webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · 现实
分數不夠
312 Chs

bahagia

Bi Asri melongok mengintip ke kamar Nathalie. Dapat wanita 45 tahun itu jika Nathalie tengah tertidur dengan bersandar pada dada kekasihnya.

Bi Asri tersenyum, semenjak bersama Aksara, beliau dapat melihat kebahagiaan yang terpancar dalam mata gadis itu. Tapi seakan tersadar sesuatu,  Bi Asri segera mendekati ranjang, menepuk pelan bahu Aksara hingga pemuda itu terbangun, "Ada papanya mbak mas nyariin Mbak Nathalie,"

Nathalie yang ikut terbangun hanya terdiam. Menatap kosong ke depan.

"Nath? Kalo kamu belum siap biar aku yang bilang ke papamu,"

"Nggak usah biar aku nemuin papa. Tapi kamu yang nemenin aku ya?"

"Iya aku temenin,"

Nathalie dengan perlahan beranjak, dengan di bantu Bi Asri gadis itu melangkah keluar. Hingga sampai di ruang tamu Nathalie menegang, Papanya — Henda — duduk di sana bersama seroang perempuan yang ia duga adalah istri baru papanya. Yah semenjak orang tuanya bercerai, gadis itu sama sekali tidak pernah bertemu dengan papanya lagi.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者