seulgi mengambil handphone Chen dan membawanya turun kebawah. dibenaknya dia ingin bertanya pada Chen.
" Cheenn. hape lo bunyi terus ih " keluh seulgi setelah bertemu Chen.
" mau gue bantuin?"tawar seulgi melihat Sana yang sangat kerepotan.
Seulgi menaruh handphone Chen. Chen meliriknya, setelah dia tau siapa yang menelponnya. chen tidak mengangkat telpon itu dan dia kembali fokus pada pekerjaannya
" angkat siii berisik tau " protes June.
Chen menghela nafas, dia meraih handphonenya dan menuju salah satu ruangan. ruangan itu cukup nyaman, kaca besar diruangan itu memberi pandangan kota jakarta.
"hallo?" Chen menghela nafas, suara wanita ini mampu membuat hati Chen yang susah payah ia sembuhkan kembali tergores oleh luka.
" Di Jakarta?" Chen kesal, kenapa wanita ini datang menemuinya setelah ia mampu memberi luka yang dalam untuknya.
" lo dimana? nanti gue kesana " ujar Chen dingin. setelah mendapat jawaban ia mematikan telfonnya dan segera pergi
~~~
" ngapain kesini??" tanya Chen. Chen menyeruput kopi yang tadi ia pesan. didepannya seorang wanita cantik, rambut panjangnya yang sepunggung itu ia biarkan tergurai indah. dan mata hazel milik wanita itu mampu membuat Chen mengingat luka lama yang ia beri
" aku mau minta maaf " jawab wanita itu. dia menunduk tak berani menatap Chen.
" maaf? kenapa baru minta maaf sekarang Park Ji Hyo?" keluh Chen, luka itu semakin terbuka lebar.
Park Ji Hyo. wanita cantik yang pernah menjadi wanita no. dua setelah mommy dihati Chen. yang dulu juga pernah mengukir luka yang sampai saat ini membekas di hati Chen. JiHyo lebih memilih Lakilaki itu dan pindah ke london. membiarkan Chen terpuruk. tapi hari ini? JiHyo kembali dengan sejuta Luka lama yang ia beri
" iya aku minta maaf Chen, demi apapun rasa itu masih sama . Aku mencintaimu " JiHyo mulai terisak, dia menghapus kasar air mata yang jatuh dipipinya.
Chen tertawa kecut, " baru kali ini?"
JiHyo mengangguk, air mata semakin deras membasahi pipinya yang sedikit tembem. dan dulunya pipi itu objek yang sangat disukai Chen.
" orang tuaku meninggal "
jleeebbbb
bagai ribuan pedang yang berhasil menembus hati Chen, dia mendengar pengakuan yang sangat mengiris hati. Chen tau JiHyo merupakan anak tunggal dari Mr. Daehwi dan tante RiGuan.
" ss...serius? "
JiHyo mengangguk, dia semakin terisak menceritakan bagaimana kecelakaan pesawat itu berhasil mengambil kedua orangtuanya.
Chen bangkit dipeluknya JiHyo. tak peduli dengan Luka yang ia torehkan dulu, JiHyo semakin terisak dipelukan Chen.
" ikut gue "
~~~~
" kemana sihh tuh anak?" omel Sana pada seulgi dan June yang asik menikmati makanan yang selesai ia buat
June menggeleng, dilahapnya masakan Sana yang menggiurkan itu.
" ohh iya. kamu tau Park Ji Hyo? tadi yang telfon Chen itu Park Ji Hyo " tanya seulgi yang membuat aktivitas June terhenti
"JiHyo?"
Seulgi mengangguk, sedangkan Sana bingung melihat sikap June yang berubah panik.
" jadi dia pergi buat ketemu sama JiHyo?" tanya June kesal.
Seulgi dan Sana samasama bingung, mereka tak tau harus menanggapi June bagaimana.
"jjj.. jadi jihyo itu siapanya Chen?" tanya Sana hatihati.
" mantan pacar "
Sana menghela nafas, jadi Chen saat ini menemui wanita yang dulu pernah menjadi pacarnya. dia mengelus perutnya lembut dan berusaha menahan air matanya untuk keluar
" gue mau telfon dulu dia "
June beranjak dan segera menghubungi Chen, tetapi yang di telfonnya tak kunjung menjawab.
" shiiiiit ! "
~~~~
Chen dan JiHyo duduk disebuah bangku taman. Chen menatap jauh kedepan sedangkan JiHyo masih setia menatap Chen.
" jadi maksud lo nemuin gue lagi kenapa ?" tanya Chen, ditatapnya mata hazel itu
" ggg.. ggue kangen lo. gue gapunya siapasiapa lagi "
Chen tersenyum kecut. meskipun kini JiHyo sendiri, dia masih mempunyai harta yang cukup untuk membantu hidupnya. mungkin sampai ia punya cicit. bayangkan saja JiHyo adalah anak dari seorang CEO terkenal di Jepang.
" tapi gue gabisa balik lagi sama lo " ucap Chen dingin. ia menatap kedepan, terkadang sekelebat bayangan masalalu itu muncul. disaat dia sedang berusaha matimatian untuk mempertahankan JiHyo untuknya.
"kenapa?"
"aku punya calon istri. mommy ngejodohin aku sama dia. dan sekarang dia juga lagi ngandung anak aku" Chen menunduk, seakan angin saat itu tak mampu melawan dinginnya hati Chen untuk kembali menerima JiHyo.
JiHyo menahan tangisnya, dia kesini memperjuangkan cintanya untuk kembali. bukan mendengar berita yang meruntuhkan hatinya. JiHyo tau sakit yang ia rasakan saat ini tak sebanding sakit yang Chen rasakan. tapi setidaknya JiHyo berusaha untuk memperjuangkan kembali cintanya.
" kita ketemu mommy. aku mau ketemu mommy Chen " tangis JiHyo pecah, tak mampu membayangkan Chen akan menjadi ayah . sedangkan ia yang baru saja kehilangan orang yang dia sayanginya terpuruk menonton Chen yang bahagia.
" mommy juga gaakan setuju JiHyo" Keluh Chen, suaranya terdengar gemetar. seakan ia berusaha merelakan tapi rasa sakit itu mengalahkan.
JiHyo menatap kedepan, dia tersenyum kecut. bagaimana mommy akan memaafkannya ketika ia menjadi alasan anak tunggalnya rela mengorbankan nyawa untuknya? untuknya yang lebih memilih orang lain?
" aku tau mommy benci sama aku. tapi aku mau berusaha Chen " desak JiHyo.
" aku bilang mommy gaakan mau ketemu lg sama kamu JiHyo !, denger sekarang kamu jangan temuin aku lagi. jauhin aku. cari kehidupan kamu yang baru. " Ujar Chen pada akhirnya setelah ia susah payah merangkai kata itu untuk JiHyo.
Chen beranjak pergi, tetapi tangannya di raih oleh JiHyo dan menariknya untuk kembali duduk. Tarikan itu membuat Chen kembali duduk dan langsung berhadapan dengan JiHyo.
Bibir munyil itu kini tepat menempel di bibir hangat milik Chen, Chen menahan nafas. Luka dihatinya semakin terbuka lebar. sakit. sangat sakit.
JiHyo melumat bibir Chen pelan. tapi Chen tidak membalasnya dan tidak pula menghentikannya.
~~~~
" emang kenapa kalo Chen ketemu lagi sama mantan pacarnya?" tanya Sana melihat June yang sibuk mencari keberadaan Chen.
" nanti luka Chen kembali terbuka " ucap June tanpa memandang Sana.
" luka apaan?" tanya seulgi. June tidak menjawab dia sibuk didepan komputer Chen.
" yappp dapet " June beranjak pergi, dia mendapat keberadaan Chen dengan melacaknya lewat gps.
" taman Kota jakarta " gumam June pada dirinya sendiri.
" mau kemana? " tanya Sana pada June yang hendak pergi.
" nyari Chen. "
" boleh ikut?" tanya Sana penuh harap. dia mengelus perutnya
June mengangguk, " seulgi mau ikut?" tanyanya
Seulgi menggeleng. " ga aku mau disini aja "
June dan Sana mengangguk kemudian mereka berdua pergi.
~~~~
dan disinilah mereka, June dan Sana memandang dua orang yang sedang duduk di bangku taman. June menatap Sana khawatir. karna di sana, Chen dan JiHyo sedang berciuman dengan mesra.
" S... Sana?" tanya June pelan.
"ya?" jawab Sana, suaranya terdengar gemetar. Sana memegang perutnya dengan masih melihat apa yang dilakukan Chen dan JiHyo.
" lo gapapa?" tanya June. ia sungguh khawatir dengan gadis itu
Sana mengangguk dengan cepat. air mata jatuh disaat ia menganggukan kepalanya. untung saja June berada di belakangnya, jadi June tidak bisa melihat Sana menangis.
" bisa kita pergi sekarang? " Sana berbalik, dan tersenyum kecut pada June.
" oo..oohiya ayo " jawab June. june merogoh sakunya ketika ia dan Sana menuju mobil . mengetik sesuatu disana dan mengirimnya
~~~
Tak mau semakin larut dalam lumatan bibir mungil JiHyo. chen mendorong pelan tubuh JiHyo. sedangkan JiHyo menatap heran pada Chen.
" aku udah bilang. aku udah punya calon istri Park Ji hyo. jadi jangan ganggu aku lagi "
" kamu sama dia itu dijodohin sama mommy Chen. dan aku yakin kalo kamu ga cinta sama dia ! "
bagai pukulan telak, omongan JiHyo ada benarnya. chen tak dapat memungkiri yang di katakan JiHyo karna itu semua benar.
" Chen aku sayang sama kamu "
Chen beranjak pergi dan meninggalkan JiHyo. Chen juga menghiraukan teriakan JiHyo yang terus memanggilnya.
Chen merogoh saku jasnya dan mengambil Handphone. dilihatnya ada 21 panggilan tidak terjawab dari June. dan satu Line dari June. chen membuka line dari June. ia menghela nafas membaca apa yang June katakan padanya
June : gue sama Sana liat lo ditaman. dengan siapa dan apa yang lo lakuin. jujur gue kecewa dan lo gatau apa yang Sana rasain pas ngeliat kalian berdua.
" ohh shitttt ! "
~~~~
" pulang ayokk gue rindu apartemen gue iiih " rengek Sana pada seulgi, sedangkan seulgi menatap June bingung
" ayokk ihh seulgiii "
" seulgi buruan. keburu hujan nanti "
" seulgi lo denger gue ga sih? "
" seulgi "
" iihh iyaiya bawel ayok " ajak seulgi, tak kuat mendengar rengekan Sana.
" gue pulang ya mr. June by " ujar Sana lebih pada nada mengejek. June terkekeh, bagaimana Sana masih bisa bersikap seperti itu setelah apa yang ia lihat?
to be continued
happy reading
next?