Keesokan harinya, Adit sudah siap untuk pergi ke rumah Rara. Dia merasa sangat gugup dan kurang percaya diri.
Adit : "Duh... Kok perasaanku gak enak ya?"
Ibu : "Gak enak kenapa? Hari ini pasti jadi hari paling bahagia dalam hidup kamu"
Adit : "Semoga ya Bu:)"
Ibu : "Kamu datang kesana sendiri? Gak di jemput Rara?"
Adit : "Aku datang kesana sendiri aja Bu, aku mau berusaha untuk percaya diri, aku datang kesana apa adanya sesuai dengan keadaan aku"
Ibu : "Bagus dong, biar kamu tahu orang tua Rara menerima kamu dengan tulus apa ngga"
Adit : "Iya Bu, semoga saja orang tua Rara sama seperti Rara, tidak memandang orang dari status sosialnya:)"
Ibu : "Aamiin, ibu do'akan semua yang terbaik untuk kamu"
Adit : "Makasi ya Bu, aku pergi dulu"
Ibu : "Iya, hati hati"
Sesampainya di rumah Rara...
Adit : "Ya ampun, rumahnya gede banget!"
Rara datang menghampiri Adit dengan perasaan yang sangat bahagia...
Rara : "Dit, akhirnya kamu dateng"
Adit : "Duh Ra, aku gugup banget tahu"
Rara : "Gak usah gugup, ayo! Mama sama Papa udah nunggu di dalem"
Adit dan Rara pun masuk...
Ketika masuk, Adit sangat terpukau dengan seisi rumahnya, sangat mewah dan juga besar. Adit melihat Mama dan Papa Rara sedang duduk santai, tapi ketika Adit melihat wajah mereka, dia terlihat kecewa dan langkahnya langsung terhenti.
Rara : "Mah, Pah, ini pacar aku... Adit"
Adit : "Ra, m...mereka... Orang tua kamu?"
Rara : "Iya, ayo dong kenalan"
Mama : "Ra, Mama sudah tahu siapa pacar kamu sebenarnya!"
Rara : "M... maksud Mama?"
Mama : "Dia cuma seorang barista kan?! Sudah jelas status sosialnya jauh dengan kita! Kenapa kamu berani bawa dia kesini?" Ujarnya marah
Rara : "Karena aku gak sama kaya Mama dan Papa! Kalian lebih mementingkan status sosial daripada kebahagiaan anak sendiri!"
Papa : "Kami seperti ini karena takut kamu gak bahagia sayang"
Rara : "Nggak! Kebahagiaan aku cuma Adit, dan aku gak pernah mau di jodoh jodohkan sama Mama Papa!"
Adit : "Ra, udah cukup:) aku juga punya harga diri, kamu gak usah bela bela aku lagi di depan mereka, tolong jangan rusak harga diriku karena orang seperti mereka" ujarnya
Rara : "Dit, kamu..."
Saat itu Adit langsung pergi sambil meneteskan air mata, entah apa yang terjadi padanya, Rara pun sangat heran.
Rara : "Kenapa Adit seperti itu? Apa yang terjadi padanya? Diitt tunggu!"
Ketika Rara menyusulnya, ternyata Adit sudah pergi.
Singgah cerita, di rumah Adit...
Ketika sampai, Adit menangis lalu dia merasakan sakit yang teramat sangat di kepalanya.
Adit : "Duh kepalaku..." Ujarnya sambil sempoyongan
Ibu : "Ya ampun Adit! Kamu kenapa nak?"
Ibu langsung membawa Adit ke kamar dan menidurkannya...
Ibu : "Dit, apa yang terjadi Nak?"
Adit : "Bu ... :("
Ibu : "Kamu kenapa sayang?"
Adit : "M...mereka..."
Ibu : "Mereka apa?"
Adit : "Mereka udah injak harga diriku Bu, mereka tidak sama seperti Rara:("
Ibu langsung mengerti apa maksud omongan Adit..
Ibu : "Sudah ibu duga, sudah... Kamu jangan sedih seperti ini"
Adit : "Tapi bukan karena itu yang paling bikin aku sakit Bu"
Ibu : "Lalu?"
Adit : "Aku mau liat foto orang tuaku yang waktu itu ibu perlihatkan"
Ibu : "Sebentar, ibu cari dulu"
Adit : "Aku yakin aku tidak salah"
Ibu : "Ini fotonya Nak"
Adit : "Ya, mereka orang tua Rara Bu:)"
Ibu : "A..apa?!" Ujarnya terkejut
Adit : "Rara adalah saudaraku Bu" ujarnya menangis sambil memeluk Ibu
Ibu : "Gak mungkin Dit"
Adit : "Ketika aku lihat wajah mereka, hatiku langsung merasakan sakit yang begitu hebat Bu, aku teringat... Jika mereka pernah ingin melenyapkan aku:("
Ibu : "Nak, sudah... Kamu harus sabar"
Adit : "Rara, dia... Dia adikku:("
Tiba tiba Rara datang dan sudah mendengar semuanya...
Rara : "Tidak Dit, aku bukan adikmu"
Adit : "Maksudmu apa Ra? Jelas jelas mereka orang tuaku, orang yang sudah membuangku, dan kamu juga anak mereka"
Rara : "Aku bukan anak kandung mereka:)"
Adit dan Ibu langsung terdiam karena kaget.