webnovel

A Girl from My Dream

Namaku Angelo, biasa dipanggil Gelo Statusku saat ini memiliki pacar, namun hubungan kami sampai saat ini sangat dingin dan bahkan sering sekali bertengkar. Hingga suatu hari aku bermimpi bertemu dengan seorang gadis berambut merah. Aku yakin aku mengenalinya, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang menggelitik di perutku saat bertemu dengannya. Sepertinya aku pernah bertemu dengannya sebelumnya. Siapa dia? Aku menemukan gadis itu di kehidupan nyata. Ia gadis masa kecilku. Apakah ia jodohku sebenarnya? Kenapa aku bisa lupa padanya?

AngeloBear91 · Urban
Not enough ratings
53 Chs

Bagian 1. Mimpi (1)

Bagian 1. Mimpi (1)

Kasur yang nyaman setelah lembur semalaman sampai pukul 01.00 pagi memang da best. Sebagai seorang konsultan di perusahaan auditor, sudah merupakan hal yang wajar bagiku untuk pulang jam segini. By the way, saat ini aku tinggal di rumah orang tuaku. Setelah 4 tahun merantau di Jakarta dengan kehidupan anak kos yang hampir selalu di antara indomie setengah bungkus atau satu bungkus, akhirnya orang tuaku bersama dengan adikku ikut pindah ke Jakarta.

Malam ini, aku benar-benar kelelahan. Cape fisik dan mental. Pulang pukul 1 pagi ditambah lagi aku lagi ribut dengan Beth, pacarku. Namanya batas akhir tahun tutup buku perusahaan ya pasti lemburnya ga kira-kira. Aku jadi tidak ada waktu buat menghubungi Beth. Alhasil, ya berantem.

Hubungan kami memang seperti ini, malam ini berantem, besoknya bisa baikan lagi seolah tidak terjadi apa-apa. Kecuali kalau aku lagi benar-benar merasa bersalah, mungkin aku akan membawakan 'sogokan' untuk memperbaiki mud-nya. Bisa berupa makanan ataupun hadiah. Tetapi malam ini aku tidak mau memikirkan bagaimana caranya memperbaiki mud do'i. Bodoh amat pikirku. Handphone blackberryku kulempar ke kursi samping kasur. Saat ini, Blackberry masih dalam puncak keemasannya. Belum ada Whatsapp ataupun Line.

Aku melompat ke atas kasur dan membenamkan wajahku ke atas bantal. Bahkan untuk membersihkan diri pun sudah tidak sanggup rasanya. Lampu kamarku masih menyala, tiupan ac kamar perlahan mengenai tubuhku yang sedang tengkurap. Rasanya seluruh beban pikiran dan lelah mulai terlepaskan dari tubuhku. Tidur di kasur setelah cape kerja seharian memang da best.

**

"Woi,Gel! Bangun! Dah sampai nih!" Tepukan Heed membuatku tersentak dari tidurku. Heed adalah teman baikku sejak SD. Aku terbangun di dalam mobil bersama dengan Heed. "Lu yang turun yak beli barangnya!" lanjut Heed sambil menurunkan sandaran kursi mobilnya dan tiduran.

Aku masih berusaha mencerna apa yang terjadi. Aku mengerutkan dahiku sembari memikirkan bagaimana aku bisa ada disini dan apa yang sebenarnya terjadi?

"Buruan,Gel! Dah pada nungguin di sekolah!" Lanjut Heed lagi.

"Sekolah?" Jawabku bingung. Mungkin akibat tersentak dari tidur, aku menjadi agak linglung. Aku memperhatikan sekelilingku. Aku sedang berada di dalam mobil Heed dan kami berhenti di depan toserba pernak pernik.

"Iya. Kan kita lagi beli barang buat festival. Gimana sih?"

"Oh iya! Maklum baru bangun masih ngantuk" jawabku sambil keluar dari mobil dan masuk ke toko.

Perlahan otakku mulai bekerja. Aku mulai teringat kalau saat ini aku sedang ditugaskan untuk membeli perlengkapan festival sekolah bersama Heed.

--

Dalam perjalanan kembali ke sekolah, aku banyak ngobrol dengan Heed. Ternyata kelas kami berencana akan membuka restoran kecil selama festival berlangsung. Beberapa box berisikan perlengkapan restoran harus dibawa hanya oleh kami berdua ke kelas. Memang tidak berat, tetapi ukuran kotaknya yang besar cukup membuat repot saat dibawa ke kelas.

Sesampainya di kelas, seorang gadis berambut merah menghampiriku. "Sini kubantu!" Ucapnya. Aku mengangguk perlahan. Tanpa kusadari, aku terus memperhatikan gadis itu. Warna rambutnya unik. Berwarna merah tetapi terlihat alami bukan karena dicat. Ia membantu mengambil kotak teratas dari tumpukan kotak perlengkapan yang kubawa dengan tangannya yang kurus dan kecil.

Aku yakin aku mengenalinya. Dia benar-benar cantik. Kenapa aku bisa lupa dengan namanya? Aku yakin aku pernah memiliki sebuah kenangan indah bersamanya. Tapi apa ya?

"Minggiran,Gel!" Teriakan Heed dari belakang membuyarkan lamunanku. Heed juga sedang membawa kotak perlengkapan. Rupanya aku menghalangi pintu masuk.

Setelah meletakkan kotak-kotak perlengkapan, aku kembali memandangi wajah gadis itu. Seharusnya ia adalah teman sekelasku, siapa ya namanya? Aku yakin sekali kalau wajahnya tidak asing. Gadis itu menatapku sambil tersenyum manis, "udah!" ujarnya. Aku mengerutkan dahi dan terus berusaha mengingat-ingat namanya.

"PLOK!!" Kepalaku ditepuk oleh Heed dari belakang.

"Ngelamun aja! Makan yuk!!" Ujarnya.

Aku mengangguk sambil mengelus bagian belakang kepalaku yang ditepuk Heed.

"Yuk!" Jawabku.

Saat berjalan keluar, perhatianku seolah tidak bisa terlepas dari gadis misterius ini. Ia melambaikan tangannya sambil tersenyum manis pada kami. Siapa dia? Aku benar-benar yakin aku mengenalinya. Tapi siapa namanya? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?

Begitu banyak pertanyaan di benakku.

"Kenapa?" Tanya Heed. Ia seolah tau kalau aku sangat penasaran dengan si gadis misterius tadi.

"..Itu tadi..." sebelum aku menjawab, Heed langsung memotong,

"..Gimana progres mu ma Do'i?" Tanyanya.

"Hah? Progres apaan?" Tanyaku kembali.

"Halaah, ga usah pura-pura lagi.. semua teman-teman sekelas juga udah pada tau kok kalau lu demen ma doi"

"..Maksud lu cewek rambut merah tadi?"

"Iyalaah, siapa lagi? Orang kalau lagi pelajaran lu suka curi-curi pandang ke doi, terus kalau lagi di depan dia lu ampe salting dan biasanya.. kalau kita udah bahas soal doi, lu ampe senyum-senyum sendiri." ujar Heed meledekku.

"..Ga mungkin!" Jawabku sambil tertawa dan berusaha memungkiri perkataan Heed.

Bersamaan dengan bantahanku, perlahan aku mulai sadar. Saat ini aku sedang berada di lingkungan sekolah, keadaan sekitarku juga tidak asing. Aku melihat sekelilingku dan mulai menyadari kalau aku yang saat ini masih sangat muda. Ingatan aku masih agak berkabut.

Aku mulai teringat kalau gadis misterius tadi sepertinya gebetan aku selama sekolah bahkan sepertinya aku pernah memiliki suatu event unik di masa lalu yang berhubungan dengannya. Entah kenapa, Aku tidak dapat mengingat detail tentang semuanya. Aku tersentak dan berhenti berjalan. Aku sepertinya tersadarkan akan sesuatu.

"Heed! Kita umur berapa sekarang? " tanyaku tiba-tiba.

Sambil berjalan dengan santai dan sedikit melirik ke arahku, ia menjawab, "..16 tahun harusnya, kenapa?"

"..Cewek rambut merah tadi.... siapa namanya?"

Heed menghentikan langkahnya dan berbalik menatapku dengan tatapan seolah meremehkan,

"..Jangan bercanda ah.. gebetan lu juga. Pake acara pura-pura ga ingat segala?"

Aku langsung berbalik dan berlari kembali ke kelas meninggalkan Heed.

Samar-samar aku mulai sadar kalau sepertinya aku sedang bermimpi. Mimpi apa ini? Kenapa seperti nyata?

Aku berhenti di depan kelas dan melihat gadis tadi sedang mengeluarkan isi kotak perlengkapan festival. Aku berjalan menghampirinya.

"..Kamu..." ucapanku berhenti. Aku tidak tahu harus bertanya atau melakukan apa. Aku ingin menggali lebih dalam tentang gadis ini. Aku ingin tahu siapa dia? Apa hubungannya dengan aku? Tapi aku tidak tahu harus mulai dari mana.

Gadis misterius ini sepertinya sadar akan kedatanganku. Ia tersenyum simpul menatapku.

"Gel!" ujarnya, "Sampai sekarang, Aku masih tidak lupa janji kamu!" Ia berjalan perlahan ke arahku.

"Janji?" tanyaku bingung.

Ia kini berada tepat di depanku. Jantungku mulai berdegup dengan sangat kencang kali ini. Perasaan apa ini? Di depanku berdiri seorang gadis cantik berambut merah dan menatapku sambil tersenyum. Aku menelan ludah. Aku masih berusaha mengingat-ingat nama gadis ini dan apa hal yang aku janjikan padanya.

Ia menyentuh pipiku. Wajahku mulai memerah. Aku merasakan geli di perutku saat disentuh oleh gadis ini. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke samping telingaku

"..je vais attendre parceque je suis né pour vous.." bisiknya.

"Hah?" Aku tidak mengerti apa yang dibisikkannya. Ia kembali menatapku sambil tersenyum.

"Kamu bangun sekarang ya, udah pagi !" Ujarnya.

Tiba-tiba terdengar suara air dan ombak. Suara tersebut semakin lama terdengar semakin keras, aku memperhatikan sekeliling, waktu seolah berhenti dan semuanya berputar. Suasana di sekelilingku seperti tersedot ke lubang udara. Semuanya menjadi gelap.

**