webnovel

Sistem Agensi Terkuat

"Kau memiliki bakat menyanyi!" "Maaf bos, aku seorang kuli bangunan." "Percayalah padaku, kau berbakat." Satu bulan kemudian, kuli itu menenangkan ajang pencarian bakat. "Kau memiliki bakat menjadi seorang aktris!" "Etto ... aku seorang pelayan kafe." Kemudian seorang pelayan kafe memenangkan box office pada film pertamanya. ini adalah sebuah kisah mengenai Jang Seo-Wun seorang Boss sebuah agensi yang tiba-tiba mendapatkan sebuah sistem yang membantunya membangun perusahaannya. (warning : karena keterbatasan research, ada kemungkinan ketidakselarasan fakta antara di novel dan dunia nyata. jadi maafkan saya bila ada kesalahan.)

Agis_Z99 · 都市
分數不夠
3 Chs

Penyanyi berbakat

Setiap orang pasti memiliki bakat mereka masing-masing.

Itulah kalimat yang sering diucapkan orang-orang untuk memotivasi mereka yang gagal menemukan keahlian mereka.

Menemukan bakat diri merupakan hal yang sangat penting. Tak peduli betapa berbakatnya seseorang, jika tak ada yang menyadarinya maka bakat itu akan sia-sia.

Sebagai contoh sederhana, katakanlah di dunia paralel, Lionel Messi memutuskan untuk serius bersekolah dibanding bermain sepakbola. Mungkin dia tak akan menjadi salah satu pesepakbola terbaik di dunia.

Jika seseorang mampu mengetahui bakat mereka sejak lahir, maka kehidupan orang tersebut setidaknya mungkin bisa lebih baik.

Deteksi Bakat yang aku dapatkan dari sistem masih lemah. Hanya level satu. Namun, Aku melihat bahwa skill ini tetap sangat berguna.

Ketika aku pulang dari kantor, aku dengan sengaja menjalankan mobilku dengan pelan seraya mengaktifkan skill Deteksi Bakat.

Aku takjub dengan apa yang kulihat. Betapa banyaknya orang yang tidak mengetahui bakat mereka sendiri.

Aku sendiri tidak memiliki niatan untuk memberitahu orang lain mengenai apa yang kulihat. Bahkan jika aku memberitahu orang lain, besar kemungkinan mereka akan menyebutku pembohong atau pembual.

Bayangkan, jika ada seseorang yang mendatangimu dan mengatakan bahwa kau berbakat dalam berenang saat kau tengah mengayuh sepeda di jalanan. Apa reaksimu ? Tentunya kau akan menganggap orang itu gila atau sekedar mencari perhatian saja kan?

Karena itulah aku hanya menggunakan skill Deteksi Bakat yang kumiliki dalam diam. Ada banyak orang yang sangat mengejutkanku. Mereka memiliki bakat unik yang berbeda dari biasanya.

Misalnya, seorang nenek-nenek yang berbakat menyaingi Miyabi menjadi bintang film biru. Ada juga seorang kakek-kakek yang memiliki bakat sebagai pegulat profesional. Seorang bocah kecil yang memiliki potensi menjadi pencuri profesional. Seorang tuna netra yang berbakat menjadi fotografer. Sungguh aneh namun nyata mengingat keaslian skil yang kudapat.

Sayang sekali dalam perjalanan pulang aku tidak menemukan seseorang yang berbakat dalam bidang entertainment.

Rumahku berada di kawasan perumahan sederhana. Sebenarnya rumah ini bukan rumah utamaku. Rumah utamaku berada di kompleks mewah. Namun rumah itu telah disita oleh Bank. Aku pernah mencoba membujuk orang tuaku agar memberikanku uang namun mereka tidak menggubrisnya, jadi aku harus tinggal di sebuah rumah sederhana seperti ini.

Berbicara mengenai orang tuaku, lebih tepatnya Ayahku. Dia adalah seseorang yang bergerak di pasar saham. Dia memiliki saham di berbagai perusahaan terkenal di Korea Selatan walaupun tidak sebagai pemegang mayoritas. Ia hanya menjadi pemegang mayoritas saham di salah satu perusahaan properti.

Dia adalah seseorang yang sangat teliti dan perhitungan mengenai uang. Saat ibuku hendak memberiku uang, Ayahku akan muncul dan melarang Ibu untuk melakukannya.

Dia sangat pelit.

Walaupun aku tahu bahwa apa yang dia lakukan adalah bagian dari pelajaran yang ingin ia berikan padaku.

Aku merupakan seorang anak dari tiga bersaudara. Diantara saudara-saudaraku aku yang paling gagal dalam membangun usaha. Kakak pertamaku menjalankan sebuah restoran besar sementara Kakak keduaku memiliki bisnis retail yang memiliki cabang dimana-mana.

Terlahir dimana setiap orang di kelaurgaku sukses, ternyata tidak semenyenangkan yang orang kira. Ketika saudaraku yang lain sukses sementara aku gagal, aku merasakan perasaan tertekan yang cukup dalam.

***

Ternyata aku terlalu meremehkan tugas yang kudapat. Kupikir dengan Deteksi Bakat aku bisa menemukan bakat menyanyi seseorang dengan mudah. Namun, ternyata hal tersebut tidak semudah yang kubayangkan.

Masalah pertama adalah skill Deteksi Bakat level satu hanya memperlihatkan bakat paling tinggi yang dimiliki seseorang. Apa yang terjadi jika penyanyi dengan bakat level B memiliki bakat lain seperti memasak level A? Bukankah skill hanya akan menampilkan bakatnya dalam memasak saja? Itulah yang kuhadapi sekarang. Mungkin bila aku bisa menaikkan level skillku hal-hal akan menjadi lebih mudah.

Empat hari telah berlalu semenjak aku memiliki sistem. Walaupun dalam empat hari aku belum menemukan penyanyi berbakat namun aku menemukan satu penulis lagu, dan satu komedian yang cukup berbakat.

Penulis lagu itu kutemukan sedang bekerja sebagai office boy di salah satu mall besar. Dia diketahui memang sering menulis lagu ketika waktu senggang namun ia hanya membiarkan lagunya begitu saja. Ia tidak tahu cara mengubah kumpulan lagu miliknya menjadi segepok uang. Sebagai percobaan, aku mengirimkan salah satu lagu milik office boy ini pada asistenku.

Seo-Yang menelepon bahwa studio musik yang kami kenal mengatakan lagu ini cukup bagus dan mereka ingin membeli hak ciptanya.

Aku akhirnya memutuskan untuk membeli seluruh hak cipta lagu yang dibuat office boy itu dengan harga murah. Aku menaruh kartu namaku di sakunya dan mengatakan untuk memanggilku jika memiliki lagu lainnya.

Dia membungkuk dan mengucapkan terima kasih padaku. Aku tentu menerima ucapannya, bagaimana pun aku mendapatkan keuntungan lebih banyak dibanding office boy itu.

Sementara itu, Komedian yang kutemui adalah seorang stand-up komedi yang cukup terkenal di daerah Gwangju. Kebetulan dia tidak punya agensi jadi aku menyuruhnya datang ke perusahaanku untuk menandatangani kontrak agensi.

Kembali ke keadaan sekarang.

Aku berdiri di depan sebuah konstruksi. Aku berusaha untuk tidak menghalangi para pekerja. Ada alasan yang jelas kenapa aku berada di tempat yang sangat berisik seperti ini. Aku menemukan seorang yang berbakat menjadi penyanyi. Deskripsi diatas kepalanya begitu bagus untuk kuabaikan.

[Memiliki bakat menyanyi yang tak akan pernah kalah dalam beradu nada rendah.]

Itulah yang kulihat dari Skill Deteksi Bakat. Karena itu aku memutuskan untuk menemuinya dan mencoba membujuknya berlatih menyanyi.

Ahh itu dia. Seorang pria muda yang terlihat memiliki tubuh yang sehat. Untuk seorang yang hendak kujadikan penyanyi wajahnya terlihat kurang menarik.

Aku memanggil salah satu orang di sana.

"Hei, bisakah kau memanggilkan pria muda itu untukku?" tanyaku sembari menjulurkan selembar uang pada pria yang kutanya.

"Eh ... Oh, baik-baik." Orang itu segera menerima uangnya dan menemui pria muda yang kumaksud.

Tak lama kemudian pria muda itu menghampiriku. Aku menjulurkan tanganku bersalaman dengannya. Dia terlihat melirikku dengan bingung, tak tahu kenapa orang berpakaian rapi sepertiku mendatanginya.

Segera setelah kami selesai bersalaman. Ia membuka mulutnya.

"Apa Ayahku berhutang sesuatu padamu?"

Hutang ? Apa Ayahnya seorang berhutang pada seseorang ?

"Oh ... Bukan ya?"

Sepertinya dia memperhatikan ekspresiku.

"Bukan. Aku seseorang dari perusahaan agensi hiburan, JAE. Aku memiliki tawaran untukmu."

"Baik, apa perusahaanmu ingin membangun gedung baru atau sesuatu?"

Nah, bagaimana aku bisa membangun yang baru jika yang lama masih ditangan bank.

"Bukan. Aku ingin menawarimu menjadi penyanyi profesional."

Pria muda itu kemudian membuat ekspresi aneh. Ia melirik ke kanan dan kiri seolah mencari sesuatu.

"Ada apa?" tanyaku.

"Apa kau sedang menjalankan semacam video prank ? Aku lihat itu populer saat ini."

"Bukan ... Aku–"

"Maaf, aku sedang sibuk, jika kau ingin melemparkan lelucon carilah orang lain."

Dengan ucapan itu, ia melengos pergi meninggalkanku.

Tarik nafas dalam-dalam~

Aku mengumpat dan mengutuk siapapun yang mempopulerkan dan ikut meramaikan video lelucon dan prank semacam ini.

Sekarang aku harus memikirkan cara untuk membuat pria itu percaya padaku. Ini menjengkelkan. Serius.