Asha sejak dari kandungan." Rika tersenyum menanggapinya.

"Aaah tetap saja, mereka tidak bisa di percaya karena mereka pria."

"Memang kenapa dengan pria? Bukannya jika pria, mereka jauh lebih tangguh untuk menjaga Asha."

"Haaah." Helaan napas panjang dari mulut Jhon yang enggan meneruskan obrolan namun tetap bergumam pelan hingga tak terdengar oleh Rika.

"Karena mereka sedang merencanakan untuk merebut Asha ku yang imut dan lemah. Aarrgh memikirkannya saja membuat ku ingin melenyapkan mereka."

BERSAMBUNG...

You May Also Like

Jodoh! Masa Gitu?

Heningtyas Permata Hati (17) seorang gadis desa yang polos tapi bar bar, dalam hidupnya hanya ada satu tujuan, menikah dengan anak juragan tanah yang gantengnya mirip aktor Bolywood kesayangannya. Di sela menjalani hari dengan tujuan hidup yang tak tergoyahkan, nasib buruk menghampirinya, seorang pemuda tampan dari kota (Anggara Yuda Pradipta, 18) datang dan tinggal di rumahnya dengan alasan yang tidak jelas. Orangtuanya pun tak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Pemuda itu memiliki kepribadian ganda menurut Hening, kadang dingin kaya kulkas khusus es batu, kadang panas kaya api neraka. Dan jangan tanyakan tingkat ketajaman lidahnya, kalo udah ngomong nyakitin sampe ubun-ubun bayi baru lahir. Nasib buruk Hening tak sampai di situ, setiap hari pemuda itu menjadi sumber masalahnya, dimana dia tak bisa lagi khusyuk berdo'a untuk meminta pada Tuhan agar anak juragan tanah itu menjadi jodohnya. Sial! "EHHH ... MONYET! ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Dengan angkuh Dipta berkata, "ngusir gue? Nggak sadar diri! Gubuk reot lo ini berdiri di atas tanah kakek gue! Kalo ada yang harus angkat kaki, itu lo!" Mulut Hening menganga sampe hampir jatuh ke lantai, baru tekatup saat mendengar pintu kamar di banting dengan kuat. "Ya Tuhan! Apa salah dan dosaku!!" Jerit Hening yang di sambut tendangan maut dari dalam pintu kamar. Jantungnya hampir copot di buat cowok gila itu. Keselnya bukan main si Hening. Bagaimana nasib Hening selanjutnya? Bisakah dia mempertahankan tujuan hidupnya? Sementara Anggara Yuda Pradipta terus mengusik jiwa dan raganya. Dan apakah penyebab Anggara Yuda Pradipta berakhir di rumahnya? Ikuti kisah mereka dalam novel 'Jodoh! Masa Gitu?' Yakin bakal di buat ngakak dan baper parah. Dan yang paling penting, kalian bakal menemukan banyak rahasia dalam kisah mereka. Baca juga novelku yang lain ya. 1. Annaya dan Takdirnya. (700 views dan 900 colection) 2. Pernikahan Sementara. (2M views dan 8,6k colection)

Ardhaharyani_9027 · Teen
Not enough ratings
347 Chs

Sahabatku Kekasih Hatiku

Aira Salsabila gadis cantik dan menarik, anak kepala desa yang memiliki wawasan luas dan modern,bersahabat dengan Ihsan Airlangga,pemuda tampan yang pandai bermain musik,dan punya sederet keahlian, putra seorang dokter pemilik salah satu rumah sakit terkenal Cikarang. Persahabatan itu terjalin sejak mereka duduk dibangku Sekolah Dasar hingga sekarang. Ihsan memendam perasaannya cintanya sekian lama hanya untuk Aira seorang.Pemuda itu tidak mau memulai untuk mengutarakan isi hatinya,berbagai macam pertimbangan dan rasa sungkan pada sahabatnya. Kekhawatirannya terhadap gadis itu yang banyak disukai oleh banyak pemuda, membawa keberanian bagi dirinya untuk segera menyatakan cintanya pada sang "Tuan Putri kembang desa yang amat dicintainya. " I love you Aira" Alhasil cintanya tidak bertepuk sebelah tangan,gadis pujaannya itu menerima cinta Ihsan dengan tulus. " I love you too" Kemudian mereka menjalani hubungan jarak jauh antara Jakarta - Bandung "Long Distance Relationship" kata anak muda zaman now. Dapatkah mereka menahan rasa rindu yang menggelora,dan cinta yang membara? Apa reaksi dari Aira dan keluarganya, ketika tiba tiba Ihsan ingin menikahinya? Mampukah Aira dan Ihsan bertahan dalam hubungan jarak jauh tersebut?Apa saja yang akan mereka alami berdua???? Yuuuk ikuti terus kelanjutan cerita ini "Sahabatku,Kekasih Hatiku" pada bab bab berikutnya. Jangan lupa dukung terus novel ini dengan memberi power stone dan review yang baik, sebagai energi baru untuk author dalam menulis cerita ini. Selamat Membaca....... Kamila Qha

Kamila_Qha · Teen
4.9
178 Chs
Table of Contents
Volume 1 :Bab 1

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT