webnovel

Sang Ratu Pengganti

Jang Shin Hye adalah putri yang memiliki segala kesempurnaan cantik, kuat dan pintar. Dia adalah putri Perdana Menteri Hwang, Putri Jang telah di persiapkan untuk menjadi istri pangeran kedua Dong Hwa, sejak mereka masih kecil. Namun ketika sang Ratu sakit keras demi menutupi gosip miring dan kegaduhan yang terjadi di lingkungan kerajaan Moon, Dewan kerajaan menunjuk Putri Jang untuk menikah dengan Raja Joon kakak dari pangeran Dong Hwa dan menggantikan tugas Ratu Ran. Tak ingin membahayakan nyawanya dan keluarga, Putri Jang pun terpaksa mau menikah dengan Raja Joon. Masalah demi masalah datang ketika Ratu Ran meninggal. 18+ (Harap bijak dalam membaca) Ig Shasadewa

Shasadewa · 奇幻言情
分數不夠
72 Chs

Kerajaan Timur Part 2

Pagi ini Raja Joon dan Putri Jang bangun bersamaan mereka tampak masih sama sama canggung. Raja Joon bergerak melepas dekapannya pada Putri Jang. Sementara Putri Jang sendiri masih diam di tempat tertunduk malu.

"Mandilah dulu Jang aku akan meminta dayang Han kemari membantumu bersiap menuju pesta."

"Baik yang mulia," ucap Putri Jang sembari bergerak menuju kamar mandi.

Putri Jang bergerak menuju kamar mandi pipinya merona membayangkan kejadian semalam saat ia tidur dalam dekapan sang suami. Entahlah ia sangat merasa bahagia pagi ini melihat sikap manis Raja Joon dua hari ini. Putri Jang segera menceburkan diri ke dalam bak mandi disusul kemudian dayang Han mengetuk pintu ruang mandi meminta ijin untuk masuk.

Toktoktok

"Putri, ini hamba dayang Han apakah hamba boleh masuk?" tanya Dayang Han dari balik pintu.

"Masuklah bi tak apa," ucap Putri Jang sembari tersenyum dan memejamkan mata berada di dalam bak.

Di luar dugaan Dayang Han, Raja Joon juga ikut masuk ke dalam kamar mandi diam diam ia meminta Dayang Han untuk tidak bersuara. Raja Joon segera menanggalkan pakaiannya kemudian ikut menceburkan diri ke dalam bak mandi yang membuat Putri Jang terkejut dan membuka matanya.

"Yang mulia," ucap Putri Jang tersipu

"Waktu kita tidak banyak segeralah mandi dan bersiap." Raja Joon terlihat santai.

"Ba-baik yang mulia." wajah Putri Jang merah merona melihat tubuh Raja Joon berada begitu dekat dengannya bahkan kulit mereka pun bersentuhan.

Setelah usai dengan ritual mandinya Putri Jang bergegas menuju ruang ganti. Ia dibantu dengan Dayang Han memilih baju yang cocok untuk mengahadiri pesta. Raja Joon juga menyusul ke dalam ruangan ganti ia meminta seluruh pelayan keluar meninggalkan dirinya dengan sang istri.

"Hemmm, bisakah kau membantuku mengenakan pakaian?" pinta Raja Joon santai.

"Ba-baik yang mulia." Putri Jang bergerak mendekat membantu Raja Joon mengenakan pakaian.

"Apa kau tidak bisa memanggilku dengan Joon saja? seperti Ran memanggilku," ucap Raja Joon tiba tiba yang membuat Putri Jang terperanjat.

"Apa? em eh maksud hamba bukankah itu tidak sopan yang mulia?"

"Jangan membantahku," ucap Raja Joon dengan nada naik setengah oktaf lebih tinggi.

"Ba-baik yang mulia."

"Panggil namaku! aku ingin mendengarnya," paksa Raja Joon yang membuat Putri Jang menurutinya.

"Ba-baik JJ-Joon," ucap Putri Jang gugup sembari menunduk.

"Mulai sekarang panggil aku Joon ketika kita bersama."

"Baik yang mulia."

Raja Joon menatap tajam ke arah Putri Jang yang membuat ia menyadari akan kesalahannya.

"Ulangi lagi," ucap Raja Joon dengan tatapan tajam.

"Ba-baik Joon, maafkan saya mungkin saya hanya belum terbiasa."

"Bicara lebih santai denganku jika kita sedang berdua jangan terlalu formal, bicara lah santai layaknya seorang istri kepada suaminya."

'Hahh, apa aku tidak salah dengar atau aku sedang bermimpi,' ucap Putri Jang dalam hati.

'Apa dia sedang mimpi berjalan atau dia sedang berakting,' pikir Putri Jang.

"Kenapa kau diam saja?" ucap Raja Joon mengagetkan Putri Jang.

"Umh Eh... Ti-tidak Joon. Saya hanya sedang mengingat ingat sesuatu saja," elak Putri Jang.

"Baiklah... Aku menunggumu di luar, cepatlah sedikit!" ucap Raja Joon dengan nada datar.

Putri Jang sudah siap dengan pakaian pestanya ia mengenakan hanbok berwarna merah muda dengan bordir bunga warna merah menyala. Ia nampak anggun meski dengan riasan sederhana. Sedangkan Raja Joon Ia mengenakan jubah berwarna merah dengan aksen bordir berwarna emas terlihat begitu tampan dan gagah.

Putri Jang berjalan anggun disamping Raja Joon menuju singgasana Raja Kwang untuk memberikan ucapan selamat dan hadiah yang telah ia siapkan.

"Selamat hari lahir semoga panjang umur dan sehat selalu yang mulia."

"Mohon diterima hadiah kecil dari hamba yang mulia," ucap Putri Jang lembut sembari menyodorkan sebuah lukisan yang dibungkus dengan kain sutra.

Raja Kwang langsung membuka kain sutranya, ia terperangah melihat betapa indahnya lukisan dihadapannya saat ini.

"Terimakasih Ini indah sekali Putri."

"Benarkah? hamba tersanjung mendapat pujian dari yang mulia, ini adalah lukisan hasil karya hamba yang mulia."

"Wah rupanya anda sangat berbakat Putri, bolehkah saya meminta Putri melukis diri saya dan Pangeran Goun sore ini."

"Dengan senang hati yang mulia." Putri Jang tersenyum simpul yang membuat seseorang disebelahnya kesal.

"Baiklah kami akan menunggu Putri sore ini di taman istana."

"Baik yang mulia."

"Ehemm... sepertinya tamu yang lain sudah mengantri terlalu lama kami mohon diri yang mulia," ucap Raja Joon menyela.

"Ah ya silahkan, selamat menikmati pesta ini semoga yang mulia Raja dan Putri puas dengan jamuan kami."

Raja Joon dan Putri Jang melangkah meninggalkan singgasana Raja kwang menuju kursi tamu yang telah disiapkan.

"Apa kau tidak bisa menghargaiku?" ucap Raja Joon kesal.

"Maaf Yang mulia, apa yang anda maksud? hamba benar benar tidak mengerti." Putri Jang menunduk dan terdiam memikirkan apa salahnya.

"Ckk... Sudahlah lupakan saja," ucap Raja Joon dengan kesal.

Pangeran Goun memandang seseorang diseberangnya tanpa berkedip ia benar benar terpukau dengan kecantikan Putri Jang.

'Sayang sekali aku terlambat jika saja kau bukan istri Joon aku sudah pasti akan meminangmu menjadikanmu satu satunya Ratu di kerajaan ku,' batin Pangeran Goun sembari memandang Putri Jang.

Raja Kwang menyadari ketertarikan sang Putra kepada Putri Jang selir Raja Joon. Ia kemudian berniat mendukung keinginan sang putra, bukan tanpa alasan ia sendiri memang tertarik untuk menjadikan Putri Jang sebagai menantunya karena terpukau akan kecantikan dan kecerdasan Putri Jang. Diam diam ia berniat mengajak Raja Joon bernegosiasi tentang Putri Jang.

***

Sore itu Putri Jang ditemani Dayang Han Pergi menuju taman kerajaan Timur untuk memenuhi permintaan Raja Kwang dan Pangeran Goun. Putri Jang berjalan anggun melewati beberapa lorong menuju taman kerajaan.

Di taman kerajaan seorang Raja dan Pangeran Mahkotanya sedang duduk di bangku kayu berbincang sembari bercanda kecil. Mereka tampak gelisah seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Mereka tersenyum kala mendapati sosok yang mereka tunggu kedatangannya berjalan dengan anggun menuju arah taman.

"Selamat datang Putri, terimakasih sudah memenuhi permintaan hamba," ucap Raja Kwang lembut.

"Justru saya yang berterimakasih karena sudah diberi kesempatan untuk melukis yang mulia."

"Baiklah mari kita mulai melukisnya."

Putri Jang dengan terampil mengayunkan kuas yang telah dibubuhi dengan tinta diatas selembar kertas berukuran besar. Tak butuh waktu lama bagi Putri Jang menyelesaikan lukisan tersebut karena ini merupakan salah satu kegemarannya. Raja Kwang tersenyum puas melihat hasil karya Putri Jang yang sangatlah memukau. Raja Kwang langsung meminta seorang pelayan membuatkan bingkai emas untuk lukisan Putri Jang.

"Yang mulia hari akan segera gelap hamba memohon undur diri." Putri Jang membungkuk memberi hormat.

"Ah ya, baik putri silahkan. Sekali lagi terimakasih," ucap Raja Kwang.

"Anda tidak perlu berlebihan yang mulia ini hanyalah sebuah lukisan sederhana."

Putri Jang melangkahkan kaki menuju ruangannya bersama dengan Dayang Han. Ia membuka pelan pintu ruangan kamarnya ia melihat Raja Joon sedang duduk berada di sudut ruangan sembari membaca buku yang ia letakkan di meja kemarin malam.

"Hormat hamba yang mulia," ucap Putri Jang sembari memberi hormat.

"Tinggalkan kami berdua!" seru Raja Joon kepada para pelayan.

"Ceritakan padaku apa saja yang kau lakukan di taman tadi," pinta Raja Joon dengan nada datar.

Sesaat setelah para pelayan pergi Raja Joon meminta Putri Jang menceritakan apa saja yang telah ia lakukan ditaman bersama Raja Kwang dan Pangeran Goun. Lagi lagi Putri Jang merasa aneh dengan perubahan sikap Raja Joon yang kembali datar.