webnovel

BEHIND THE SCREEN

Ini cerita tentang mimpi, cinta dan persahabatan 2 insan manusia. Tentang mereka yang berjuang meraih mimpi menjadi seorang idol. Bagaimana kisah mereka menjalani kehidupan seorang idol yang tidak mudah dan dituntut untuk menjadi seorang yang sempurna. Tentang mereka yang saling perhatian satu sama lain. Yang tetap saling menguatkan dan memberikan semangat meski tak bisa selalu bersama. Dan tentang mereka yang ternyata diam-diam menyimpan rasa pada satu sama lain.

Rows18_ · Music & Bands
Not enough ratings
23 Chs

SEVEN

MINGYU'S POV

Aku telah menyelesaikan latihan hari ini. Dan kini aku sedang berada di dalam bus menuju rumah. Tiba-tiba saja ingatanku kembali ke waktu dimana aku dan Eunbi berada di pinggir lapangan sekolah hari ini.

Flashback.

Samar-samar aku mendengar suara bel berbunyi.

Eunbi berdiri lalu meregangkan tangannya ke atas. Tiba-tiba saja sebuah ide untuk mengusilinya terlintas di otakku. Aku memegang pergelangan tangannya dan menariknya ke atas. Membuatnya berjinjit

"Yak, apa yang kau lakukan?" serunya padaku.

"Aku membantumu agar lebih tinggi" jawabku sambil terkekeh

"Aish, awas saja kau. Yak, cepat lepaskan aku" ucapnya sedikit jengkel sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku. Aku masih terkekeh melihatnya.

Saat aku hendak melepaskan genggamanku,dia kehilangan keseimbangannya. Eunbi jatuh ke dadaku. Mata kami bertemu. Aku menatap matanya yang indah. Tiba-tiba saja jantungku berdegup kencang. Sangat kencang, sampai rasanya ingin meledak.

Aku berharap Eunbi tidak mendengarnya.

Tiba-tiba Eunbi menjauh. Aku merasa suasana terasa sangat canggung.

"Oh, maaf" aku segera meminta maaf padanya.

Eunbi mencoba mengalihkan pembicaraan "Yak, pelajaran akan segera dimulai. Cepat kembali ke kelasmu."

"Sampai ketemu nanti" ucapnya lagi sambil berjalan menjauh menuju kelasnya.

Aku memperhatikannya yang kini sedang berlari menuju kelas. Jantungku masih berdegup cukup kencang. Tapi tidak sekencang tadi.

Aku menyusulnya berlari. Dan segera menuju kelasku.

Flashback End.

Aku turun dari bus. Berjalan menuju rumah.

Ah, baru saja aku memikirkannya, aku melihat bayangan gadis itu. Apakah ini hanya halusinasiku saja? Entahlah.

Aku mempercepat jalanku untuk memastikan apakah itu Eunbi atau bukan. Aku melihat tas yang biasa ia gunakan.

Aku mencoba mengejarnya, namun di saat yang sama saat aku akan memanggilnya aku melihat seorang laki-laki yang sangat mencurigakan. Aku tak tau apa yang akan di lakukannya tapi aku segera berlari menuju Eunbi.

EUNBI'S POV

Hari ini setelah pulang latihan. Aku memilih untuk pulang ke rumah, karena sudah hampir 2 minggu aku tidak kembali ke rumah. Beberapa member memilih untuk tinggal di dorm saja, beberapa member ada juga yang memilih kembali ke rumah. Termasuk aku.

Setelah turun dari bus, aku berjalan menuju rumah. Sebenarnya aku bisa meminta manager untuk mengantarku pulang, namun aku memilih untuk pulang menggunakan bus.

Tak berapa lama, aku merasa ada seseorang yang sedang mengikutiku. Aku tak berani untuk melihat ke belakang, entahlah aku tak yakin apakah orang itu seorang psiko, atau seseorang yang mabuk. Aku mempercepat langkahku.

Tapi aku merasa orang itu semakin dekat. Aku mengencangkan suara di headsetku, mencoba menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang ada di pikiranku.

Saat kurasa orang itu kini tepat berada di belakangku. Aku lebih mempercepat langkahku, membuatku sedikit berlari. Sialnya, tali sepatuku tidak terikat dengan benar. Saat aku hampir saja terjatuh, seseorang menarik tanganku dan kini memelukku erat.

Aku bisa mencium aroma tubuh yang sangat familiar di indera penciumanku. Aroma tubuh Mingyu.

Samar-samar aku mendengar Mingyu mengatakan "Dia pacarku, kau pergilah"

Aku kaget.

Aku bisa merasakan pipiku memerah.

Tidak-tidak sepertinya aku salah mendengar. Mingyu melepaskan pelukannya. Sepertinya orang aneh tadi sudah pergi.

Dengan jantung yang masih berdegup kencang karena pelukan Mingyu yang erat atau karena ucapannya barusan.

Untunglah lampu yang berada tepat di atasku sedang tidak berfungsi dengan baik. Jika tidak aku yakin Mingyu pasti bisa melihat pipiku yang sangat merah ini.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya memastikan keadaanku.

"Eungg, aku tidak apa-apa" jawabku sambil sedikit mundur. Aku tak ingin ia melihat pipiku yang seperti kepiting rebus.

"Apakah orang itu sudah pergi? Tanyaku.

"Apa kau melihat orang itu? Kau harus melupakan kejadian tadi" ucapnya menatapku khawatir.

"Aku tidak melihatnya" jawabku sambil mengangguk menyetujui ucapannya untuk melupakan kejadian tadi.

Tentu saja kejadian saat aku merasa ada orang yang sedang mengikutiku aku akan segera melupakannya, untuk kejadian setelahnya? Entahlah aku tak yakin bisa melupakannya. Sepertinya, kejadian itu akan terus bermunculan di otakku setiap hari atau bahkan setiap saat.

Tiba-tiba saja Mingyu berlutut di depanku, ketika aku mencoba melangkah mundur suaranya menginterupsiku.

"Stop. Jika kau terus mundur, kau akan terjatuh" ucapnya sambil mengikat tali sepatuku satu persatu.

Kutatap Mingyu yang kini sedang memperbaiki ikatan tali sepatuku sebelah kanan. Meskipun aku hanya dapat melihat punggungnya dan rambutnya yang sedikit berantakan karena angin, dia terlihat tampan.

Tiba-tiba saja aku jadi teringat jika hari ini sudah dua kali aku terjatuh ke dalam pelukannya karena kecerobohanku. Jantungku mulai berdetak tidak karuan lagi padahal aku hanya mengingat-ingat semua hal yang terjadi hari ini.

Entahlah ini hanya perasaan sesaat saja atau bukan. Aku tak mau buru-buru menyimpulkan, terlebih aku harus fokus dengan persiapan debutku dan juga Mingyu dengan latihannya agar bisa segera debut.

Seakan tahu jika aku sedang menatapnya sedari tadi, ia mengangkat kepalanya dan menatapku sambil merapikan rambutnya. Aku yang tertangkap basah sedang menatapnya segera mengalihkan pandanganku.

Aku segera melangkah mundur ketika ia telah selesai mengikat kedua tali sepatuku. "Mingyu-ya thank you so much." Ucapku kini berjalan di sampingnya.

Mingyu hanya tersenyum dan mengusap kepalaku pelan.

Kami berjalan pulang, tentu saja Mingyu akan mengantarku lebih dulu sebelum akhirnya ia pulang ke rumahnya.

"Aku pulang" teriakku saat memasuki rumah.

"Oh putriku, hari ini kau pulang. Apa besok kau libur?" tanya ibuku yang ternyata masih terjaga di jam setengah dua belas malam.

"Yaa, ibu kenapa belum tidur?" tanyaku balik sambil menata sepatuku ke dalam rak.

"Tak apa, ibu baru saja mwnonton film. Apakah kau lapar? Kau ingin buah? Ibu punya stroberi dan anggur di kulkas" ujarnya.

"Yes please" ucapku dengan sedikit imut.

"Naiklah ke kamarmu dan mandilah, ibu akan menaruhnya di mejamu" ibu mengeluarkan buah yang dimilikinya dari dalam kulkas.

"Ibu, terimakasih. I love u"

"I love you too, putriku"

Aku memasuki kamarku yang tertata rapi. Ah, aku merindukan kasurku.

Aku tidak sabar menantikan esok. Setelah pergi mandi dan berganti baju, aku mengecek ponselku. Terdapat beberapa notifikasi. Aku segera membuka kakaotalk.

Seokmin mengirimi lokasi untuk berkumpul besok sebelum ke Lotte World di grup. Yuna yang mengajakku kembaran baju dengannya. Mingyu mengirimi pesan singkat yang berisi dia akan menjemputku besok. Dan pesan-pesan lain dari grup kelas maupun pesan pribadi yang belum sempat aku balas sejak tadi.

Dan aku membalas semua pesan satu persatu sambil berbaring di tempat tidurku dan memakan beberapa buah yang sudah disiapkan oleh ibuku di meja.

Tak lama kemudian aku merasa mataku sangat berat, aku menaruh ponselku di meja, menarik selimutku, dan jatuh tertidur lelap.

~MINGYU

GOODNIGHT <3

PESAN INI TELAH DIHAPUS

SEE YOU TOMORROW