webnovel

Pernikahan Yang Dirindukan

Dua Hari sebelum acara lamaran, calon suaminya membawakan selembar undangan pernikahan yang membuatnya mencicipi neraka cinta yang paling mengerikan. "Apa maksudmu? " Tanya Liana Putri dengan mata yang mulai berkaca-kaca menahan air matanya. "Maaf karena aku akan menikah dengan perempuan lain." Jawab Danu Prayoga tanpa rasa bersalah. Seketika itu dunia Lia terasa runtuh. Hatinya remuk bercampur rasa malu yang luar biasa. Bagaimana dia harus menjelaskan semuanya pada keluarga besarnya. ...... Setelah sakitnya di khianati, Lia pindah kerja, tanpa sengaja ia bertemu dengan keponakan dari salah satu Direktur Utama rumah sakit terkenal di pusat kota tempat mantan calon suami nya bekerja. Lelaki itu sangat dingin dan mendomisi. Tapi, ia memiliki hati yang hangat. Namanya adalah Marvin Alexder. Akankah Lia bisa menyembuhkan lukanya? Temukan kisahnya dengan membaca bab setiap bab di novel ini!

Linayanti · 现代言情
分數不夠
258 Chs

Bertemu Masa Lalu

setelah banyaknya hati dihancurkan oleh yang namanya rasa cinta, masihkah kita percaya dan memilih hanya dengan modal rasa? Ketahuilah bahwa rasa itu mudah berubah, fisik ada masa bosannya, harta bukan kunci cukup dan mulia.

Akan ku tumpah ruah kan dengan kalimat-kalimat do'aku.

Maka, memilihlah sesuai petunujknya

Sukses bukanlah suatu tujuan, tetapi sebuah perjalanan hidup dan mulailah dalam memperbaiki niat.

Apa untungnya kesedihan yang selalu ku pikirkan, bahkan kau melupakan ada kebahagiaan dengan kau ramah kan senyuman.

Ya itu adalah kata-kata motivasi Lia untuk dirinya sendiri.

Keesokan harinya Lia terbangun, tubuhnya sudah membaik . Sepertinya Lia sudah merasa baikan.

"Tok... tok...tok ... Permisi Nona" Ketuk seorang petugas R.S.

Petugas itu mengantarkan sarapan pagi dan baju ganti untuk Lia.

Lia yang sedang menggerak-gerakkan tubuhnya di depan jendela terbuka.Tidak mendengar adanya suara ketukan.

"Permisi!" Kata pegawai R. S untuk yang kedua kalinya.

Lia langsung menoleh kebelakang dengan wajah malu.

"Maaf saya pikir tidak ada orang " Kata lia sambil merapikan bajunya yang berantakan.

Pegawai rumah sakit tersenyum ramah "Tidak apa-apa nona, saya hanya mengantar titipan dari Tuan Marvin Alexander" Kata pegawai R.S itu, lalu meninggalkan ruangan Lia.

"Hah" Ekspresi Lia heran, ia terkejut melihat banyaknya makanan di ruangannya. Lia melihat selembar kertas putih dengan tulisan.

"Selamat menikmati tante" Isi surat kecil itu.

Lia pun tersenyum bahagia membaca tulisan tersebut. Selesai menikmati hidangan yang sudah didepan mata. Lia mengganti pakaiannya yang sudah disiapkan oleh Marvin.

Lalu Lia bersiap-siap untuk segera keluar dari rumah sakit . Karena Lia sudah merasa baikan, Lia ingin melanjutkan perjalanannya dengan mencari kos-kosan terlebih dahulu. Lia tidak mau membuang-buang waktu lagi. Lia berjalan menuju pintu luar rumah sakit. Tanpa sengaja Lia menabrak seorang laki-laki yang berjalan di depannya.

"Aduh!" Gumam Lia sambil memegang keningnya, Karena masih ada luka di bagian tertentu dan di bagian tubuh lainnya.

"Suara yang tidak asing terdengar begitu merdu, suara yang selalu ku rindukan, suara yang tidak pernah bisa aku lupakan" Batin seseorang yang di tabrak Lia.

Namun karena terburu-buru, Lia tidak melihat wajah orang tersebut. Ia langsung berjalan menuju lorong rumah sakit. Sebelum sampai pintu luar, Lia bertemu dengan Marvin Alexander dan Eezar.

Melihat kedatangan Marvin semua pegawai yang ada di rumah sakit elit itu menundukkan badannya sambil menyapa Marvin satu persatu. Lebih heran lagi dokter Danu yang dikenal sebagai dokter terhebat di Rumah sakit menundukkan badannya juga. Lia heran melihat kenapa semua pegawai memberi hormat kepada laki-laki beruang kutub.

"Kamu mau kemana?" Tanya Marvin dengan khawatir.

"Saya mau pergi Tuan" Jawab Lia sambil menutupi wajahnya.

"Tunggu!" Kata Marvin sambil menghalangi langkah Lia.

Laki-laki yang ditabrak Lia tadi semakin penasaran. Sepertinya tidak asing, mulai dari gaya jalannya, gaya berpakaian dan gaya bicaranya.

pikir laki-laki itu dalam hatinya.

Ya karena Laki-laki yang di tabrak Lia tadi adalah Danu mantan calon suaminya. Seorang laki-laki yang paling Lia benci di dunia ini. Laki-laki yang sudah menghancurkan harapan Lia. Dengan wajah penasaran Danu melangkahkan kakinya, ia berusaha mendekati Lia.

"Maaf... apakah sebelumnya kita pernah bertemu?" Tanya Danu dengan wajah penasaran.

Lia pun menoleh kebelakang, dengan mata melotot dan mulut terbuka Lia kelihatannya kaget melihat siapa yang menyapa nya. Terlintas semua kenangan pahit di masa lalunya. Dengan tatapan tajam dan penuh dendam Lia langsung membuang muka seperti orang jijik.

Lia dengan wajah menyimpan dendam. Tubuh Lia gemetaran seketika bertemu Danu. Jantung Lia berdetak semakin kencang. Rasa yang masih tersimpan di selimuti luka.

"Dokter Danu, bagaimana kabar anda? Tanya Marvin.

" Baik Tuan" Jawab Danu, akan tetapi tatapan Dani justru mengarah kepada Lia.

Lia bergegas ingin segera meninggalkan Rumah sakit, karena tidak ada gunanya ia berada ditempat ini. Namun Marvin tidak mau membiarkan Lia pergi sendirian, karena Marvin khawatir dengan kondisi Lia yang belum pulih seratus persen.

"Maaf apakah anda mengenal Gadis ini?" Tanya Danu, ekspresinya semakin tambah penasaran..

"Maksud dokter gadis ini? lanjut Marvin bertanya.

"Ya Tuan!"

Marvin tersenyum licik sambil menatap wajah Lia "Gadis Ini adalah calon istri saya" Jawab Marvin dengan serius.

Lia kaget mendengar pernyataan Marvin yang mengaku dirinya sebagai calon istrinya.

Dengan wajah kesal dan tubuh gemetaran akhirnya Lia pergi meninggalkan mereka. Namun Eezar teriak memanggil Lia dengan histeris.

"Tante jangan pergi!" Teriak Eezar sambil menangis.

Dengan wajah gak tega Lia akhirnya berhenti dan mengulurkan kedua tangannya ingin memeluk Eezar. Eezar pun lari dan memeluk Lia. Baru pertama kali ini ezar merasakn pelukan dari seorang wanita. Eezar merasa Lia seperti ibunya sendiri.

Melihat kejadian itu Marvin tersentuh tanpa sadar meneteskan air mata. Karena baru kali ini Marvin melihat keponaannya merasakan pelukan dari seorang wanita. Marvin juga merasa heran baru pertama kali ini Eezar mau akrab sama orang asing.

Sedangkan Danu belum merasa puas dengan jawaban Marvin yang tadi. Ia ingin menanyakan darimana Marvin mengenal Lia. Tapi Danu malu untuk menanyakan hal itu.

Tatapan Danu ke Lia sangat tajam,

seperti ada rasa yang masih tersimpan,

Marvin melihat tatapan Danu ke Lia,

Tapi Marvin tidak memperdulikan hal itu.