webnovel

Love you, My Prince

LGBT+
Ongoing · 88.5K Views
  • 37 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Raiga memberi Preinan 3 permintaan sebagai penebus rasa bersalahnya karena telah membully anak itu saat masa orientasi siswa. Tidak di sangka, justru karena 3 permintaan itu lah mereka menjadi dekat dan menjalin hubungan.

Tags
4 tags
Chapter 1Pertama kali melihatmu

Rapat osis. Dua minggu sebelum semester baru dimulai.

...

Raiga POV

"Hah, Jadi apa? Duh, mana bisa ... Lagian yah, yang ngadain acara kan bukan aku."

Aku mengeluh sepanjang rapat osis berlangsung. Mereka dengan seenaknya mengajukanku sebagai panitia penanggung jawab acara penyambutan siswa baru tahun ini. Bagaimana mungkin bisa aku terima. Sementara aku hanya berpangkat anggota biasa bukan ketua atau wakil ketua osisnya.

"Yang ngadain acara juga bukan kita ya, Rai. Tapi sekolah. Lagipun, kalo bukan kamu siapa lagi. Ketua sama wakil ketua osis kan mau nyiapin acara camp. Gak mungkin mereka bisa handle semuanya ... Ayolah. " ucap si nenek sihir Fiya.

Entah kenapa Fiya hari ini sangat menyebalkan, dia mengajukan namaku dan konyolnya langsung di setujui semua anggota dirapat ini.

"Sekali ini aja, Rai. Acara acara biasanya, kan, selalu aku yang pegang. Apa salahnya sih kalo yang satu ini kamu yang urus. Lagipula, yang bantuin kan banyak. Tugasmu juga gak cape cape amat. Cuma mastiin semua berjalan dengan lancar dan terorganisir." seru Ferian sang ketua osis.

Ah, semua yang duduk dimeja rapat kini memandangku dengan aneh. Akhirnya mau tak mau aku iyakan usulan mereka.

"Yaudah, oke. Tapi awas ya, setelah acara ini gak ada acara acara lain yang mesti aku pegang lagi." aku bicara lantang sembari menunjuk nunjuk pulpen yang kupegang ke arah si ketua.

"Iya dah iya ... Selama yang ini mau kamu pegang. Aku udah sangat berterimakasih. " ucapnya dengan menyatukan kedua tangannya di dada.

Rapat pun diakhiri setelah semua rangkaian acara di susun, hanya tinggal menunggu hari H. Saking banyaknya hal yang harus dipersiapkan aku bahkan pulang hampir tengah malam.

Jalanan sejauh aku lalui tampak sepi dan horor. Sampai aku melihat beberapa orang tampak berkerumun di trotoar. Terlihat pula seseorang diantara mereka sedang di keroyok habis habisan.

Karena aku tak mau ikut terlibat. Aku memutuskan untuk berbalik arah selagi sempat. Aku memelankan laju motorku dan bersiap memutar. Tapi, melihat seseorang yang sedang dipukuli itu hatiku tiba tiba tergerak.

"Tolongin nggak, yah" Aku bertanya pada diri sendiri.

Pada akhirnya, dengan sedikit keberanian aku pergi ke arah mereka. Lagipula, aku punya sedikit bekal karate. Tidak buruk jiga aku praktekan pada preman jalanan.

Aku memarkir motorku di bahu jalan tak jauh dari jarak mereka. Orang yang malang itu terlihat dipegangi oleh dua orang dan dihajar oleh seorang yang lain yang bertubuh lebih besar.

Huh, ayolah Rai. Kali ini jangan jadi pengecut!

Aku berlari kearah tiga preman jalanan itu dan berteriak dengan lantang. "Berenti kalian!."

Tapi mereka sama sekali tidak menghiraukanku, menengok pun tidak. Memang kurang ajar.

Aku mengepalkan tanganku lalu memukul orang yang berperawakan paling besar. Dia langsung terjungkal dan terlihat kaget saat melihatku. Salah sendiri karena mengacuhkanku tadi.

Wajahnya marah dan seolah tidak terima, dengan tangan yang terkepal dia mengambil ancang ancang untuk balas memukulku. Tapi, aku tak mau babak belur dengan percuma. Aku akan menggunakan otakku kali ini.

"Eit!." aku menahannya sebelum dia sempat mendaratkan pukulan. "Aku udah nelpon polisi. Kalo kalian masih disini dan lebih milih mukulin aku, kalian mungkin bakal ketangkep. Tapi, lain cerita kalo kalian milih buat kabur. Itu terserah kalian. " kataku dengan penuh percaya diri berharap mereka percaya.

"Haha .. Lu pikir gua bego? Oke kita liat kapan polisinya dateng. Gua bakalan nunggu dengan senang hati." sahut si pria besar sembari menyunggingkan evil smirknya.

Sial, mereka tidak percaya. Kalo aku mulai perkelahian. Aku mungkin akan babak belur nanti. Tapi, mau bagaimana lagi. Karena polisi tidak mungkin akan kebetulan lewat di jalanan sepi tengah malem begini.

You May Also Like

[BL] Thriller Trainee

Author: Wang Ya Genre: Unlimited Flow, Horror, Supernatural Pesulap Zong Jiu yang sudah tidak bernyawa bertransmigrasi ke dalam novel horor dengan alur cerita yang tak terbatas tentang pertunjukan bertahan hidup, menggantikan umpan meriam yang meninggal secara tragis di babak evaluasi pertama. Pertunjukan ini sangat menarik. Dari puluhan ribu orang, hanya seratus orang yang dapat bertahan hidup, dan posisi c (pesaing terkuat) bahkan dapat memperoleh tiket keinginan universal. Kalau orang lain, mereka mungkin akan ketakutan setengah mati. Tak seorang pun menyangka bahwa Zong Jiu tidak hanya tak kenal takut, tetapi juga menimbulkan kehebohan yang sensasional, tanpa malu-malu memamerkan triknya sepanjang jalan. Setelah tipu muslihatnya berhenti, dan hidupnya dapat dianggap aman dan tenteram, ia berakhir dalam persaingan dengan penjahat besar dalam novel tersebut. Hari ini kau berusaha menyerangku, besok aku akan menyerangmu lagi, bolak-balik, itu cukup menyenangkan, heh. Alhasil, meski hanya main-main, suatu kali mereka terbawa suasana dan benar-benar berakhir tidur bersama. Melihat musuh bebuyutan yang menekannya ke tanah, Zong Jiu dengan malas mengangkat pandangannya. "Jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku, jangan bicara omong kosong." Bahkan saat dalam posisi yang kurang menguntungkan, dia tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut, dan malah terus memprovokasinya. Orang itu menggunakan jarinya yang sedingin es untuk menelusuri telinganya, dan gerakan menuju aorta tiba-tiba terhenti. “Sayang sekali. Aku sudah berubah pikiran.” — Dulu dia sangat ingin membunuh Zong Jiu secara pribadi. Setiap hari, dia selalu menyesal karena tidak mencungkil dagingnya, mematahkan lehernya sendiri. Namun setelah orang ini jatuh ke tangannya, keinginan lain yang lebih mendesak tumbuh seperti rumput liar. Dibandingkan menang atau kalah, ia lebih suka melihatnya menangis dan terengah-engah, dengan mata merah, memohon belas kasihan.

Elhafasya · LGBT+
Not enough ratings
260 Chs

Beyond Time and Space Detective

Pada tahun 1982, terjadi kasus besar di Kota Jin yang mengakibatkan banyak korban tewas. Para pelaku melarikan diri, dan pelaku utama, Yin Jiaming, tertembak dan jatuh ke laut. Tiga puluh sembilan tahun kemudian, sebuah film yang diadaptasi dari kasus tersebut, “The Great Heist of Jin City,” menjadi hit box office, menarik perhatian ahli patologi forensik Ye Huairui. Sebulan kemudian, Ye Huairui pindah ke sebuah vila tua, hanya untuk mengetahui bahwa itu dulunya adalah kediaman Yin Jiaming. ==== Pada tengah malam, setelah badai petir, Ye Huairui menemukan sebaris tulisan di mejanya: “Siapa kau!!?” Ye Huairui berpikir, apakah tempat ini berhantu? Dia menulis balasan: “Entah kau hantu, atau kau pembunuhnya.” Pesan di meja berubah menjadi: "Aku bukan hantu, dan aku juga bukan pembunuh! Aku tidak membunuh siapa pun!!" Ye Huairui: … Hubungan luar biasa lintas waktu dan ruang mempertemukan dua orang yang terpisah tiga puluh sembilan tahun di rumah tua misterius itu. Maka dimulailah perjalanan investigasi lintas waktu. “Yin Jiaming telah dizalimi; pelaku sebenarnya masih bebas.” Dengan bantuan seorang ahli patologi forensik jenius dari tiga puluh sembilan tahun di masa depan, dapatkah Yin Jiaming membuktikan ketidakbersalahannya dan menulis ulang nasib buruknya? ==== Kebenaran tidak akan diubah, hanya dikubur. Kisah cinta melampaui ruang dan waktu tentang kematian dan penebusan, dan pada akhirnya, aku akan menggenggam tanganmu erat. ==== Kata-kata pertama yang diucapkan Yin Jiaming kepada Ye Huairui adalah: “Ruirui, kemarilah peluk aku.” Ye Huairui merentangkan tangannya: “Kemarilah. Jika kau tidak bisa memelukku, berarti kau pengecut.”

Elhafasya · LGBT+
Not enough ratings
121 Chs

SUPPORT