webnovel

At Moment Seventeen

Author: Sr_Intan
Urban
Completed · 79.6K Views
  • 316 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Komedi Romantis Jilid 1 Gara-gara tak sengaja mergokin kakak kelasnya ciuman di belakang pohon waktu MOS. Claudia harus menerima akibat dari perbuatannya itu! Dia harus menjadi bulan-bulanan Randu, si kakak kelas yang tengil dan angkuh. Bukannya dikerjain, Claudia malah dipacarin! Awalnya benci tapi lama-lama cinta. Meski di belakang semua itu Randu ternyata memiliki kisah tersembunyi yang Claudia tidak tahu. Apakah Claudia dan Randu bisa bersama? Apa keduanya saling suka meski watak mereka bertolak belakang? Dewasa Remaja Jilid 2 Setelah sepuluh tahun berlalu. Randu dan Claudia bertemu lagi! Akankah cinta yang tak pernah berujung kali ini dapat bersatu? Foto oleh Sharon McCutcheon dari Pexels

Tags
5 tags
Chapter 1Lelaki yang Menyebalkan

Menyebalkan!

Itulah satu kata yang terlintas dalam benak Claudia, ketika dia siang ini baru mendapatkan tanda tangan dari kakak kelasnya sebanyak dua puluh tanda tangan.

Masih ada sepuluh lagi yang harus ia dapatkan agar ia dapat terbebas dari pulang sore hari ini.

Hari masa orientasi siswa yang ia alami saat ini sangat berbeda dengan yang ia pikirkan ketika lulus SMP. Di mana akan ada banyak kakak kelas ganteng dan memesona juga menawan.

Karena kebanyakan kakak kelas yang sudah ia datangi dan minta tanda tangan hanyalah kakak kelas yang suka caper dengan adik kelas mereka!

"Capek!" desah Claudia, ia duduk bersandar pada dinding perpustakaan.

Ia melirik ke kiri dan ke kanan agar tidak ketahuan oleh siswa lain apalagi kakak kelasnya.

Dia sudah lelah mengejar kakak kelas yang sok terkenal sejak tadi, padahal setelah MOS mungkin mereka akan balik lagi menjadi "kentang" yang jarang diharapkan.

"Pindah ah," gumam Claudia, ketika dia mendapati beberapa siswa melirik ke arahnya. Ada yang tersenyum karena melihat Claudia tampak lucu.

Ada yang berkata kalau dia akan dilaporkan pada kakak kelas yang sedang membinanya.

Akhirnya Claudia memilih untuk duduk di sebuah kursi yang ada di pinggir lapangan basket. Berteduh di bawah pohon sambil mencari angin segar siang itu.

Namun baru saja dia memejamkan matanya, dia harus mendengar suara tawa yang membuatnya tersadar.

"Suara apa tuh!" Claudia mencari ke arah suara, kemudian bergerak menuju pohon rindang yang terletak tak jauh di sana.

Matanya membulat ketika dia melihat pemandangan yang benar-benar membuat netranya hampir keluar karena terkejut.

"Astaga!" pekik Claudia sambil membungkam mulutnya.

Ia berjalan mundur ke belakang teratur sebelum kedua orang yang tadi hampir ciuman memergokinya.

KRETEEEK!

Suara ranting terinjak membuat kedua orang itu sontak melirik ke arahnya. Claudia membeku, tak ada ruang untuk melarikan diri ketika mata lelaki yang tak lain adalah kakak kelasnya sedang menatap tajam padanya.

"Lo anak baru, ngapain ada di sini?!" tanya lelaki yang bernama Randu. Cukup galak juga saat ini, apalagi perbuatannya tadi ketahuan oleh Claudia.

"Ma—maaf, Kak!" serunya tergagap.

Keringat dingin mengucur dari dahi turun ke pipinya yang putih. Randu mengamatinya sangat dekat sampai membuat Claudia tak nyaman.

"Lo kelas X berapa? Siapa nama pembina lo?" tanya Randu.

"Itu—itu, Kak Fatih," jawabnya.

"Oh dia." Mata Randu mengawasi Claudia dari atas sampai bawah.

Wajahnya yang bulat dengan mata yang sedikit sipit. Hidungnya mancung dengan kulit wajah putih bersih, tapi belang karena hari ini disuruh berpanas-panasan oleh kakak kelasnya.

"Lo belum dapet tanda tangan gue kan?" tanya Randu lagi, ketika dia menarik sebuah buku yang dikalungkan oleh Claudia di lehernya.

Randu membukanya sambil tersenyum sinis. "Lo mau gak tanda tangan gue?"

Claudia tentu saja mengangguk penuh harap. Karena setidaknya dia tak usah repot mengejar-ngejar kakak kelasnya yang satu itu.

"Mau, Kak!" serunya semangat.

"Tapi ada syaratnya."

Claudia menelan ludahnya sendiri. Sudah diduga jika akan ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Lagi pula mana ada zaman sekarang apa-apa masih gratis.

"Ap-apa, Kak?" Claudia suaranya terdengar bergetar.

Selain karena takut pada Randu, dia juga tak bisa menatap wajah itu lama-lama. Jujur saja, Randu sangat tampan, berbeda dengan kakak kelas yang lain sebelumnya yang ia masukan dalam golongan "kentang".

Mata bersih dengan tatapan mata yang tajam. Rambut hitam pekat dan lebat, tak seperti kakak kelas lainnya yang diwarnai agak sedikit kecoklatan. Hanya saja omongannya terdengar sinis dan itu membuat Claudia kalang kabut saat ini.

"Itu kan di sana ada tukang ojek, coba lo liat berapa tahun motor mereka dan lo tulis. Jangan sampai salah soalnya gue udah tahu berapa aja tahun motor mereka."

Sialan! Kalau udah tahu kenapa disuruh nulis, emangnya gue tempat pegadaian BPKB! Dan tentu saja itu dikatakan Claudia di dalam hatinya saja. Mana berani dia mengatakan kalimat itu di depan Randu secara langsung, yang ada dia tak akan selamat sama MOS berakhir.

"Baik, Kak." Claudia hendak membalikkan badannya, tapi kalung bawang merah dan bawang putihnya ditarik oleh Randu dari belakang membuat tubuhnya tertarik.

"Eit, tunggu dulu."

Claudia memutar bola matanya.

"Lo—gak bakalan bilang sama apa yang lo lihat tadi kan?"

"Tentu saja, Kak! Tenang aja." Claudia meringis padahal dalam hatinya ingin mengutuk lelaki yang namanya Randu itu.

"Bilang aja suruh jangan bilang, kenapa pakai nyuruh-nyuruh. Lagian kan harusnya gue yang ngancem dia. Bukan dia yang ngancem gue," gerutu Claudia sambil beringsut dari depan Randu.

Dan Claudia mau tak mau pergi ke pangkalan ojek yang ada di depan sekolah. Perlu perjuangan agar bisa keluar dari sekolah sebab dia masih anak baru. Dan ketika di pangkalan tukang ojek pun, dia masih dikerjai oleh para tukang ojek online yang sedang nangkring asik di sebuah warung kopi.

"Tahun 2010," gumam Claudia sambil menulis.

"Tahun 2020. Wah bisa nih dijual," gumamnya lagi.

Sebelumnya dia sudah izin dulu pada tukang ojek, jadi dia bisa dengan leluasa menulisnya meskipun terlihat aneh jika ada yang melihat dirinya saat ini.

Dengan mahkota yang terbuat dari pohon singkong yang sudah kering lantaran kepanasan bertengger di atas kepalanya. Rambutnya di kuncir tiga dengan pita berwarna merah kuning hijau. Lalu sebuah kertas kardus bertuliskan "aku anak sekolah rajin dan pandai" membuat Claudia lebih mirip seperti gembel yang sedang berkeliaran.

"Udah Neng?" tanya seorang ojek. "Dapet orderan nih," lanjutnya.

"Udah, Bang," jawabnya dengan senyum kecut.

Kalau saja bukan karena Randu, dia tak akan mau untuk capek-capek ke pangkalan ojek saat ini.

Dan sejam berlalu, akhirnya Claudia mencari di mana Randu berada. Dan dari kejauhan, terlihat dia sedang berdiri dengan tangan bersilang di depan dada sambil melihat anak-anak baru.

Claudia menghela napasnya sebelum dia membawa catatan seperti itu pada Randu. Karena bertemu denganya tak lebih buruk daripada bertemu dengan orang gila newbie.

"Kak, ini. Aku udah nulisin tahun motor mereka." Dengan napas terengah-engah, Claudia memberikan bukunya pada Randu.

Namun Randu hanya meliriknya dengan ekor matanya.

"Kak," panggil Claudia lagi.

"Gue gak budeg," sahutnya pelan.

Nyahut dong makanya! Geram Claudia dalam hati.

Randu akhirnya menerima buku dari Claudia. Dia memeriksanya dengan teliti seakan itu adalah tugas penting dari negara. Ia tersenyum tipis tapi masih tak mau menandatangani buku milik Claudia.

"Lho, kok?" protes Claudia.

"Masih kurang, punya mang Ujang gak ada."

"Tapi—Kak. Udah semua kok."

"Mang Ujang gak ada, jadi gue gak bisa ngasih tanda tangan. Tanda tangan gue mahal."

"Lha kok gitu sih." Claudia hampir menangis, usahanya mencatat tahun motor tukang ojek sia-sia.

"Lo masih kurang sepuluh tanda tangan lagi, kan?"

Claudia mengangguk dengan bibir mencebik.

"Ya udah, gue kasih punya mereka semua tapi ada satu syaratnya."

"Ntar bohong lagi," dengus Claudia.

"Kalo lo gak percaya ya udah. Gue juga gak rugi kok, paling yang rugi lo. Pulang sore sambil bersihin lapangan sekolah." Randu ngeloyor begitu saja tanpa memikirkan perasaan dari Claudia.

Claudia menatap buku catatannya, kurang sepuluh lagi itu sangat berat apalagi dia belum tahu semua kakak kelas yang belum ia mintai tanda tangan.

"Kak! Oke, aku mau!"

Randu tersenyum samar tanpa Claudia tahu. Ia membalikkan tubuhnya ketika Claudia sudah ada di belakangnya dengan wajah yang sangat lesu.

"Apa syaratnya, Kak?"

"Sini gue bisikin," kata Randu. Dan mau tak mau Claudia mendekatkan telinganya ke dekat bibir Randu.

Gadis itu membulatkan matanya lalu hampir saja mau menangis.

"Gue tunggu ya, acaranya jam tiga," kata Randu acuh. 

You May Also Like

Pernikahan Elite Penuh Cinta: Suami Licik, Istri Manis Penyendiri

Wen Xuxu adalah seorang wanita ulet, berbakat, cerdas dan berani yang diasuh oleh keluarga Yan pada usia empat tahun ketika dia kehilangan kedua orang tuanya. Dibesarkan untuk menjadi penerus konglomerat besar, Yan Rusheng adalah seorang pria penyendiri, cerdas dan sombong yang merupakan seorang bujangan paling dicari di ibu kota. Meskipun tumbuh bersama, keduanya seperti saling memperlakukan dengan buruk. Wen Xuxu mengecap Yan Rusheng sebagai seorang yang berengsek dan penakluk wanita, sementara di mata Yan Rusheng, Wen Xuxu adalah seorang wanita pemarah. Seiring waktu, mereka saling jatuh cinta, tetapi mereka tetap menyembunyikan perasaan mereka satu sama lain. Karena sebuah nasib, mereka dipaksa untuk menikah. Dan tidak diketahui oleh orang lain dan Yan Rusheng, Wen Xuxu telah menyembunyikan rahasia yang mendalam selama bertahun-tahun .... Kata kunci: Kekasih masa kecil, Penakluk Wanita, Penyendiri, Belahan Jiwa, Pernikahan Paksa, Anak Yatim, Sekretaris Adegan Manis: Tiba-tiba, Wen Xuxu mengulurkan tangannya untuk mencengkeram dan menarik pergelangan tangan Yan Rusheng dengan paksa. Yan Rusheng tertangkap basah dan dia kehilangan pijakannya. Dia jatuh di tempat tidur dan kemudian napasnya melambat. Tuan Muda Yan takut bahwa dia mungkin kehilangan kendali atas dirinya dan melakukan sesuatu pada Wen Xuxu ... wanita yang dibencinya. Oleh karena itu dia buru-buru mengangkat kepalanya. Tetapi dia belum sempat bergerak menjauh ketika Wen Xuxu mengulurkan tangan dan melingkarkannya ke leher Yan Rusheng. "Jangan pergi."

Wei yang · Urban
4.7
1998 Chs

Pernikahan Kontrak: Pengantin Pengganti

Beberapa menit sebelum pernikahannya, Jeslyn mengetahui bahwa calon suaminya hanya mengincar keuntungan yang akan didapat dengan menikahinya. Patah hati dan merasa dikhianati, dia memilih satu-satunya pilihan yang ada pada saat itu, yaitu untuk melakukan pernikahan kontrak dengan pria yang bisa ia temukan, atau jika tidak, kekayaan keluarganya akan jatuh ke tangan musuh. … "Tuan, tolong, maukah Anda menikahi saya?" Dia bertanya padanya. Seorang pria yang dia lihat masuk ke kamar kecil tempat pernikahan. 'Dia pasti salah satu tamu,' pikirnya. Maverick terkejut dengan proposal itu. Dia melihat Jeslyn mengerutkan dahi ketika dia menoleh untuk menatapnya. Jelas dia ketakutan padanya, namun dia menenangkan diri, siap untuk melompat ke misteri di hadapannya. "Ini akan menjadi kontrak pernikahan. Kita akan bercerai setelah satu tahun," katanya. Dia juga memerlukan seorang wanita untuk anak nakalnya, jadi dia menjawab, "Deal." Tanpa sepengetahuannya, dia baru saja membuat kesepakatan dengan setan termanis yang pernah ada. ... Dia adalah mimpi buruk negara M, negara di mana kejahatan memerintah. Dia adalah kelinci kecil yang dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang. Membunuh lalat? Tidak, dia belum pernah melakukan itu sebelumnya. Namun, terpaksa menjadi istri iblis, dia tidak punya pilihan selain melepaskan kepribadiannya yang palsu. Kelinci kecil apa? Siapa bilang dia tidak bisa menginjak jari-jari tangan seorang pianis dengan tumitnya dan pura-pura seperti tidak bermaksud melakukannya? Ha, selebriti ini ingin memainkan kartu kasihan? Apakah mereka ingin mendapatkan simpati masyarakat? Nah, mengapa lagi dia disebut 'kelinci kecil'? Bukankah itu karena dia terbaik dalam berakting imut? Apakah tidak ada yang memberi tahu teratai putih ini yang ingin menyelam ke tempat tidur suaminya bahwa dia mencuri jiwanya ketika dia menampar anak nakal itu?

Hassy_101 · Urban
Not enough ratings
501 Chs

Istri Galak yang Provokatif: Atasanku adalah Seorang Pemarah yang Penuh Kasih Sayang

Setelah serangkaian peristiwa yang mengubah kehidupannya, Pei Ge memutuskan untuk memulai kehidupannya yang baru dan menemukan kembali posisinya di dunia ini. Dia mendapatkan pekerjaan baru, teman-teman baru dan … atasan baru yang semula dia salah duga sebagai seorang pria penghibur! Atasannya membantu Pei Ge membalas dendam terhadap teman yang mengkhianatinya, mendukungnya ketika dunia pun sepertinya sudah menyerah terhadapnya, mendorongnya untuk menjadi lebih yakin akan dirinya sendiri dan bahkan … mengacaukan kencan butanya. Dengan kemampuan kerjanya yang kuat dan sikapnya yang bersemangat, dia berhasil meraih prestasi tingkat atas di perusahaan tempat dia bekerja (di bawah skema licik seorang CEO) dan bahkan mendapatkan seorang gadis penggemar yang tidak sabar untuk menjadi saudara iparnya. Saat Pei Ge menjalani naik turunnya politik kantor, drama keluarga, menemukan pasangan yang tepat, dan harapan masyarakat, dia menyadari bahwa segala sesuatunya tidak sesederhana kelihatannya dan semua yang ia yakini sedang diuji …. Kesalahpahaman Besar: “Kamu brengsek! Mengapa tidak menggunakan pengaman?! Aku hamil!” “… Dia bukan anakku.” “Brengsek! Kamu benar-benar berani tidak mengakuinya?! Aku berikan semua pengalaman pertamaku padamu! Kamu bajingan!” … Di dokter kandungan, dia membaca laporan laboratorium kehamilannya dan terpana: Haid tidak teratur. Pria itu mengangkat alis dan menyeringai, “Bukankah kamu membuat keributan dengan mengatakan telah mengandung anakku? Di mana anak itu ?! ” "..." Siapa yang takut pada siapa? Mari bertaruh!

Song Xixi · Urban
4.9
1966 Chs

Kelahiran Kembali di Tahun 80an: Istri Sarjana yang Imut

Tertipu untuk menikah, dieksploitasi seumur hidup sebagai pengasuh tanpa bayaran, dan akhirnya dipukuli hingga mati oleh ibu angkatnya di depan tempat tidur ayah angkatnya yang sedang sakit, kehidupan menyedihkan Shen Mianmian berakhir. Ketika dia membuka matanya lagi, dia menemukan dirinya kembali pada usia lima belas tahun. Shen Mianmian berjanji untuk melarikan diri dari takdir masa lalunya, menghukum sepupu dan ibu angkat yang jahat, namun secara tidak sengaja bersinar terlalu terang dalam prosesnya. Siswa yang sebelumnya berada di urutan ketiga dari belakang di sekolah tiba-tiba naik ke puncak, menjadi kandidat yang diperebutkan oleh perguruan tinggi bergengsi, menyebabkan sensasi di antara semua guru dan murid... Sementara yang lain sibuk belajar, Shen Mianmian sibuk memulai bisnis kecil untuk menghasilkan uang... Sementara yang lain mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi, Shen Mianmian membeli dua bangunan berhantu yang paling terkenal di Beijing sekaligus... menjadi keanehan di mata semua orang, mereka mengejeknya bahwa walaupun dia punya keberuntungan untuk membelinya, dia mungkin tidak punya nyawa untuk tinggal di dalamnya. Sementara yang lain lulus dan sibuk mencari pekerjaan, properti berhantu yang dibeli Shen Mianmian diambil oleh pemerintah, membuatnya mendapatkan sejumlah besar kompensasi penggusuran. Orang-orang yang dulu mengejeknya tidak bisa tidak menampar diri mereka sendiri dua kali... bertanya-tanya di mana-mana apakah ada rumah berhantu yang dijual. Shen Mianmian, yang awalnya butuh meminjam uang untuk biaya kuliah, menggunakan dana penggusuran dan memanfaatkan keuntungan kelahiran kembali untuk membeli sebidang tanah yang cocok dan membangun gedung sewaan, bertransformasi menjadi pemilik tanah terkaya dan paling makmur di Beijing... Suatu hari, Shen Mianmian, yang membawa tas penuh kunci dan baru saja mengumpulkan sewa, ditarik pergi ke Kantor Urusan Sipil. "Shen Mianmian, sudah waktunya bagi kamu untuk membayar apa yang kamu hutangkan padaku."

Yin Family's Sixth Child · Urban
Not enough ratings
568 Chs
Table of Contents
Volume 1
Volume 2 :volume 2
Volume 3 :Volume 3

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest

SUPPORT