webnovel

PART 5

"gue gak hamil dan gue gak ngerasain itu. lo harusnya ngerti !" bentak Sana kepada Chen. dan kemudian pergi meninggalkan mereka menuju kamar. ta sadar air mata Sana turun dari kedua bola matanya. dia menangis!

"hayolohh Chen anak orang ngambek kan" ledek June, Chen hanya mendengus sebal

"samperin Gihhh" bujuk seulgi yang hanya ditanggapi gelengan Chen.

"gak mau gue, gue kan juga disuruh mommy apaan sih dia itu"

" ya seengganya lo minta maaf lah. karna mitosnya ya ibu hamil itu mood nya berubahrubah " June menyeruput kopinya , menatap mata Chen seakan menegaskan apa yang ia ucap barusan

"kan kata dia juga dia gak hamil " Chen mulai kesal, diliriknya seulgi yang sibuk membuat minuman hangat didapur

"ya siapa tau" kini seulgi menyahut, disodorkannya minuman hangat yang tadi ia buat kepada Chen. " kasih ini ke Sana " lanjutnya

Dengan malas Chen meraih minuman itu dan beranjak menuju kamar, sesekali dia mengomel tak karuan, Seulgi dan June hanya terkekeh melihat Chen.

" lamalama dia juga bakalan luluh " bisik seulgi, June mencium bibir seulgi sekilas dan tersenyum.

~~~~

Tangan kanan Chen sibuk mengetuk pintu kamar, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk memegang minuman hangat itu, tidak minuman itu tidak hangat lagi melainkan berubah jadi dingin menandakan betapa lamanya Chen berdiri di depan pintu

" buka ga Sanaaaaaa "

"Sana yaampun gue mau ngasih minuman ini ke elo"

"gue mau ngasih minuman doang lo tu yah buruan buka!"

" Sana gue udah 5 menit berdiri disini ya cepetan buka! kalo engga gue dobrak"

"Sana?"

Kekesalan Chen berubah panik. dari tadi Sana tidak menyahutnya, hingga dia terpaksa mendobrak pintu kamar. Seulgi dan June segera menghampiri Chen yang sedang mendobrak pintu.

Braaaaaaak

pintu kamar itu berhasil Chen dobrak, Sana tidak ada disana. tapi suara shower air dikamar mandi mengalihkan perhatian mereka. dengan cepat Chen berlari menuju kamar mandi yang terletak dikamar itu. dilihatnya tubuh mungil Sana berada dibawah shower air yang menyala. derasnya air shower mengguyur tubuh itu. Mata Sana terpejam, tubuhnya terlihat pucat sekali.

" cihhh bodoh banget nih cewek " kesal Chen, dia membopong tubuh Sana dan meletakannya di sofa kamar.

" lo ganti baju dia, gue mau buatin teh anget dulu " perintah Chen yang diikuti anggukan seulgi

Chen dan June keluar, seulgi segera mengganti baju yang dikenakan Sana.

"kenapa lo sebego ini?" tanya seulgi panik tapi Sana tidak menggubris perkataanya

~~~~

Chen menuju dapur dan membuat minuman hangat untuk Sana, dia tertawa lebih tepatnya mentertawakan Sana yang begitu bodoh.

" ini proyek?" tanya June, matanya tak lepas dari layar laptop. june tau proyek itu harus selesai hari ini. tapi Chen dari tadi sibuk mengurusi Sana

Chen mengangguk, dia tau June akan mengerti proyek sepenting apa itu. jika Chen tidak menyelesaikan proyek itu malam ini. proyek itu bakalan angus.

" nih lo kasih ke seulgi, gue mau lanjutin kerjaan gue dulu " Chen menyodorkan minuman itu pada June,

June mengangguk dan mengambil minuman itu. dia segera menuju kamar meninggalkan Chen yang kini sibuk mengutak atik laptopnya

~~~~~

Matahari pagi kini memunculkan sinarnya, Sana mengumpulkan nyawanya. Kepalanya terasa pusing. Ia lihat disampingnya Seulgi masih tertidur lelap.

Sana ingat, semalam dia membiarkan dirinya hanyut dalam derasnya air shower yang mengguyurnya. Sana tertawa dan mengelus perutnya.

"seulgi bangun" Sana menggoyangkan tubuh seulgi,

" aissh apaan sih? gue masih ngantuk. " keluh Seulgi

"yaudah gue kebawah dulu mau nyiapin makanan" Sana beranjak turun, memang kamar itu berada di lantai 2.

~~~~

" masih belum selesai?" tanya June, matanya tak lepas dari layar tv dan tangannya sibuk dengan stik playstation dari semalam June tidak tidur dia menemani Chen. (Hmmm bener bener temen yg setia)

"iya dikit lagi" ucap Chen, tubuhnya terasa pegal saat itu. sesekali dia meregangkan tubuhnya.

Sana menghampiri Chen, dan menatapnya sinis.

" kenapa lo?" ucap Chen kesal, Sana hanya menggeleng dan menuju dapur.

" aneh banget tuh anak" June hanya terkekeh mendengar keluhan Chen

" udah sana kelarin proyeknya gue ngantuk "

Chen mengangguk, kebetulan hari itu hari minggu, Seulgi dan Sana tidak ada jam kuliah hari itu.

~~~~

Tangan Sana dengan sigap memotong sayuran untuk dimasaknya, tapi pikiran Sana terus menerawang jauh.

" kenapa gue ga nerima dia aja? gak ada salahnya. lagian mommy ngasih waktu cuma dua hari. tapi apa papa mau nerima Chen gitu? ihh liat aja tuh kelakuannya. gak tau ah. tapi kalo engga, kasian dia. aaaaaah bingung gue "

srrtttt.

"aww"

tanpa sadar, Sana mengiris lengannya. luka itu cukup dalam hingga banyak sekali mengeluarkan darah.

"bisa gak sih lo itu ga ceroboh?" kesal Chen. Sana mendongak. ditatapnya Chen yang kini sibuk mengurusi luka ditangannya. Tubuh Sana yang hanya sebatas dagu Chen mengharuskan ia mendongak untuk melihat Chen.

" aisssh sakit" keluh Sana ketika Chen membasuh lukanya dengan air

" jangan cengeng " ketus Chen. dengan lembut Chen mengelap luka itu dengan kapas. dan meneteskan betadine.

" jangan ceroboh!" perintah Chen dan pergi meninggalkan Sana yang meringis kesakitan.

" sejak kapan dia peduli sama gue?"tanya Sana pada dirinya sendiri.

~~~~

Seulgi beranjak bangun, dilihatnya jam dikamar itu. pukul 09.00

"astagaaa gue baru bangun jam segini?"dengan panik seulgi menuju kebawah. tapi tatapannya jatuh pada handphone Chen yang berdering disampingnya.

"Park Ji Hyo?" seulgi melihat nama pemanggil yang tertera jelas di handphone Chen.

To be continued

Happy reading

next?

Next chapter