webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · 青春言情
分數不夠
97 Chs

Heny #14

Setelah hampir satu minggu menanyakan, mencari, menghubungi, mengusahakan, dan mengatur, David akhirnya memutuskan untuk mempertemukan Heny dengan Nadia.

Ide gila ini tidak diterima oleh Alex, bahkan Steven. Mereka tidak terima jika Nadia sebagai korban, harus menenangkan Heny yang adalah pelaku kejahatan.

Bahkan Daniel menolak mentah-mentah ide David ini. Daniel sama sekali tidak berhubungan lagi dengan Heny. Dia juga menolak untuk menjadi pancingan agar Heny mau keluar dari rumah.

Nanda dan Ika yang pernah menjadi teman Heny pun menolak saat David menghubungi mereka untuk meminta bantuan. Mereka sangat takut kepada Nadia. Sejak kejadian pengeroyokan itu, mereka selalu bersembunyi dari Nadia. Mereka sudah tidak ingin membantu Heny, apalagi jika akan bertemu dengan Nadia lagi.

Rencana ini memang gila dan membutuhkan kerja keras, namun David sangat terbantu dengan Nadia yang bersedia mengikuti idenya ini.

David mencoba menghubungi Heny secara pribadi, berjanji untuk merahasiakan rencana ini dari siapapun untuknya, dan Ia berhasil membuat Heny bersedia untuk bertemu.

David menjemput Heny di rumahnya, sedangkan Nadia pergi dengan diantar oleh Pak Agus, supir mereka. David telah memesankan suatu tempat vip di satu restoran yang cukup jauh. Ia tidak bisa mengambil risiko jika kedua gadis itu terlihat dan dikenali oleh siapapun.

Begitu sampai, Heny hanya duduk diam dan menunggu. Ia pikir, Ia akan berbicara dengan David. Namun beberapa saat kemudian, matanya membelalak saat melihat Nadia memasuki ruangan itu.

Nadia terlihat tenang. Ia tidak sedang dalam suasana hati yang buruk. Ia tahu, bahwa suatu saat hal ini akan terjadi. Dan seperti kata Papa dan Mama, semakin cepat diselesaikan, akan semakin baik.

David meninggalkan mereka berdua yang hanya terdiam. Heny terdiam dan menunduk, sedangkan Nadia terdiam sambil melihat keluar. Mereka masih tetap diam hingga pelayan masuk dan membawa minuman dan makanan kecil.

Nadia tiba-tiba berdehem. Heny langsung menatapnya.

"Minum gih. Lo nggak haus?" Kata Nadia canggung lalu menggeser salah satu minuman mendekati Heny. Ia juga lalu mengambil minuman yang satu lalu menyeruputnya. Heny dengan canggung mengikutinya.

"Lo sakit?" Tanya Nadia.

Heny hanya menatapnya. Ia tidak tahu harus menjawab apa terhadap pertanyaan itu. Sakit tidak, namun sehat pun tidak. Sudah hampir sebulan ini dia tidak bisa tidur. Pikirannya selalu membawanya kepada memori-memori yang tidak ingin lagi dia ingat.

Bukannya merasa jahat, namun Heny merasa sangat bodoh. Bodoh karena berpikir bahwa ia akan merasa senang dan puas saat menang dari Nadia. Bodoh karena berpikir ia bisa menang dari Nadia.

"Gue udah nggak marah lagi kok, sama lo." Kata Nadia lagi dan membuat Heny terbelalak menatapnya.

"L...Lo..." Heny tergagap tidak bisa bersuara.

"Selama ini keadaan lo gimana?" Tanya Nadia serius.

Nadia heran pada dirinya sendiri karena mengasihani Heny pada saat seperti ini. Gadis itu terlihat lebih kurus, kantung matanya lebih besar dan gelap, bibirnya kering terkelupas, dan dia juga kehilangan rona di pipinya. Nadia tidak menyangka Heny malah menjadi seperti ini.

"Sebelum ini gue sama sekali nggak berniat untuk denger nama lo. Karena gue yakin lo lagi bersenang-senang setelah apa yang lo lakuin ke gue." Kata Nadia tenang sambil melihat keluar.

Mata Heny mulai kabur.

"Tapi karena gue denger lo-"

"Nad..." Panggil Heny pelan.

Nadia berbalik menatap Heny yang mulai berderai air mata. Ia seketika panik melihatnya.

Tanpa mengatakan apapun, Nadia segera menyodorkan tissue.

"G... Gue..." Heny terbata-bata di sela isakannya.

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts