webnovel

Senja Yang Tak Ku Gapai

Kisah dua orang sahabat yang sangat saling menjaga, menyayangi dan mensupport satu sama lain. Dinda dan boy mereka berdua selalu bersama dalam menempuh pendidikannya hingga saat ini pun kuliahnya satu kampus bahkan satu jurusan mengambil kedokteran. Mereka berdua selalu terlihat sangat klop. Sepertinya Tuhan mempertemukan mereka untuk bersatu bersanding bersama dipelaminan. Namun karena hal tertentu mereka sempat terpisah dalam waktu yang cukup lama sekitar 3 tahun. Apakah mereka berdua akan kembali bersama? Atau apa ada sosok lain dari masing-masing pihak yang bisa membuatnya tidak bisa bersama? Baca terus ya teman. Maaf kalau bahasa tulisanku masih berantakan wkwk. Masih belajar merangkai kata per katanya.

Vinencia_Niami · 青春言情
分數不夠
50 Chs

Moment Menyebalkan

Hai Dinda, apakabar lama tidak bertemu denganmu setelah aku menyelesaikan kuliahku." tanya Brian

kabar baik. perkenalkan ini Boy pacar aku." ucap Dinda

pagi, saya boy." dengan kaget boy menjabat tangan Brian

ada kemajuan juga denganmu din. seperti nya aku sudah kalah start dengan boy." ucap Brian dengan tawanya, dan menarik tangan Dinda sambil meminta ijin pada boy, aku pinjam pacarmu ini sebentar ya.

sakit Brian, apa-apaan ini lepasin. "ucap Dinda sambil meringis kesakitan

Aku tidak akan melepaskanmu sampai kapanpun. Biarkan boy menjadi pacar mu saat ini. tapi suatu saat akulah yg akan menjadi suami mu. camkan itu Dinda " ucap Brian

maksud kamu apa ya? ketemu aja baru 2 kali dengan hari ini. sudah seperti orang tua ku saja berani memerintah." ucap Dinda

ya.. ya. aku tau kamu belum bisa mencintaiku. tapi aku jauh lebih dulu mencintaimu, maka dari itu setelah aku menyelesaikan study ku. aku berniat kembali ketempat ini." ucap Brian

yang pasti aku tidak suka dengan laki-laki kasar seperti mu. "ucap Dinda sambil berusaha kabur

Brian kembali mencegahnya dengan menarik tangan Dinda dan mengulurkan kedua tangannya ke arah dinding.

mau kemana calon istri ku. kamu gaakan pernah bisa lari dari aku." ucap Brian dengan tajam seakan akan mau menyantapnya bulat bulat.

Brian. lepasin aku. lepasin. kalo ngga aku teriak ya."ucap Dinda

silahkan teriak sesukamu. ruangn ini sudah ku buat kedap suara tidak akan ada orang lain yang bisa mendengar suaramu." ucap Brian

air mata Dinda mulai berderai. Brian ku mohon lepaskan aku." ucap Dinda sambil berusaha mengambil pisau buah yang ada disebelahnya. Brian kalau kamu ga menjauh aku pastikan, kamu tidak bisa menemui ku lagi. " ucap Dinda sambil mengarahkan pisaunya ke nadi pergelangan tangan kirinya.

silahkan saja kalau kamu berani, lakukan. aku tidak perduli." ucap Brian sambil terus mendekap tubuh Dinda.

okey. aku ga main-main ya Brian. Dinda melakukannya karena dia terpaksa. Brian tidak mau menjauh darinya. tangannya berlumuran darah menempel pada jas Brian. Brian merasakan tubuhnya berat tersandar kan oleh Dinda.

Dinda. dasar wanita keras kepalanya tidak hilang. selalu melekat sejak waktu SMA. Dinda, bangun ni.. Brian kembali membangunkan Dinda yg terjatuh dalam pelukannya." ucap Brian

darahnya masih terus mengalir. membuat Brian semakin panik karena jasnya berlumuran darah Dinda. dengan cepat Brian menggendongny menuju mobil miliknya.

pak kenapa ini? tanya supirnya

tidak usah banyak bicara. cepat buka kan pintu mobilnya. dan telpon pada karyawan hotel bahwa rapat kali ini ditunda." ucap Brian

baik pak. laksanakan" ucap supirnya

sesampainya Brian di rumah sakit orang-orang menatapnya dengan tajam. seolah-olah dialah yang dengan sengaja membuat Dinda seperti ini.

Dok. tolong saya, calon istri saya tadi jadi korban perampokan dijalan raya. " ucap Brian

baik pak. bapak bisa tunggu di lobby. saya akan berusaha untuk menghentikan pendarahan ini." ucap dokter

terimakasih dok. lakukan yang terbaik." ucap Brian

setelah 15 menit dokter keluar dari ruangan tersebut dan mengabarkan, pasien membutuhkan tranfusi darah pak. keadaannya sangat kritis. dia kehilangan banyak darah. golongan darahnya AB. stok darah disini golongan darah AB tidak ada sedang kosong." ucap dokter

golongan darah saya AB. ambil saja dok." ucap Brian.

baiklah kita langsung keruang transfusi ya pak." ucap dokter

Dinda. maafkan aku kenapa semuanya jadi seperti ini. kalau saja kamu tidak nekat. kejadian ini tidak akan terjadi." ucap Brian dalam hati.

20 menit berlalu darah itu sudah masuk kedalam tubuh Dinda. ia pun masih terbaring dan belum sadarkan diri.

Boy.. Boy" ucap Dinda dalam keadaan tidak sadar.

Brian tersontak kaget. Dinda bangun.. maafkan aku. ku mohon bangun." ucap boy

lagi. lagi Dinda tidak membuka matanya. namun dalam keadaan tidak sadarnya Dinda selalu memanggil nama boy.

Dengan cepat Brian mengambil smartphone milik Dinda untuk menghubungi boy.

halo Din. kamu dimana, aku mencari mu dari tadi." ucap boy

boy. aku Brian. kamu Dateng ke tempat ini sekarang juga aku share location. "ucap Brian

halo. kenapa anda yang mengangkat?" tanya boy dibalik smartphone nya yg mengeluarkan bunyi. Tut. Tut. sialan dimatikan

satu pesan masuk. rumah sakit? "tanya boy. langsung menuju keluar area hotel. sambil mengendari motornya dengan cepat.

Brian. ada apa dengan Dinda? apa anda yang membuatnya seperti ini? ucap boy

lihat saja kedalam. Dinda memanggil nama lu terus.

Brian membuka pintu. langsung menghampiri Dinda yang terbaring disana.

Dinda aku Dateng. sadarlah Din. " ucap boy ditelingannya sambil mencium pipi dinda.

boy. " ucap Dinda dengan lemas sambil membuka matanya.

iya.. ini aku, kamu jangan banyak gerak dulu ya. kamu baru sadar." ucap boy

dokter. dok "panggil boy

Alhamdulillah pasien sudah sangat membaik melewati masa kritisnya. " ucap dokter

ternyata ada sosok yang memperhatikannya dari jendela kamar Dinda yang tak lain Brian. dia sangat lega ketika melihat Dinda sudah tersadar dari masa kritisnya.

Din sebenarnya ada apa? kenapa kamu bisa seperti ini. tangan kamu ini diperban?" tanya boy.

tidak apa-apa boy. ini kesalahanku sendiri. sebenarnya saat Brian menarik ku menjauhi mu dia berlaku senonoh dengan ku. Untung saja hal itu bisa ku hentikan. makannya aku bisa melakukan tidakan bodoh ini dengan melukai diriku sendiri. karena dia terus mendekati ku." ucap Dinda.

kurang ajar. laki-laki brengsek. " ucap boy sambil meninggalkan ruangan tersebut dan menghampiri Brian dan menonjoknya dengan emosi.

Brian membalas tonjokan itu. mereka berkelahi di lorong rumah sakit.

stop. " ucap Dinda sambil berjalan dengan lemas. aku bilang stop. boy sudahlah ini rumah sakit. jangan ribut. tiba-tiba Dinda jatuh pingsan. dengan sergap boy memopongnya menuju kamar rumah sakit.

dokter tolong pacar saya pingsan." ucap boy sambil menatap tajam ke arah Brian

pasien sangat lemah saat ini. mohon jangan mengajaknya untuk kemanapun. biarkan berbaring dulu." ucap dokter.

pak maaf anda pacarnya? bukannya pria yang ada diluar tadi calon suaminya?" ucap dokter.

yang diluar laki- laki stres dok, gausah ditanggapi ucapannya. " ucap brian

Dinda. kamu sudah sadar."ucap boy

iya. boy tolong jangan kabarkan hal ini ke ibuku ya." ucap Dinda

kenapa Din ? aku harus berbohong seperti apa dihadapan ibumu?" tanya boy

kamu telpon saja bahwa hari ini selesai rapat kita ada tugas praktikum diluar kampus." ucap Dinda

baiklah. aku harus berbohong sama ibu calon mertuaku demi mu." ucap Boy

assalamualaikum Bu. Dinda bersama dengan boy hari ini. sehabis rapat. kita ada tugas praktikum diluar kampus. jadi seperti nya hari ini Dinda dan aku akan pulang besok pagi Bu." ucap boy dalam telpon

waalaikumsalam. baiklah. boy ibu nitip Dinda. jaga dia ya. baju salin kalian gimana? apa biar supir yg mengantarkan nya? " ucap ibu

tidak usah repot-repot Bu. kita sudah beli. baju di toko." ucap boy. ibu boy tutup ya telpon nya karena dosen sudah menunggu boy dan Dinda. assalamualaikum ibu.

waalaikumsalam. baik boy. tolong jaga Dinda ya." jawab ibu.

siap Bu laksanakan." ucap boy

huhhh. deg degan nya baru kali ini bohong Kaya dihantui rasa bersalah. " ucap boy dalam hati

makasih ya boy. atas semuanya. kamu pulang saja, ini sudah malam. aku bisa sendiri disini, lagi pula ada suster. " ucap Dinda

ga mungkin aku ninggalin kamu. aku udah janji sama ibu menjaga kamu." ucap boy

gapapa boy. besok ada kuis loh. belajar sana pulang." ucap Dinda

oh iya. aku akan pulang sebentar mandi dan mengambil buku. kita belajar bareng ya disini. bye sayang" ucap boy

hati-hati boy dijalan" ucap Dinda sambil melambaikan tangan

pria yang membuatnya terbaring seperti ini masih memperhatikan dalam diam. Brian menghampiri kekamar Dinda

hai Din . bagaimana keadaan mu sekarang?" tanya Brian

seperti yang kamu lihat." jawab Dinda dengan singkat sambil membalikkan badannya membelakangi Brian.

kamu masih marah denganku? "tanya Brian

Dinda terdiam tidak menjawab pertanyaan diam. dia sangat lelah dengan hari ini dan terlelap tidur.

Brian menghampiri Nia dan melihatnya. ternyata kamu tidur, cepat sekali padahal aku ingin minta maaf dan ngobrol lebih dekat denganmu. " ucap Brian dengan nada rendah agar tak membangun kan Dinda.

kring kring. 1 pesan masuk. boy

Brian melihat hp Dinda. dan membaca pesannya. ternyata dari si boy" gumamny dalam hati.

Dinda maaf ya aku tidak bisa kembali lagi ke rumah sakit. soalnya ayah ku baru saja datang dari dinasnya. jadi aku harus menunggu kedatangan ayah. pagi-pagi sekali aku kesana ya. see you. love you more. dengan emot kiss.

malam ini Brian menemani Dinda tepat disebelah tempat tidurnya. hari yang semakin larut ternyata tak membuat Brian kuat untuk begadang menjaganya. Brian pun tertidur dengan beralaskan tangannya sebagai bantal sambil duduk ditempat tidur Dinda. tanpa sengaja dan dalam keadaan tidak sadar tangan Brian memeluk nya dari belakang. posisi itu berlangsung lama sampai akhirnya waktu berganti.