1 Prolog

PROLOG

Tak terasa sudah hampir 10 tahun aku tinggal di Jakarta. Tepatnya di Jakarta Barat. Orang bilang hidup di Jakarta itu keras. Dan di Jakarta-lah tempat orang-orang licik dan munafik bersarang. Bagiku tidak demikian, karena masih banyak orang-orang yg tidak licik dan munafik di Jakarta. Contohnya, ya orang-orang yang dibohongi sama orang munafik dan licik alias korban. Lebih banyak korban daripada pelaku. Untungnya aku sendiri bukan orang yang licik ataupun munafik. Ya..soalnya aku juga korban.

Anyway, pada kesempatan ini aku akan menceritakan tentang pengalamanku selama hidup di Jakarta. Sebelumnya, perkenalkan namaku Mawar*(red: nama samaran). Eh salah, nama aku Angelo dan aku ini pria btw. Biasa dipanggil Gel dan terkadang Gelo alias Gila. Saat ini aku berumur 28 tahun. Status saat ini memiliki pacar. Untuk cerita mengenai kehidupanku dengan sang pacar juga akan ada dalam cerita ini. Aku anak ke-2 dari 3 bersaudara dimana aku memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan. Dan, Yang akan aku share disini adalah pengalaman cinta, karir, pengkhianatan dan sedikit komedi untuk menghibur ceritaku yang mungkin agak suram nanti.

Ceritaku bermula sekitar 2 sampai 3 tahun yang lalu. Aku bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan auditing terbesar di Indonesia dengan tingkat stres dan jam kerja yang cukup tinggi. Aku telah bekerja selama kurang lebih 4 tahun di perusahaan ini. Kalau dari segi skill dan pengalamanku di bidang keuangan, menurutku sih sudah cukup baik. mengingat aku juga dulu aktif dalam berorganisasi selama kuliah. Untuk jabatan dan gaji yah juga sudah cukup lumayan untuk seumuran aku. Aku sudah bisa membeli motor sendiri, hidup tanpa bantuan dana dari orang tua dan bahkan bisa menyisihkan sedikit dana untuk ditabung. Namun aku belum bisa memberikan sebagian dari penghasilanku untuk amal dan untuk orang tua. Mungkin aku masih pelit dan egois.

Pacarku Bethy, biasa dipanggil Beth berumur 1 tahun dibawahku. Dulunya merupakan mantan muridku selama kuliah. Oh iya, aku dulu membuka jasa mengajar privat untuk adik-adik kelas. Dulu sih demi mencukupi kebutuhan perut selama masih menjadi anak rantau yang suka kehabisan uang sebelum kiriman datang. Dari sinilah cinta bersemi dan kami pun jadian.

Aku bekerja setiap hari kecuali hari sabtu, minggu dan hari libur. Lembur, dimarahin atasan, memarahin bawahan, gajian, senang, hedon, jalan-jalan, kehabisan uang, pake uang tabungan, kerja lagi, gajian lagi, dapat bonus, senang, hedon lagi,kehabisan uang lagi dan gitu aja terus sampai meteor coklat jatuh ke ladang gandum dan jadilah coco crunch.

Kehidupan seperti ini yang menurutku biasa-biasa saja dan normal seperti masyarakat lemah pada umumnya ini siapa sangka dapat tiba-tiba seperti membanting setir dan menjadi tidak dapat ditebak lagi.

End of Prolog

avataravatar
Next chapter