webnovel

Keluarga toxic

"Hiks dulu aku sama sekali tak pernah melakukan hal ini, bahkan berbincang dengan orang lain saja jarang karena terlalu pendiam. Tetapi sekarang aku berisik sekali, berani angkat bicara bahkan berakting. Bisa-bisanya kepribadian ku berubah begini," batin Julian.

Papa dan Mama Xavier pun seketika menatap Julian dengan tatapan tajam. Lalu tak lama, mama Xavier langsung menghampiri Julian lalu menampar Julian hingga jatuh tersungkur. Disaat itu, Julian jadi teringat dengan masa lalu nya dimana ibu nya selalu saja menampar nya seperti ini.

Julian diam membatu usai ditampar oleh ibu nya Xavier hingga pipi nya merah. Mama nya Xavier mengambil penggaris panjang yang ada di dekat nya, dan menatap kearah Julian dengan tatapan sangar.

"Kamu kenapa sih, Xavier? kenapa akhir-akhir ini kau melawan begini? dulu kau anak nya begitu penurut, tetapi kenapa semenjak kau SMA dan berkeinginan menjadi seorang pengendali waktu, sikap mu berubah?!" ucap ibu Xavier, Jetta.

"Ah seperti nya dia sudah gila karena keinginan yang enggak-enggak nya itu. Mana mungkin ada orang yang dapat mengendalikan waktu! kebanyakan nonton dan baca cerita gak jelas tuh," ujar Daly yang merupakan adik Xavier.

Sedangkan papa nya Xavier serta anggota keluarga lainnya hanya terdiam menatapi Xavier yang dimaki-maki habisan oleh ibu nya. Tidak ada yang berani menghentikan nya justru malah mengompori nya. Hingga akhirnya Julian berdiri lalu setelah nya ia melangkah masuk ke dalam kamar nya.

Btw setiap kamar terdapat nama nya sehingga Julian mengetahui mana kamar Xavier. Dan yang lebih menyedihkan nya lagi, kamar Xavier terletak di halaman belakang tepat nya di dekat dapur bak seperti kamar pembantu. Bahkan kamar pembantu nya saja masih agak jauh dari dapur.

Julian memasuki kamar nya Xavier lalu duduk di kursi terdekat. Ia menatapi diri nya dari cermin yang tampak tak berekspresi.

"Kenapa, aku selalu memiliki keluarga toxic? bahkan di lingkungan baru ku saja, aku mendapatkan keluarga seperti ini. Mengapa tidak ada satupun orang yang dapat memahami ku? aku selalu berjuang sendiri, memendam semua nya sendiri. Aku memperdulikan orang lain tetapi orang lain sama sekali tak memperdulikan ku," ucap Julian. Tak lama kemudian, Julian melirik sisir di meja lalu mengambil sisir di meja kemudian merapihkan rambut nya.

"Hahahaha rambutku sudah rapi," ujar Julian sembari tertawa. Ketika Julian sedang tertawa, tiba-tiba saja terdengar suara nada dering telepon dari Floryn yang membuat Julian melirik nya lalu setelah nya ia mengangkat telepon dari nya.

"Halo Floryn, ada apa?" tanya Julian dengan datar dan dingin.

"Anu, nanti malam aku mau main ke rumah mu....boleh?" tanya balik Floryn yang membuat Julian mematung.

"Lingkungan keluarga ku saja seperti ini, mana mungkin aku bisa membawa orang lain masuk ke dalam sini dengan lancar. Lebih baik ajak bertemu keluar saja kan?" batin Julian yang kemudian kembali berbicara di telepon.

"Ah baiklah tetapi, kita bertemu di luar saja bagaimana? kau menjemput ku nanti," jawab Julian. Mendengar hal itu, Floryn terdiam lalu mengiyakan nya.

"Hmm baiklah, nanti akan ku kabari lagi. Sampai jumpa lagi!" ucap Floryn yang menutup telepon nya. Julian pun meletakkan kembali ponsel nya di meja lalu menatap kearah cermin.

"Aku penasaran deh dengan masa lalu Xavier, apa coba aku ke masa lalu nya saja ya supaya dapat mengerti keadaan nya?" ujar Julian yang kemudian menyentuhnya cermin lalu memejamkan kedua mata nya. Dan.....

Julian pun kembali ke masa lalu Xavier. Ia bisa melihat alur kehidupan Xavier hingga mati. Dan ternyata, alur kehidupan Xavier sama persis dengan nya yang membuat Julian teringat dengan trauma masa kecil nya.

Beberapa menit kemudian....

Terlihat Julian yang memegangi kepala nya dengan kedua tangan nya dengan raut wajah yang penuh ketakutan dan kesedihan.

"Kenapa aku harus teringat dengan masa-masa itu? padahal aku sudah mencoba melupakan nya bahkan sampai meminum berbagai obat penghilang ingatan. Tetapi kenapa dengan mudah nya aku teringat lagi," ucap Julian dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

Tetapi tak lama setelah nya, Julian berusaha menenangkan diri nya sendiri lalu tak lama setelah nya ia bangkit berdiri dan berjalan menuju lemari pakaian.

"Ah sudahlah, buat apa aku harus bersedih-sedih. Tak ada gunanya juga menangisi masa-masa itu meskipun aku dapat mengulang nya dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada di masa lalu tetapi bukan berarti aku harus mengingat nya kan?" batin Julian yang membuka lemari Xavier lalu mengambil salah satu pakaian milik Xavier.

***

20.31

Tampak Julian yang kini tengah menonton sebuah video dari salah satu media sosial. Tak lama setelah nya, telepon pun masuk yang berasal dari Floryn. Julian menghela nafas lalu mengangkat telepon dari Floryn.

"Halo Julian, aku sudah ada di depan rumah mu. Ayo cepat keluar sekarang!" ucap Floryn.

"Ah baiklah kalau begitu," singkat Julian lalu tak lama setelah nya Floryn mematikan telepon nya. Julian pun segera buru-buru pergi keluar menemui Floryn. Namun ketika sedang mengunci pintu kamar nya....

"Wah anak sampah eh maksudku Kakakku yang manis, apa yang mau kau lakukan? kenapa kau keluar dari kamar mu dan mengunci pintu nya?" ucap Daly. Mendengar hal itu, Julian terdiam lalu setelah nya ia melewati Daly sembari menyenggol bahu Daly yang membuat Daly menatap nya dengan tatapan sinis.

"Hmm bisa-bisanya kau menyenggol ku seperti itu. Awas saja nanti, akan ku laporkan pada mama!" batin Daly yang kemudian pergi.

Sedangkan Julian dari balik dinding tertawa melihat Daly yang geram.

"Sudah ku duga bahwa setelah ini dia akan mengadu pada kedua orang tua nya. Hu ku kira suhu ternyata cepu! kaisar pengendali waktu kok dilawan," ucap Julian yang kemudian melangkahkan kaki nya pergi dari sana.

Lima menit kemudian...

Julian keluar dari rumah lalu menutup pintu gerbang nya. Ketika sedang menutup, secara tiba-tiba saja Floryn datang dan langsung menarik tangan nya yang membuat nya hampir terjatuh.

"Duh Floryn, hati-hati dong! tenang, tidak perlu terburu-buru," ucap Julian dengan tenang dan datar yang membuat Floryn tersenyum melihat nya.

"Wah, kalau kau sedang begini jadi sangat tampan ya? memang karakter cool, anti sosial dan semacamnya, cocok untuk tampang mu!" jelas Floryn yang membuat Julian tersenyum tipis mendengar nya.

"Hmm biasa aja. Ya sudah, ayo berangkat sekarang," singkat Julian sembari merangkul bahu Floryn yang membuat Floryn senang.

"Hmm bagaimana kalau ku yang mengendarai mobil nya, kau cukup duduk manis di samping ku," ucap Julian yang membuat Floryn menghentikan langkah nya.

"Memang nya kau bisa mengendarai mobil?" tanya Floryn dengan serius yang membuat Julian terdiam.