Tanpa dijawab, pria tua itu pun tahu. Kalau wanita di belakangnya tidak ingin diajak untuk berbicara. Sebagai orang yang sudah hidup lama, memiliki banyak masalah juga sudah biasa. Untuk menghadapi masalah itu, biarkan saja ia membawa wanita itu ke tempat yang cocok. Taksi terus melaju dengan kecepatan tinggi. Cukup cepat untuk ukuran pria tua sepertinya. Namun tidak ada yang tidak mungkin baginya. Yang terpenting adalah bisa membuat Farisha merasa baik saat berada di dalam taksinya.
"Dasar tidak tahu malu! Bagaimana dia masih bisa berkata seperti itu padaku? Usman, kenapa kamu orangnya sangat bodoh? Apa kamu tidak tahu mengapa aku mengusirmu? Ah, kenapa aku ini? Bodoh! Sialan!" umpat Farisha lirih. Ia memegangi kepala sendiri dan menghempaskan tubuhnya ke belakang untuk bersandar pada jok mobil. Punggungnya merasa sakit saat itu juga. Namun yang lebih sakit adalah hatinya. Tidak seharusnya ia mengusir atau memarahi suaminya yang bodoh.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者