webnovel

Publick

Budayakan Vote & Comment

Sorry For Typo

220220

Sudah seminggu ini jimin tidak enak badan, ia sudah berobat ke dokter dan juga meminum jamu kesehatan lainnya, sebenarnya fisik jimin tidaklah sakit karena ia masih mampu mengerjakan apapun seperti mengurus masalah rumah tangga.

Yg sakit sekarang adalah pikirannya, mengingat permintaan yoongi beberapa tempo lalu dan sekarang permintaan jungkook yg tak masuk di akal, suaminya itu bilang bahwa beberapa reporter ternama akan berkunjung ke rumah mereka untuk mendokumentasikan kehidupan rumah tangga selebriti yg sangat tersohor itu.

"Jim bagaimana keadaanmu?"

"Kau bisa lihat sendiri kook, apa harus reporter itu merekam aktivitas keluarga kita?"

"Iya sayang, aku tidak bisa menolaknya. managerku sudah mengatur jadwal syuting dan itu besok"

"Apa?? Kau gila?? Besok??"

"Iya sayang, maaf yah"

Jimin memejamkan mata sebagai isyarat jika ia tak ingin di ganggu lagi, istirahat itulah yg di butuhkan jimin saat ini. Meski matanya terpejam tapi pikirannya menjalar kemana-mana.

Pukul 04.50pm jimin bangun dari tidurnya karena ia mendengar suara perabotan di lantai dasar, entah apa yg dilakukan orang-orang di rumah ini dan mengganggu ketenangannya. Jimin turun ke lantai dasar mendapati beberapa pekerja sedang mengotak-atik rumahnya.

"Ada apa ini?"

"Udah bangun jim?"

"Jungkook mana yoongi?"

"Jungkook sedang keluar membeli beberapa keperluan"

"Keperluan?"

"Untuk syuting besok"

"Ohh... lalu mereka semua sedang apa?"

"Maaf jim, hhmm poto pernikahan mu dan jungkook untuk sementara di simpan dulu dan poto pernikahanku dengan jungkook akan di pajang di ruang tengah"

DEG!!!

"Kenapa jungkook tidak memberitahuku?" Darah jimin sudah sampai ke ubun-ubun

"Mungkin jungkook tidak enak, ah iya besok kau pergi kemanalah terserah jim untuk sementara waktu"

"Apa lagi maksudmu?"

"Karena beberapa reporter akan mengabadikan momment pernikahan kami jadi, sebaiknya orang luar atau yg tidak terlibat lebih baik tidak menjadi pengganggu"

Jimin menatap dalam ke intens Yoongi, tidak di sangka olehnya jika yoongi bisa berkata sedemikian rupa, kalau jungkook mendengar ini maka percayalah ia akan menampar suami pengkhianatnya itu sebagai bentuk pelampiasan

"Yoongi aku masih bersabar kepadamu, jadi jaga ucapanmu. Kau bilang aku diam berarti aku lemah? Jangan memaksaku berbuat jahat"

Jimin pergi meninggalkan yoongi yg saat ini juga kaget mendengar pembalasan dari istri pertama suaminya, seharusnya Yoongi tidak bermain-main dalam ucapannya.

Pukul 08.15pm jungkook dan jimin sedang duduk saling tatap tanpa berbicara apapun didalam kamar, jimin menekan dadanya yg sesak seakan-akan butuh asupan nafas buatan.

"Tidak cukup hanya dengan memajang poto pernikahanmu dan yoongi di ruang tengah, sekarang kau ingin meminjam kamar kita juga huh???? Kau ingin kamar pribadi kita di lihat semua rakyat korea?? Dan kamar itu milikku dan milikmu tapi kau ingin memperkenalkannya sebagai kamar mu dan yoongi??"

"Maaf jim, sekali saja sayang, selebihnya aku akan patuh kepadamu"

"Tidak kook, aku sudah menuruti semua ingin mu, kau ingin mencopot juga poto-potoku dan pernikahan kita di dalam kamar ini?? Lalu kau ganti dengan potomu dan istri muda mu?? Lalu kalian akan tidur di ranjangku?? Cukup kook. Aku tidak sebaik itu"

"Sekali saja sayang aku mohon"

"Aku bilang tidak!!! Kau pakai kamar di bawah saja, kamar ini tidak di perlihatkan untuk umum. Ini keputusan telak dari ku!"

Jimin mematikan lampu kamar lalu memejamkan matanya tanda bahwa percakapan gila itu harus segera di akhiri, air matanya mengalir perlahan dari kelopak matanya yg tertutup, jungkook ikut berbaring di sebelah istrinya lalu memeluk jimin dari belakang

"Maafkan aku sayang, aku memang sangat egois, aku tidak akan memakai kamar kita untuk syuting. Baiklah aku akan memakai kamar di bawah"

"Terima kasih kook, selamat malam"

"Jangan menangis sayang, maafkan aku"

Jungkook mengeratkan pelukannya kepada jimin, permintaannya memang berlebihan mengingat semua poto-potonya di ruang tengah sudah berganti dengan poto-poto istri mudanya.

★★★★★★★★

Pukul 09.00am kediaman keluarga Jeon sudah di penuhi 5 orang reporter ternama yg akan merekam keseharian aktivitas yg di lakukan selebriti ternama Jeon Jungkook dan Min Yoongi, selama masa kehamilan sampai proses persalinan Yoongi memilih hiatus dari dunia per-film-an untuk sementara waktu.

Jimin hanya memperhatikan dari lantai atas, semua camera sudah tersusun rapi, dilihatnya jungkook dan Yoongi sudah siap dengan mengenakan piyama Couple yg terlihat begitu manis.

Jimin mengusap dadanya lagi untuk yg kesekian kali, mungkin lebih baik ia keluar mencari udara segar dari pada melihat pemandangan yg merusak fikirannya, jimin memegang tangan mungil sang anak

"Jungminah... apa kita sebaiknya kita ketaman bermain?? Eomma bosan sekali"

"Nde eomma, jungmin juga bosan"

"Arraseo, jjah"

Jimin mengambil dompet di kamarnya lalu menuruni anak tangga agar segera meninggalkan rumah yg bagaikan neraka itu.

"Permisi" jimin meminta sedikit ruang untuk menuju pintu rumah

"Kalian siapa??" Jimin lupa seharusnya ia pergi lewat pintu belakang, sekarang semua intens tertuju kepadanya dan jungmin

"Aku... aku" jimin terlihat gagap

"Dia sepupu Jungkook, iya dia sepupu ipar untukku" Yoongi menjawab asal

"Sepupu??" Jimin mengerutkan kening

"Iya dia Jimin, dia sepupuku untuk beberapa saat Jimin dan anaknya tinggal bersama kami" jungkook meluruskan

DEG!!!

"sepupu? Iya benar aku sepupu mereka, aku tinggal di sini untuk beberapa waktu karena suamiku M.A.T.I kecelakaan" jimin menatap tajam kearah jungkook dan Yoongi

"Jangan merekam bagianku, aku hanya ingin keluar rumah" tambah jimin

"Sebentar tuan, bagaiman rasanya tinggal dengan sepupumu yg seorang aktor terkenal?" Pertanyaan itu terlontar dari seorang reporter dan cameranya merekam wajah jimin dengan jelas.

"Sempurna, hanya itu, permisi" jimin dan jungmin berlalu meninggalkan orang-orang yg sangat di bencinya itu, sial sekali jika harus berurusan dengan mereka.

Jimin masuk kedalam mobil nya dan jungmin duduk di kursi sebelah, jungmin memegang tangan eommanya yg saat ini benar-benar menahan amarah.

"Eomma kita mau kemana?"

"Entahlah nak, eomma juga tidak tahu"

Jimin melajukan mobil meninggalkan rumah besar keluarga Jeon, hatinya masih merasakan sakit teramat sangat. Sepupu?? Dia menganggap jimin dan darah dagingnya sendiri sebagai orang lain. Ini gila! Jimin harusnya sadar jika di hadapan rakyat korea ia bukanlah siapa-siapa.

tanpa sadar jimin sudah menyetir terlalu jauh, ia memarkirkan mobil disalah satu taman di ibukota. Ia dan jungmin turun mencari tempat untuk mengistirahatkan tubuh serta fikiran.

"Jungmin mau pesan apa?"

"Eomma jungmin mau lihat-lihat dulu nde"

"Arra, jangan jauh-jauh"

Jimin meneguk segelas air mineral untuk menetralkan hatinya, mendidih sekali darahnya saat ini, sebaiknya ia benar harus melayangkan surai perceraian kepada jungkook.

"Ini eommaku ahjusi"

"Nugu?"

"Mwo?? Jimin?"

"Taehyung? Kenapa kau disini? Jungmin kenapa kau bersama ahjusi ini?"

"Tadi jungmin terjatur eomma lihat, ini sakit untung ada ahjusi ini yg membantuku"

"Ommo, anakku kau berdarah"

Jimin melihat luka di lutut sang anak dan membersihkan dengan cekatan, taehyung membawa obat merah dan plaster yg sempat di belinya tadi.

Jimin sudah membalut luka ringan anaknya dengan hati-hati, melihat jungmin terluka lebih menakutkan dari pada menyaksikan kemesrahan jungkook dan yoongi.

"Jungminah lain kali hati-hati nde, kau ingin melihat eomma menangis seperti orang gila?"

"Mian eomma, tidak ada lain kali lagi untuk luka ini"

Jungmin memeluk eommanya yg terlihat cemas, sementara taehyung tersenyum melihat adegan yg tersuguh di hadapannya. Indah sekali memang hubungan eomma dan anak itu

"Apa ini jungmin yg kau kenalkan waktu itu??" Taehyung akhirnya membuka suara

"Nde?? Ahh iya dia putraku, jungmin perkenalkan ini Taehyung teman eomma"

"Arra, tae ahjusi dan jungmin sudah berkenalan tadi"

"Tentu saja, jungmin anak yg pintar" taehyung mengakui

"Baiklah bagaimana kalau kita duduk bersama, apa boleh?" Taehyung menambahkan

"Silahkan" jimin terlihat gugup

"Jadi apa yg kalian lakukan disini?"

"Melarikan diri dari appa" jawab jungmin spontan

"Mwo??"

"Anni... kami ha.. hanya ingin menghabiskan waktu berdua, yahh hahaha menghabiskan waktu berdua. Benarkan jungmin??"

"Huuhh eomma melarangku untuk berbohong tapi sekali ini jungmin akan mengabulkannya, nde ahjusi eomma dan jungmin ingin bermain berdua saja"

"Oohh begitu, appa ahjusi tidak mengganggu kalian??"

"Jungmin menyukai tae ahjusi jadi mulai sekarang kita berteman"

"Good boy!" Taehyung dan jungmin melakukan high five

Bulan sabit jimin terbit di wajah cantiknya, tanpa di sadari ia ikut terbawa suasana melihat interaksi taehyung dan jungmin yg terlihat begitu akrab, dadanya terasa hangat. Untuk sejenak ia melupakan kejadian buruk hari ini.

Jimin tertawa terbahak-bahak melihat tingkah konyol taehyung ah ternyata ia masih alien aneh seperti dulu. Jungmin juga menirukan beberapa gerakan konyol yg di lakukan taehyung.

Untuk kali pertamanya jimin melihat anak tampannya yg dingin itu tertawa lepas, andai saja jungkook memiliki waktu atau menghabiskan waktu bersama jungmin seperti saat ini, pasti begitu mengharukan.

Sayang sekali itu hanya angan belaka, jangankan untuk main di taman yg ramai ini sekedar makan malam di luarpun tak pernah mereka lakukan mengingat appanya adalah seorang aktor ternama, dan yg harus diingat adalah jimin dan jungmin hanya peran pendamping di belakang layar.

Pukul 09.45pm jimin dan jungmin berpamitan kepada taehyung untuk kembali kerumah masing-masing, taehyung sempat memberikan mainan robot untuk jungmin sebagai hadiah pertemanan mereka.

"Terima kasih untuk hari ini tae"

"Harusnya aku yg mengatakan itu jim"

"Ya sudah aku pamit dulu"

"Nde hati-hati yah... oohh sebentar, bisakah aku meminta nomor Wa mu?"

"Ba.. baiklah"

Mereka saling bertukar nomor telepon setelahnya jimin dan tae hilang kearah tujuan masing-masing. Senyum indah terpatri di wajah namja mungil itu tidak sia-sia ia pergi keluar hari ini. Jimin melajukan mobilnya membelah langit kelam Seoul sementara jungmin sudah terlelap karena kelelahan bermain seharian bersama taehyung ahjusi.

Bersambung

QaraTanjung