webnovel

Mengendalikan waktu

"Ya, perilaku mu berbeda. Tapi ya wajar saja, kau lupa ingatan pastinya kepribadian mu akan berbeda," singkat Floryn.

"Hmm ngomong-ngomong, apakah disini masih ada sihir? setahuku di tahun 2012 masih terdapat sihir-sihir," tanya Julian yang membuat Floryn sedikit jengkel.

"Ah hahahaha kau bicara apa sih? sudah tidak ada lagi yang nama nya sihir! sekarang tuh dah canggih, zaman nya zaman teknologi bukan zaman sihir seperti dulu. Walau begitu masih ada sebagian orang percaya termasuk kamu. Bahkan kamu pernah bilang ke aku bahwa kau ingin sekali menjadi pengendali waktu supaya kamu dapat menyelamatkan dunia ini. Kau sangat baik," jawab Floryn sembari menundukkan kepala nya yang membuat Julian terdiam.

"Pemilik tubuh asli ini ingin menjadi seorang pengendali waktu agar dapat menyelamatkan dunia. Maka dari itu dewa meniupkan roh ku yang merupakan kaisar pengendali waktu ke tubuh nya! apakah aku harus mengabulkan keinginan sang pemilik tubuh ini? tetapi keinginan nya sesuai dengan impian ku. Aku juga ingin menyelamatkan dunia dengan kekuatan ku yang dianggap tak berguna sekaligus untuk membalaskan dendam pada adikku," batin Julian.

Julian menatap kearah Floryn sejenak. Lalu tak lama setelah nya ia beranjak berdiri dari ranjang nya dan merapihkan ranjang nya tersebut. Setelah nya...

"Floryn, ayo siap-siap pulang. Aku sudah baik-baik saja," ucap Julian yang membuat Floryn menatap nya.

"Tidak! kau harus tanyakan kondisi mu terlebih dahulu pada dokter," ujar Floryn yang mau tidak mau Julian menuruti nya.

***

"Sudah kubilang bahwa aku baik-baik saja. Kau masih saja tidak percaya," kata Julian yang bersandar pada kursi mobil. Floryn terdiam mendengar perkataan nya tersebut. Ia hanya fokus menatap ke depan karena sedang mengendarai mobil.

"Ngomong-ngomong, bagaimana lingkungan ku? apakah baik-baik saja atau sebaliknya?" tanya Julian dengan santai.

"Kau bilang, kau baik-baik saja tetapi entah kenapa aku selalu melihat luka memar di tubuh mu," jawab Floryn dengan nada suara sedih yang tentu saja membuat Julian menatap nya.

"Ah jadi begitu ya? baiklah terimakasih informasinya," singkat Julian yang kemudian berpikir kembali.

"Kalau begitu, berarti lingkungan Xavier si pemilik tubuh ini tidak baik-baik saja kan? dia seperti sering di siksa oleh keluarga nya. Maka dari itu, langkah awalku adalah membalas mereka-mereka yang telah melukai ku. Hahahaha bisa dibilang melukai Xavier! seperti nya kehidupan ku dengan Xavier memiliki banyak kesamaan," batin Julian yang teringat dengan masa lalu nya.

~Flashback ke masa lalu~

Tampak Julian kecil yang kini sedang duduk di atas ranjang nya, menatapi kedua tangan nya yang kosong. Lalu tak lama setelah nya, seorang perempuan paruh bayah masuk ke dalam kamar nya lalu berdiri di depan pintu.

"Julian sayang, kenapa kau hanya diam saja didalam kamar. Ayo keluar dan bermain dengan teman-teman disini! lihat adikmu, dia memiliki banyak sekali teman berbeda dengan mu yang tak memiliki teman. Dan kau justru berteman dengan ras setengah iblis," ucap perempuan tersebut yang merupakan ibu Julian, Aurora.

"Tidak, Ibu. Aku tidak tertarik bermain dengan mereka karena mereka justru membully ku," ujar Julian dengan datar dan dingin yang membuat Aurora jengkel pada nya. Sontak saja, Aurora menarik rambut Julian lalu setelah nya melempar Julian hingga mengenai meja yang membuat kepala Julian terbentur cukup keras.

"Kau itu gimana sih? sudah tau kau mau dicalonkan sebagai kaisar malah tidak bergaul dengan orang lain! dengar ya, orang-orang itu ragu dengan mu karena kau memiliki kekuatan berbeda, kekuatan yang bisa dibilang lemah. Kau hanya bisa mengendalikan waktu! tentu saja itu tidak kuat. Berbeda dengan adikmu, dia mengendalikan kekuatan cahaya dan air! tentu dia sangat kuat. Seharusnya dialah yang dicalonkan sebagai kaisar tetapi entah kenapa kaisar yang sekarang memimpin kerajaan Starlaxy malah menunjuk mu sebagai salah satu calon pengganti nya," bentak Aurora namun Julian hanya diam mendengar hal tersebut.

Tak lama setelah nya Aurora pergi lalu menutup pintu kamar Julian dengan membanting nya. Julian bangkit berdiri lalu setelah nya menatap kearah cermin lemari.

"Hmm kenapa semua nya meremehkan kekuatan ku? bukankah itu jauh lebih berguna? bahkan aku bisa mengcounter kekuatan lain nya," ucap Julian sembari memegangi kening nya yang memar.

~Flashback off ~

Julian tersenyum tipis mengingat apa yang dilakukan ibu nya. Tak hanya ibu nya, bisa dibilang semua nya termasuk adik nya yang tidak pernah membela nya saat sedang dimarahi. Saat itu, hanya ras iblis yang mau menerima nya! padahal sudah jelas bahwa Julian bahwa Julian adalah musuh bebuyutan nya.

"Xavier, kau kenapa?" tanya Floryn yang memecahkan lamunan Julian.

"Ah tidak apa-apa. Ngomong-ngomong, bagaimana kehidupan mu Floryn? kau tidak pernah di bully kan?" ucap Julian. Mendengar hal itu, Floryn menganggukkan kepala nya.

"Ya, aku baik-baik saja. Tidak ada orang yang membully ku, mereka semua justru perhatian kepada ku bahkan sampai memberikan ku bekal. Dan aku selalu memberikan nya kepadamu! kalau tidak kuberikan bekel, kau mana pernah membawa nya," ujar Floryn yang membuat Julian terdiam.

"Ah hahahaha ternyata begitu ya. Hmm diriku ini sungguh memalukan ternyata," singkat Julian yang membuat Floryn tertawa mendengar nya.

Satu jam kemudian...

Julian dan Floryn sampai di rumah. Mereka berdua keluar dari mobil lalu setelah nya berdiri sejenak di depan rumah.

"Oh jadi ini rumahku, cukup besar juga ya?" ucap Julian, Floryn menganggukkan kepala nya.

"Benar, rumah ini cukup besar. Maka dari itu aku heran karena kau terlihat tak terawat padahal bisa dibilang keluarga mu seperti nya kaya," ujar Floryn yang membuat Julian terdiam. Lalu tak lama setelah nya....

"Hmm ya sudah aku mau ke dalam ya. Terimakasih karena menemani ku dan mengantarkan ku! aku janji akan mengabulkan semua permintaan mu," kata Julian sembari masuk ke dalam rumah nya. Floryn diam terpaku ketika mendengar kata-kata terakhir Julian.

"Mengabulkan permintaan ku?" gumam nya.

Di dalam rumah...

Julian masuk ke dalam rumah nya dan terlihat bahwa di ruang tamu banyak sekali orang yang membuat nya berhenti melangkah. Semua orang menatap nya lalu tak lama setelah nya, pria yang keliatan umur nya tidak beda jauh nya langsung menghampiri nya lalu menarik nya duduk di kursi yang kosong.

Tak lama kemudian....

"Xavier, sudah papa katakan berapa kali bahwa kau tidak boleh keluar rumah selama seminggu ini," tegas pria tua yang membuat Julian terheran-heran mendengar nya.

"Memang nya kenapa jika aku keluar dari rumah? lagipula aku ini kan butuh kebebasan," tegas Julian yang lagi-lagi harus berakting.