webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

sakit

Aksara memarkirkan motornya di garasi rumah Nathalie. Pemuda itu langsung di sambut oleh Tante Nara di halaman rumah, "Aduh nak maaf ya Tante jadi nitipin Nath ke kamu. Tante nggak punya siapa siapa lagi. Saudara pun di Belanda semua. Tante nggak terlalu percaya kalo Nath di titipin sama Papanya, katanya mama barunya nggak baik. Tante jadi takut kalo mereka ngapa ngapain Nath,"

Aksara tersenyum maklum, "Itu sudah tugas Aksa kok Tan. Tante nggak usah khawatir, Aksa bakalan jagain Nath kok. Dia juga tanggung jawab Aksa sekarang,"

"Nggak salah Nathalie milik kamu ya Nak," Tante Nara tersenyum, mengusap kepala Aksara beberapa saat, "Kalo gitu tante berangkat dulu kamu langsung samperin aja Nathnya. Habis dibikinin bubur sama Bibi,"

"Iya tan," Aksara mengangguk sopan, segera melangkah masuk. Pemuda itu melenggang menuju dapur dimana Bi Asri tengah menyiapkan bubur dan air putih, "Bi biar Aksa aja yang nganter ke kamar Nath,"

"Oh iya ini Mas. Mbak Nath lagi tidur kayanya,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com