Putri Jang dan Raja Joon disambut hangat oleh Raja Kwang beserta Sang Putra Mahkota Pangeran Goun di kerajaan Timur. Putri Jang berjalan di samping Raja Joon dengan tenang sembari melempar senyum kepada Raja Kwang dan Pangeran Goun.
"Salam hormat dari kami yang mulia Raja Kwang dan Pangeran Goun," sapa Raja Joon ramah.
"Selamat datang di kerajaan Timur yang mulia Raja Joon dan Putri Jang, terimakasih atas kehadiran yang mulia di kerajaan Timur."
"Suatu kehormatan bagi kami dapat menghadiri pesta ulang tahun yang mulia Raja Kwang."
"Baiklah hari sudah mulai gelap sebaiknya yang mulia Raja dan Putri segera pergi beristirahat. Pelayan kami sudah menyiapkan tempat untuk Raja dan Putri beristirahat semoga yang mulia puas dengan pelayan yang kami berikan."
"Terimakasih yang mulia kami tersanjung menerima pelayan terbaik yang anda berikan, baiklah kami mohon undur diri yang mulia."
"Tak perlu sungkan yang mulia anggaplah seperti berada di kediaman sendiri. Mari silahkan, pelayan kami akan menunjukkan tempat beristirahat anda yang mulia."
Raja Joon dan Putri Jang beserta para rombongan mengikuti langkah seorang pelayan utusan Raja Kwang. Putri Jang berdecak kagum kala seorang pelayan membawanya masuk kedalam sebuah ruangan megah yang besarnya dua kali lipat dari ruangannya di istana. Tanpa berkata kata Putri Jang langsung masuk menyusuri setiap sudut ruangan yang tertata begitu apik dan indah dipandang mata. Banyak lukisan yang terpajang di sana, ada juga benda benda antik seperti patung patung keramik dan juga ukir ukiran yang indah. Disudut ruangan ada sebuah rak buku yang menarik perhatian Putri Jang. Jari jemari Putri Jang menyusuri deretan buku yang terpajang di rak. Ia mengambil sebuah buku yang talah lama ia cari namun tak ia temukan di perpustakaan istana. Ia mengambilnya lantas meletakkannya diatas meja. Putri Jang lantas membalikkan badannya hendak mencari keberadaan Dayang Han untuk ia ajak keruangannya karena ia merasa takut jika berada di ruangan ini sendiri. langkah Putri Jang terhenti matanya membelalak kala ia melihat Raja Joon memasuki ruangannya.
"Apa kau sudah puas mengagumi ruangan ini?"
"Yang mulia, maafkan hamba... hamba hanya kagum melihat tatanan ruangan ini yang begitu megah dan indah."
"hemmm.... segeralah membersihkan diri dan lekas lah bersiap pelayan akan mengantarkan makan malam untuk kita."
"Baik Yang mulia."
Putri Jang masuk ke dalam sebuah ruangan yang terdapat disudut ruangan besar, ruangan ini tepatnya terletak disebelah ruangan tidur di ruangan besar yang menjadi ruangan tempat menginap Raja Joon dan Putri Jang dua hari ke depan. Terdapat sebuah bak mandi besar berwarna ke emasan dengan air hangat yang mengalir dari saluran bambu bambu yang berada di atasnya. (sedikit gambaran biar gak bingung ya jadi ruangannya itu besar seperti sebuah rumah gitu lho kalau di Indonesia terus di dalamnya ada ruang pakaian kalau yang kita kenal sekarang adalah walk in closet dan ada ruangan mandi / kamar mandi dan juga ada ruangan kamarnya serta ruangan khusus bersantai).
Putri Jang memasukkan ekstrak bunga yang ia bawa dari istana ke dalam bak mandi lalu ia menanggalkan pakaiannya dan menenggelamkan tubuhnya kedalam bak mandi. Ia kemudian menyudahi ritual mandinya karena mengingat pesan sang suami agar lekas bersiap. Usai membersihkan diri dan bersiap Putri Jang masuk ke dalam ruangan tidur berniat merapikan rambutnya. Namun ia menghentikan langkahnya kala ia melihat Raja Joon berada di dalam ruangan tersebut niat Putri Jang ingin menghindar namun buru buru dihentikan oleh Raja Joon.
"Sedang apa kau disana? kemarilah."
"Ba-baik yang mulia."
"Aku akan mandi jka pelayan datang suruh lah meletakkan di meja dan pergi tak perlu melayani ku karena aku ingin kau yang melayaniku malam ini."
"Baik yang mulia."
Deg... jantung Putri Jang seperti akan melompat rasanya mendengar penuturan Raja Joon yang ingin ia layani malam ini. Entahlah seketika itu tubuhnya menjadi menegang.
Putri Jang duduk sembari meremas tangannya yang saling bertautan ketika pelayan sudah datang membawa makanan yang ia letakkan di atas meja.
"Kalian boleh pergi jika ada seauatu hal aku akan memanggil kalian."
"Baik yang mulia," ucap Pelayan tersebut sembari memberi hormat dan berlalu pergi.
Raja Joon melangkahkan kaki mendekati Putri Jang yang sudah terlebih dahulu duduk di kursi meja makan. Ia tersenyum simpul melihat Putri Jang yang dengan telatennya melayaninya mulai mengambilkan nasi, lauk menuangkan minum dan juga membantu mengelap bibir usai Raja Joon selesai makan.
Sementara Putri Jang sangat lah gugup dalam posisi seperti ini karena ini baru pertama kalinya baginya melayani Raja Joon ketika makan.
Raja Joon melangkahkan kaki menuju ruang kamarnya dengan Putri Jang. Ia meninggalkan Putri Jang di meja makan yang masih menunggui pelayan membersihkan bekas makan malamnya. Raja Joon membaringkan tubuhnya di atas peraduan namun matanya belum terpejam.
Sesaat kemudian Putri Jang dengan hati hati memasuki ruangan tidurnya dengan Raja Joon jantungnya bersebar begitu cepat kala melihat Raja Joon terbaring di ranjang yang sama dengannya. Bayangan Putri Jang berputar putar mengingat kejadian tadi pagi ketika ia terbangun dipelukan sang suami. Ia kemudian memberanikan diri tidur disamping Raja Joon karena ia begitu lelah saat ini. Ia membaringkan diri perlahan memiringkan tubuhnya memunggungi sang suami mengabaikan sang suami yang masih terjaga.
Entah mendapat dorongan darimana Raja Joon justru ikut memiringkan tubuhnya menghadap punggung Putri Jang. Ia lantas menarik tubuh Putri Jang ke dalam dekapannya. Putri Jang yang sudah sangat mengantuk menjadi kembali terjaga karena kaget.
"Yang mulia," ucap Putri Jang lirih.
"Diam dan tidurlah." Putri Jang mengangguk pelan kemudian memejamkan matanya.
Putri Jang merasakan kenyamanan saat dalam pelukan Raja Joon matanya langsung terpejam dan terlelap dalam tidurnya. Raja Joon menyingkirkan anak rambut Putri Jang kemudian mengusap lembut pipi Putri Jang dan mengecup singkat bibir sang istri yang sudah terlelap tidur.
"Aku pasti sudah benar benar gila sekarang. Ran benar Putri Jang adalah gadis yang berhati baik, tak kan ada seorang lelaki mana pun yang bisa menolak Putri Jang dia begitu sempurna maafkan aku Ran sepertinya aku sekarang sudah termakan oleh ucapanku sendiri dan kau benar Ran seharusnya aku mencintainya sama seperti aku mencintaimu," ucap Raja Joon lirih sembari tersenyum tipis.
Raja Joon memejamkan mata menyusul sang istri yang sudah lebih dulu kealam mimpi. Raja Joon mendekap erat tubuh sang istri sembari menghirup wangi tubuh sang istri yang begitu menenangkan.
Pagi ini Putri Jang kembali dibuat merona oleh Raja Joon karena ia terbangun berada didekapan sang suami. Ia tersenyum melihat wajah tampan yang tertidur pulas disampingnya. ia buru buru menyingkirkan tangan sang suami hendak bangun dan membersihkan diri namun usahanya urung kala Raja Joon justru semakin mengeratkan dekapannya. Putri Jang yang tidak ingin membuat Raja Joon terbangun pun pada akhirnya kembali memejamkan mata di dalam dekapan hangat sang suami.