Budayakan Vote & Comment
Sorry For Typo
230220
Suara televisi di ruang tengah keluarga Jeon menyala dengan volume Full memekan pendengaran, di pukul 06.30am Yoongi sudah duduk manis di depan Tv sedangkan Jimin sibuk di dapur mengurus sarapan pagi untuk hari ini.
Jungkook turun dari lantai atas karena kebisingan yg di ciptakan yoongi di pagi buta itu, entah apa yg perbuat oleh istri muda Jungkook.
"Yoongi Volumenya bisa di kurangi??" Jungkook berdiri di hadapan istri ke-2nya
"Ini udah paling rendah kook, sini duduk deh" yoongi menarik lengan suaminya
"Tumben kau menonton Tv, biasanya kau akan memilih mendengarkan musik"
"Kan sebentar lagi penyiaran romansa Rumah tangga kita, aku sudah tidak sabar melihat hasilnya pasti yg menonton antusias"
Jungkook memutar kepalanya untuk melihat istri tuanya yg sibuk berkutat di dapur, apa yoongi sengaja menghidupkan televisi sepagi ini dan dengan volume full agar jimin bisa mendengarnya.
"Selamat pagi, saya Kim Sukjin Mc paling di cintai warga korea. Pagi ini ada cuplikan membahagiakan dari kehidupan Rumah Tangga Jeon Jungkook dan Min Yoongi ahh maaf aku ralat maksudnya Jeon Yoongi sebagai selebri papan atas, drama yg sempat mereka bintangi mencapai peringkat tertinggi dan akhirnya membawa mereka jenjang pernikahan atau terlibat cinta lokasi. Baiklah jadi tema kita di weekend kali ini adalah "Jeon House Familly"
Acara yg di maksudkan yoongi sudah di putar, ia tampak antusias dan matanya hanya terfocus pada kotak persegi berwarna hitam yg sangat besar itu.
Jimin di dapur mencoba menulikan telinga agar tidak terhasut kelakuan Yoongi yg mulai menggesernya sebagai istri pertama di dalam keluarga ini. Namun seperti apapun Jimin menyembunyikan perasaannya tetap saja sakit itu pasti ada.
"Bagaimana perasaanmu memiliki sepupu bintang terkenal tuan? /sempurna hanya itu, permisi/ ternyata keluarga Jeon tidak tinggal berdua saja di rumah besar itu Yorobun, dapat kalian saksikan pasangan Jeon sangat berbaik hati memberikan ruang bagi keluarga jauh mereka yg sebelumnya kemalangan karena di tinggal Mati suaminya. Pasangan Jeon sangat berhati besar yorobun"
Jimin menghentikan kegiatan meracik bahan-bahan masakan, ia menangkap apa yg penyiar di Tv itu sampaikan, padahal ia sudah mengatakan untuk tidak merekam bagiannya tapi ternyata reporter tempo lalu sukses membuat jimin terkenal dalam waktu sekejab.
Jimin meneteskan kembali air mata yg sebelumnya ia janjikan tak akan pernah di tumpahkannya lagi, di lain sisi Yoongi tampak menikmati acara tersebut bahkan senyumnya sangat lebar.
Jungkook berdiri dari duduknya untuk segera menyusul jimin tapi belum sempat ia berjalan, Yoongi sudah menariknya kembali dengan alasan baby merindukan appanya.
Kring!!! Kring!!!
Hp Jimin berdering di rungah tengah, ingin sekali mengabaikan panggilan tersebut karena hatinya terasa ngilu namun hp nya terus berdering, dengan langkah tegar jimin berjalan menuju ruang tengah lalu mengambil hpnya berada di atas meja tepat di hadapan Yoongi
"Yeobseo?? Eommani??" Yonggi mengakat telpon jimin tepat ketika tangannya sedikit lagi meraih ponsel itu.
"Yoongi itu milikku, kembalikan. Kau tidak sopan"
"Nde eommani, ini hpnya kuberikan kepada jimin" Yoongi menyeringai senang melihat ekspresi kesal jimin
"Nde eomma, wae?? Ke rumah?? Hari ini??"
Jungkook menatap sang istri penasaran kenapa eommanya menghubungi jimin sedangkan jungkook tak pernah di hubungi oleh eommanya sendiri.
"Nde arraseo eomma, jam 10 jimin kesana"
Jimin memutuskan sambungan telepon dan kembali berjalan menuju dapur, jungkook mengikuti jimin setelah bersusah payah membujuk yoongi agar melepaskannya sebentar saja.
"Kenapa eomma menghubungimu sayang?"
"Molla, mungkin eomma merindukanku"
"Aku ikut kerumah eomma sayang"
"Tidak perlu, aku akan pergi bersama jungmin. Kau jaga Yoongi saja"
"Waeee?? Aku ingin ikuuttt"
Jimin memutar bola matanya malas melihat tingkah kekanankan jungkook, ini hal biasa yg ia lakukan jika menginginkan sesuatu.
"Baiklah terserah kau saja"
"JUNGKOOOKKKKKK~~ AKU INGIN SEHARIAN INI BERSAMAMU, KAU TIDAK BOLEH MENINGGALKANKU SENDIRI" yoongi berteriak dari ruang tengah seakan mengerti dengan pembicaraan yg didiskusikan suami istri itu.
"Sebaiknya kau memang di rumah saja kook, aku bisa menyetir sendiri ke rumah eomma"
Jungkook melihat ekspresi kecewanya karena tidak jadi ikut bersama jimin, ingin rasanya ia membelah diri agar bisa melakukan dua hal yg berlawanan namun apa daya ia bukan dewa ataupun makhluk gaib.
★★★★★★★
Jimin dan jungmin sudah berdiri di depan rumah megah yg tak lain adalah rumah masa kecil suaminya, jimin memasuki pekarangan rumah tersebut yg sudah di sambut oleh beberapa pelayanan yg sudah diutus eomma mertuanya.
"Ommo, jungminaaahhh... cucukuuu"
"Halmoniiii... bogosipeo"
Jungmin memberikan salam kepada nenek cantik yg ada di hadapannya, selanjutnya mereka memasuki rumah besar tersebut dan duduk di ruang tengah, jungmin sangat terlihat antusias jika sudah berkunjung ke rumah neneknya.
"Jungmin sayang, kau ingin apa katakan saja halmoni akan memberikan semuanya untukmu"
"Nde halmoni gomawo, jungmin mau keliling rumah, enyong"
Jungmin meninggalkan nenek dan eommanya di ruang tengah, sepertinya anak pintar itu tahu jika neneknya ingin berbicara penting dengan sang eomma.
"Juminahh... menantuku, apa kau sehat??"
"Nde eommani, jimin sehat sekali"
"Syukurlah, tapi aku yg tidak sehat sekaran"
"Mwo?? Wae eomma?? Eommani sakit??" Jimin benar-benar cemas
"Hatiku yg sakit nak, ahh aku melihat acara keluarga Jeon tadi pagi dan aku sangat terpukul mendengar penuturan jungkook yg menganggapmu sebagai saudara jauh. Anak itu bodoh sekali"
"Eomma.. apa aku boleh menangis??"
"Peluk eomma sayang, mian.. maafkan anakku yg bodoh itu, dia memang tidak tahu diri"
Jimin masuk kepelukan eomma mertuanya, ia menumpahkan semua beban berat yg di pendamnya sendiri selama ini, jimin mencurahkan isi hatinya dengan tangisan terisak
"Maafkan aku nak, aku menyayangimu melebihi menantu keduaku itu, bagiku hanya kau satu-satunya menantu yg kupunya"
"Eomma, hiks aku benar-benar sakit hiks, aku sudah mencoba tegar mungkin sampai saat ini hiks aku masih bisa bertahan eomma tapi jika terus begini maka aku bisa meninggalkan jungkook hiks"
"Andwe... aku tidak rela nak, jangan tinggalkan jungkook, anakku tak bisa tanpamu jim, sebenci apapun bahkan kau tak mencintainya lagi aku mohon jangan tinggalkan anak bodoh itu"
Jimin dan eomma mertuanya saling mencurahkan isi hati di dalam tangisan mereka, jimin masih memeluk erat eomma keduanya itu karena bagaimanapun jimin sudah tidak memiliki orang tua.
"Eomma, sebenarnya aku sudah mengambil surat perceraian di pengadilan"
"Mwo?? Pikirkanlah nak, eomma menyayangimu nak"
"Hiks, jika bukan karena egoisku yg begitu mencintai jungkook mungkin surat cerai itu sudah kuhamburkan kewajahnya"
Jimin berhenti sejenak menghapus air matanya yg mengalir begitu deras tanpa henti.
"Hiks tapi eomma, jika aku tak melihat wajahnya sekali saja, aku seperti akan mati hik, aku bingung dengan perasaanku eomma, aku benci berbagi suami dengan orang lain eomma hiks, sakit sekali eomma sakiitt"
Jimin menekan dadanya yg saat ini benar-benar sesak. Jimin sudah tak dapat berucap apapun lagi selain menangis, hari itu mereka mendengarkan keluh kesah yg tersirat di dalam hati, eomma mertua jimin sangat merasakan bagaimana terlukanya menantu tersayangnya itu.
Pukul 05.30pm jimin dan jungmin berpamitan pulang dari rumah neneknya jungmin, setidaknya beban berat yg di anggung jimin sedikit berkurang, akan lebih baik jika ia sering menceritakan kegelisahan yg ia rasakan kepada orang lain daripada harus memendamnya sendiri.
TING!
*HakimKim
'jimin ayo bertemu, aku di taman dekat pengadilan'
Jimin mendapatkan pesan dari taehyung, apa mereka harus bertemu sekarang?? Dengan wajah sembab dan matanya yg masih basah khas orang habis menangis seharian.
*Jimin
'Baiklah, aku menuju kesana sekarang'
Jimin melajukan mobilnya membelah jalanan luas korea, jungmin hanya melihat eommanya yg saat ini begitu menyedihkan
"Eomma apa ada yg sakit?"
"Anni, eomma merasa lebih baik"
"Kita mau kemana eomma?"
"Jungminahh, apa kau ingin bertemu dengan taehyung ahjusi?"
"Nde?? Tentu saja eomma, jjah...."
Eomma dan anak itu antusias untuk bertemu dengan taehyung sekedar melepaskan beban hari ini. 30 menit perjalan akhirnya mereka sampai di taman seperti janjinya tadi.
Taehyung sudah menyambut kedatangan jungmin dan jimin dari kejauhan, senyuman kotak taehyung tersungging di wajah tampannya.
"Ya jungminiieeee.. high five" taehyung menggendong jungmin yg terlihat bahagia bertemu dengannya
"Ahjusi anyeonghaseo"
"Anak pintar, bagaimana kabarmu hari ini??"
"Hmm... molla ahjusi, jungmin mau main dulu sepertinya itu kelihatan menyenangkan"
"Jungmin hati-hati jangan sampai terluka arra??" Jimin berteriak ketika anaknya mendekati taman bermain
"Nde eomma" jungmin melambaikan tangan.
"Jadi bagaimana keadaanmu?? Kenapa kau terlihat sedih?"
"Aku baik-baik saja tae"
"Lalu matamu bengkak karena apa?? Menangis??"
"Tidak tae, aku hanya ya seperti itulah"
Taehyung lebih mendekat kearah jimin, di tatapnya dalam Onyx mata jimin, ia tahu betul jika keadaan jimin tidak baik-baik saja. Taehyung membawa tubuh mungil jimin kedalam pelukannya
"Apa yg kau lakukan tae??" Jimin benar-benar kaget
"Hanya memeluk seseorang yg terlihat menyedihkan dan butuh kehangatan"
Jimin tersenyum tanda mengerti maksud dari ucapan hakim muda tersebut. Mereka berpelukan untuk waktu yg terbilang cukup lama. Hingga akhirnya taehyung mengajak jimin duduk di salah satu bangku di dekat mereka.
"Apa kau ingin membagi kisahmu jim?"
"Mungkin tidak untuk saat ini tae"
"Arra, jika kau membutuhkan sesuatu, aku selalu ada untukmu"
"Terima kasih tae, aku akan mengandalkanmu dan mungkin akan merepotkanmu juga"
"Itu yg kuharapkan, saling berbagi denganmu"
"Kau selalu menggodaku tae"
"Hanya kepadamu saja jim"
Mereka saling melempar senyuman dan ikut bermain bersama jungmin, taehyung benar-benar memanjakan anak jimin itu dengan baik, mereka saling menggoda satu sama lain hingga malam menyapa dan saatnya mereka kembali ke rumah masing-masing. Taehyung menggendong jungmin yg sudah terlelap di pelukannya, ia mengantarkan jimin sampai keparkiran hingga akhirnya mereka berpisah. Hari ini begitu menyenangkan dan lagi-lagi taehyunglah yg menciptakan kebahagian itu.
Bersambung
QaraTanjung