webnovel

Pernikahan Yang Dirindukan

Dua Hari sebelum acara lamaran, calon suaminya membawakan selembar undangan pernikahan yang membuatnya mencicipi neraka cinta yang paling mengerikan. "Apa maksudmu? " Tanya Liana Putri dengan mata yang mulai berkaca-kaca menahan air matanya. "Maaf karena aku akan menikah dengan perempuan lain." Jawab Danu Prayoga tanpa rasa bersalah. Seketika itu dunia Lia terasa runtuh. Hatinya remuk bercampur rasa malu yang luar biasa. Bagaimana dia harus menjelaskan semuanya pada keluarga besarnya. ...... Setelah sakitnya di khianati, Lia pindah kerja, tanpa sengaja ia bertemu dengan keponakan dari salah satu Direktur Utama rumah sakit terkenal di pusat kota tempat mantan calon suami nya bekerja. Lelaki itu sangat dingin dan mendomisi. Tapi, ia memiliki hati yang hangat. Namanya adalah Marvin Alexder. Akankah Lia bisa menyembuhkan lukanya? Temukan kisahnya dengan membaca bab setiap bab di novel ini!

Linayanti · Urban
Not enough ratings
258 Chs

Bocah Membawa Keberuntungan

Hari semakin sore, Lia dan bocah malang itu masih berjalan mencari kos-kosan. Mengelilingi seputaran kota Jepang. Lia dan bocah itu melewati sebuah jalan, pas di perjalanan terdengar suara teriakan yang sangat keras.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw" Teriak seorang gadis dengan kencang.

Semua kendaraan di jalan itu berhenti seketika. Satu persatu orang berlarian menuju keramaian.

Ternyata itu adalah Lia, ia tergeletak di jalanan ditabrak lari sama orang. Pandangan Lia buram, meskipun dengan begitu, ia masih bisa menatap wajah Bocah itu dan tanpa di sadari Lia pingsan. Bocah malang itu menangis histeris membangunkan Lia. Apalagi banyak orang di sekeliling, ia menutup kedua telinganya sambil memejamkan mata.

Marvin Alexander masih saja terus berkeliling mencari keponaannya yang hilang. Karena hari semakin sore. Marvin takut terjadi apa-apa dengan keponakan kesayangannya itu.

Sopir Marvin tiba-tiba menekan rem secara mendadak. Mobil Marvin tiba-tiba berhenti karena adanya kemacetan.

"Apa yang terjadi, kenapa tiba-tiba berhenti?" Tanya Marvin dengan cemas.

"Maaf Tuan jalanan macet" Jawab supir Marvin dengan tegas.

Marvin semakin cemas, kalau tidak bisa menemukan keponaannya sampai larut malam. Sakin cemasnya Akhirnya Marvin memutuskan untuk keluar dari dalam mobil. Lalu Marvin berjalan menuju kerumunan banyak orang. Sampai di kerumunan Marvin melihat ada seorang gadis yang tergeletak seprti sudah tidak bernyawa.

Marvin segera menyuruh pengawalnya untuk menolong gadis itu. Tanpa sengaja Marvin mendengar suara tangisan Bocah laki-laki. Marvin melihat bocah kecil menangsi Gadis malang itu.

Dengan rasa penasaran Marvin memegang pundak bocah itu. Lalu bocah itu menoleh ke arah Marvin.

"Eezar" Ucap Marvin dengan suara keras.

Marvin menyentuh pundak Eezar yang sedang menyembunyikan dirinya dari keramaian. Secara perlahan Eezar mengangkat wajahnya dan melihat Marvin Alexander " Papa" Teriak Eezar, ia langsung bangun dan memeluk Marvin dengan erat.

Mereka berdua saling peluk dan tidak mau melepaskan pelukan hangat dari seorang ayah.

Eezar adalah keponaan dari Marvin. Sejak kecil Eezar di rawat karena Bapak dari Eezar sudah lama meninggal.

Tanpa basa-basi Marvin membawa Eezar masuk kedalam mobil.

Lia sudah dilarikan kerumah sakit Paling mewah di Jepang. Namun sampai saat ini, Lia belum juga sadarkan diri.

Sedangkan Marvin yang masih bingung kenapa keponaan nya menangisi gadis itu, belum sempat menanyakan kepada Eezar. Siapa sebenarnya gadis itu.

Beberapa jam kemudian dokter pun keluar dan memberitahukan keadaan Lia kepada Marvin.

"Pasien sudah sadarkan diri" kata dokter.

Eezar pun langsung lari masuk ke ruang 'UGD' melihat tingkah Eezar yang tidak kayak biasanya membuat Marvin semakin tambah bingung.

Marvin pun bangun dari tempat duduknya dan langsung mengikuti Eezar.

Yang pertama kali Lia lihat adalah wajah Eezar "Tante ... tante gak kenapa-napa kan? Tanya Eezar dengan wajah khawatir.

"Tante gak apa-apa sayang" Jawab Lia sambil berbaring.

Tersadar kedua bola mata Lia membesar, ia terpesona melihat pria tampan yang berdiri menggunakan jaz rapi disamping Eezar. Lia belum bisa mengalihkan pandangannya dari Marvin. Setiap wanita pasti akan merasakan hal yang sama seperti Lia. Apalagi tubuh Marvin terlihat seksi dengan bentuk baju yang perfect.

Wajahnya yang tampan mempesona mamiliki mata sipit, hidung mancung dan bibir tipis seksi.

Lia semakin tak tertahan melihat semua keindahan didepan matanya.

Marvin dengan sikapnya yang angkuh mendehem "Ecehmmmm" Tersadar Lia langsung mengalihkan pandangannya dengan malu.

Untuk mengalihkan rasa malunya, ia berpura-pura berbicara sama Eezar "Kamu sama siapa? Tanya Lia kepada Eezar, sambil menahan sakit.

Marvin dengan sikap dinginnya berat hati memperkenalkan diri kepada Lia, karena baginya itu sama sekali tidak penting. Eezar menatap Marvin lalu ia mengambil tangan Marvin dan mengulurkan di hadapan Lia. Karena merasa tidak nyaman dengan keponakannya, spontan Marvin mengeluarkan suaranya.

"Perkenalkan saya ... " Marvin belum selesai bicara, langsung dipotong sama Eezar.

"Kenalin, Tante ini papa aku" Lanjut Eezar sambil tersenyum.

Lia pun merasa bahagia karena Bocah malang itu sudah menemukan papanya. Marvin juga merasa bahagia karena gadis malang itu tidak kenapa-napa. Didalam hatinya Lia bersyukur banget, karena ia tidak usah repot-repot untuk mencari orang tua dari anak ini.

Lia kemudian menceritakan pertemuannya dengan Bocah malang itu waktu didalam pesawat. Marvin berterimakasih kepada Lia karena sudah menolong Eezar. Mereka pun ngobrol lama diruang 'UGD'.

Tanpa sadar Jam dinding pun menunjukkan pukul 09.00 malam. Sudah waktunya untuk Marvin pulang, namun Eezar tidak mau meninggalkan Lia sendirian di R. S.

Marvin berusaha untuk membujuk Eezar agar ia mau pulang bersama "Besok kita datang lagi ke R.S untuk menjenguk tante cantik" Ucap Marvin meyakinkan Eezar.

Eezar dengan berat hati mengaggukkan kepalanya tanpa berbicara. Lia hanya bisa tersenyum melihat tingkah manja Bocah malang itu.

"Kamu tidak usah khawatir masalah biaya, karena semuanya sudah saya urus" Kata Mervin dengan sikap dingin menatap Lia.

Lia merasa tidak enak, dirinya seperti merepotkan saja. Tapi mau gak mau Lia harus menerimanya, karena uang Lia sudah habis dipakai untuk membelanjakan Bocah malang itu.

"Sekarang kamu istirahat saja, besok saya akan datang kesini lagi bersama Eeezar" Kata Marvin dengan sikap dinginnya.

Eezar pun pamitan dengan Lia. Mereka kemudian pergi, sekarang Lia sendirian di R.S. Dalam keadaan seperti ini, biasanya ada ibu yang merawat Lia, namun sekarang ia hanya seorang diri. Tiba-tiba Lia merasa sedih, bulir-bulir air mata Lia jatuh membasahi kedua pipinya.

Lia masih saja teringat dengan masa lalunya. Lia juga rindu sosok seorang ibu.