aku kembali untuk menghabisimu............sepupuku!
"Tidak tahu malu !" Suara yang lantang memakinya
"kau selalu menyalahkan orang lain!"
"kau itu Putri tertua keluarga lou , harusnya sikapmu lebih baik!"
"Dia hanya membuat malu keluarga!!"
"kau yang salah!"
"semua salahmu!! "
"ke..kenapa ? kenapa kalian tak percaya?"
"sekali saja... percayalah padaku " ia memohon sambil berlutut kepada orang-orang itu
"kenapa aku punya anak sepertimu.."bahkan tatapan ibunya pun serupa
"ma..mama?!... kenapa ma? kenapa mama percaya padanya dari pada aku?"
pandangan orang - orang yang begitu membencinya seolah ia adalah penjahat dan penipu,tapi di balik tatapan itu , ada yang tersenyum puas
"hahah kakak Maria yang malang...." suara dan senyuman licik ,
itu menghantuinya....
"aku..tidak bersalah...." suaranya bergetar
Semua meninggalkannya di tempat yang gelap tanpa cahaya , sendirian.
"AKU TIDAK BERSALAH!!!"
"dia..dia yang jahat..bukan aku!!"
"DIA YANG JAHAT!!!" Ia berteriak sekuat tenaga
"!!!"
Maria membuka matanya , keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya
ia melihat sekelilingnya. ternyata ia ada di kamarnya .
"host hostt" nafasnya yang berat
("sial mimpi itu lagi") Maria
tangannya mengepal
"Sonata Lou" sambil menyebut nama itu terpancar dendam mendalam di dalam matanya.
(" masih saja ya, heh.. heheheheh") ia terkikik mengingatnya
("ha… semakin sering aku teringat kalian , maka semakin dalam dendam ini..")
tiba tiba
"sayang? kamu sudah bangun" suara pria itu , terdengar hangat dan menenangkan hatinya
"!!"Maria sempat terkejut
sosok tampan dengan kemeja kemeja putih dan dasi yang belum terikat , di tambah rambut basah yang masih acak-acakan terlihat begitu sexy
"ah ?, aku kesiangan , maaf ya?" Maria mengelap wajahnya
"!!" Nate yang melihat wajah Gusar Maria
ia menyibak rambut istrinya dgn lembut , dan menyentuh pipinya
" kamu mimpi buruk lagi sayang?" ia duduk di sisi ranjang , memasang wajah khawatir
"... iya" jawab Maria sambil tersenyum untuk menunjukkan bahwa ia baik baik saja
"ini sudah sering terjadi , apa sebaiknya kita ke psikiater?"
"tidak perlu , ini tidak terlalu mengganggung , dan juga sudah jarang terjadi"
"hmm.. kamu selalu saja begitu , jika ke psikiater , mungkin kita juga bisa menemukan petunjuk untuk masa lalu kamu"
"melihat mimpi buruk ini , membuatku ragu untuk mengingatnya"Jawab Maria sambil tertunduk
Nate memeluk istrinya dengan erat
"it's okey , I'm Sorry .. Aku takkan bicara mengenai itu lagi" ia menenangkan Maria
"biar ku pasang dasimu" Maria memasangkan dasi Nate , dan membantunya bersiap ke perusahaan.
"tuan Nate , supir anda sudah menunggu " Ajudan han
"baiklh , kau bisa pergi Ajudan Han" Nate menyuruh ajudan han pergi
"baik tuan" pak tua itu pergi meninggalkan mereka
"kamu bisa terlambat , hati - hati"
"Buru- buru sekali" Nate tampak tak senang , melihat Maria yang menyuruhnya segerah pergi kerja
"? kenapa? " Maria terlihat bingung
"apa nyonya Yi ini lupa akan sesuatu?"Nate
"apa?"Maria
"bukankah nyonya yi sedikit keterlaluan?" Nate
Nate menarik kepelukannya..
" Suamimu ini akan pergi kerja , tidak maukah , memberi sedikit ciuman ?"
"A! , ahh dasar hanya itu? " Maria
"hanya itu ? apa maksudnya hanya itu ? , malam ini kamu harus memberikan Bagianku" Nate menggoda istrinya
"kamu ini" Maria
mereka berciuman , Nate mengecup bibir Maria dengan lembut , dan tak ingin lepas
"emm.. ennn…Sudah cukup Presdir Yi , anda bisa terlambat nanti , bukankah anda ada petemuan hari ini?" Maria sedikit mendorong Nate
"ts..." Nate memperlihatkan wajah cemberutnya
"jangan begitu , aku akan menghubungimu nanti "
"baiklh" Nate memberi kecupan hangat di dahinya
Supir Nate sudah menunggu
"Hati-hati di jalan" Maria melambai
mobil Nate pun menghilang dari pandangan
"..." Maria
"anda akan pergi kerja nyonya?" Ajudan Han
" Tidak ,tapi aku akan menemui Nenek sebentar" Jawab Maria sembari berjalan masuk
"Saya akan siapkan mobilnya" Ajudan Han
"Anda mau sarapan apa nyonya?" Bibi Wen
"Aku akan makan di luar saja Bibi Wen"
"Baik Nyonya"
Suami Maria adalah putra tunggal keluarga yi , yang merupakan pemilik perusahaan Penambangan berlian terbesar di Asia.
Maria sendiri berhutang budi pada keluarga yi, karna telah menyelamatkan nyawanya.
"Mobil anda sudah siap nyonya" Ajudan han
"Aku akan bawa mobil sendiri , dan nanti malam aku dan tuan akan makan malam di luar" Maria
"Baik nyonya , hati-hati di jalan "
Maria mengendarai mobilnya pergi menuju ke kediaman Nyonya yi.
"Nyonya besar , nyonya muda datang" Pelayan
"Maria sayang " wanita tua yang masih terlihat bersemangat itu , menyambut kedatangan Maria dengan bahagia
"Nenek " Maria memeluknya dengan erat
"wanita tua ini Kesepian , karena kalian lama tak berkunjung"
"Maaf nenek , belakangan aku sibuk dengan pekerjaanku begitu juga Nate"
"kalian lupa pada nenek " nyonya Besar yi kelihatan sedih
"Kenapa nenek bilang begitu? Lihatkan , sekarang Aku datang menemui nenek" Maria menggenggam erat tangan Nyonya besar Yi
"hmmm.. lain kali sering-sering temui nenek"
"Iya.. " Maria
"apa kau datang sendiri Maria? di mana suamimu?"
"Nate ada pertemuan , jadi dia sedang di perusahaan"
"anak itu , membiarkan istrinya datang sendirian , akan ku marahi dia.."
"hahahah , dia sibuk aku tak ingin merepotkannya"
"hnn..maria sayang , kau begitu perhatian padanya"
Maria berbincang dengan Nyonya besar keluarga yi , sambil menyuapinya makan.
Maria adalah menantu kesayangannya , begitu juga sebaliknya . nyonya besar yi lh yang sangat perhatian , saat ia di asuh oleh keluarga Yi.
drrrrtttt drrrrttttt
"?! Nate menelfon" Maria mengangkat telfonnya
"hallo sayang" Nate
"Kamu bukannya sibuk ? kenapa ?"Maria
"Kamu janji menghubungiku , kenapa lama sekali?"
"ini masih terlalu awal , aku tak ingin menganggumu "
"tapi aku merindukanmu"Nate terdengar manja
"heisss..." Maria
"Kemarikan... Hey anak nakal!!" Nenek mengambil telfon dari Maria
"a! Ne.. nenek?" nate terkejut mendengar neneknya yang menjawab
"kau suka menggoda istrimu ya ? ,, baru berpisah saja sudah rindu , tapi kenapa kau tak rindu nenek ha!?"
"bu..bukan begitu nek ... aku.. sibuk jadi"
"dasar kau ya ? pokoknya nenek tidak mau tahu , malam ini kau harus menginap di rumah nenek"
"tapikan nek..."
"tidak ada tapi-tapi , jika tidak maka Maria yang akan menemani nenek , biar kau sendirian di rumahmu itu"
nenek langsung mematikan headphonenya
percakapan antara cucu dan nenek ini , menghibur maria , ia tertawa.
"Dia pasti datang , mana mungkin dia tahan tanpa istrinya "nenek
"Maria…" nenek mengusap kepalanya
"sudah berapa kali nenek bilang .. kau tak perlu sungkan.. kau sekarang adalah anggota keluaga Yi , "
"…. Nenek aku"
"walaupun kau sama sekali tak tahu siapa dirimu , itu tak masalah "
"terima kasih nenek"
"nenek seperti seseorang di ingatanku.."
"benarkah ? siapa yang kau ingat?"
Tiba-tiba
"Nyonya besar , saatnya melakukan pengecekkan rutin , Dokter Jim sudah datang.."
"haih.. sudah ku bilang kalau aku ini sehat-sehat saja" nyonya besar yi , terlihat enggan untuk melakukan pemeriksaan
"nenek harusnya menurutkan" Maria memegang tangan nyonya yi
"hmm.. kenapa tak ada yang percaya kalau aku ini sehat..huh!"Nenek
"iya.. iya , aku percaya..inikan hanya pengecekan , "Maria
"baiklah-baiklh , karna Maria yang minta , ayo bawa aku ke kamar , tunggu nenek ya? Maria"
Nenek pergi ke kamarnya bersama pelayan
"....."
("Nyonya Yi , mengingatkanku pada nenek)" Maria
("aku berpura-pura lupa ingatan , dan berbohong kepada semuanya") Maria begitu menyesal melakukannya mengingat bagaimana jasa Keluarga Yi untuknya , tapi ia tak ada pilihan.
("maafkan aku ")
Drrrtttt drrttttt
"?" ia melihat nama yang tertera
" ada apa?" Maria menjawab telfon
Sepertinya yang menelfonnya mengatakan sesuatu yang membuat maria merubah ekspresinya
"Kita bertemu di tempat biasa" Nada bicaranya berubah menjadi dingin
Maria beranjak pergi , ia memacu mobilnya ke sebuah sebuah Kafe
Tampak sudah ada yang menunggunya , seorang pria berhoodie hitam , dan mengenakan kaca mata
Saat melihat Maria , pria itu member hormat dengan menundukkan kepala
"BOSS"
"apa informasi yang kau bilang tadi , sudah di pastikan? Kau tahu akibatnyakan kalau kau salah?!" Maria
"sudah Boss ,benar Nenek anda sudah di rawat selama 3 hari di rumah sakit , dan menghembuskan nafas terakhirnya jam 10 malam di London Hospital "
"!!" Maria
"Hari ini , beliau akan di makamkan"
"….." Maria terlihat diam
"Boss? Ada perintah ?" pria itu bertanya dengan hati-hati
" .. Sudah saatnya kita jalankan rencananya" Maria
----bersambung---