webnovel

Jenius Yang Nakal

Alisya, gadis yang terbiasa dilatih menjadi seorang prajurit sejak kecil oleh ayah dan kakeknya. Berkat kemampuannya tersebut, dia berhasil lolos dari sebuah organisasi hitam yang sangat berbahaya. Suatu ketika saat ia memasuki sekolah SMA dia bertemu dengan Adith yang merupakan orang no 1 di sekolahnya dengan ketampanan yang sangat mempesona dan Kejeniusannya yang luar biasa. Entah bagaimana dengan sifat nakalnya, ia terus berusaha menarik perhatian Alisya namun aura membunuh sang gadis sempat menggetarkan Adith. Apakah Alisya membenci Adith? Tapi...mengapa Alisya masih terus berusaha melindungi Adith meski dalam keadaan setengah sadar? Apakah yang terjadi pada mereka sebenarnya? Siapa Alisya dan apakah alasan dibalik Alisya yang begitu ingin melindungi Adith dengan mempertaruhkan nyawanya?

Hasrahnian_Hasnan · 奇幻言情
分數不夠
810 Chs

Wah.. Kamu Hebat!!!

Semua anggota dari tiap regu sudah mulai berada diposisi yang telah ditentukan, begitu pula Alisya yang harus terpaksa terpisah dari Karin karena berbeda titik masuk. Semua anggota juga sudah diberikan Maps, kompas dan buku Stamp serta senter dalam melakukan perjalanan masuk kedalam hutan. Malam itu tidak begitu gelap, dengan cahaya bulan temaram yang sesekali tertutup awan membuat semua siswa dan siswi tidak begitu takut dan cukup tertantang untuk segera menyelesaikan quest yang diberikan oleh panitia. Malam itu begitu indah dengan ribuan bintang menemani bulan menghiasi langit.

Seluruh peserta sudah saling menemukan satu sama lainnya sehinga mereka bekerja sama dan dengan mudah mengerjakan beberapa quest yang tidak terlalu sulit. Berbeda dengan Alisya, ia hanya berputar-putar didalam hutan tanpa menemukan tanda akan keberadaan pos penerima quest. Ia bingung dengan terus memutar balik Maps yang sudah dipegangnya tanpa prasangka buruk apapun. Sehingga sekali lagi ia menelusuri Maps yang sudah diberikan dengan memberi tanda pada tiap pohon atau jalan yang sudah di laluinya.

"Karin?" Yogi menyapa Karin, ketika ia yakin kalau sosok yang dilihatnya adalah Karin.

"Akhirnya... Dari tadi aku hanya bertemu dengan regu dari kelas lain!" Karin berlari dengan cepat menghampiri Yogi.

"Kamu sendirian dari tadi? Jadi sudah berapa quest yang kamu selesaikan?" Tanyanya setengah khawatir dengan Karin yang sendirian dalam hutan.

Sebenarnya panitia telah memberikan Maps dengan keakuratan bahwa tiap orang akan bertemu dengan anggota lainnya, ataupun anggota dari regu lain ketika telah berada dihutan selama kurang lebih lima menit untuk mengurangi bahaya yang bisa ditimbulkan.

"Iya... Aku hanya bertemu dengan beberapa anggota lain, tapi kelompok mereka sudah cukup lima orang sehingga aku harus mencari anggota lain dalam membentuk kelompok. Kamu juga sendiri?" Karin hanya melihat Yogi sendirian.

"Tidak aku bersama Beni, Eci dan Rinto. Tapi mereka masih dibelakang menunggu Beni si penakut sedang buang air kecil." Terang Yogi.

"Oh... Kalau begitu aku bisa sekelompok dengan kalian!" ucap Karin semangat.

"Tentu saja bisa! Kamu tidak bertemu dengan Alisya?" Yogi khawatir karena disetiap posko quest, ia juga tak bertemu dengan Alisya.

"Tidak, aku tidak bertemu dengannya. Mungkin dia bersama dengan kelompok yang lain." Jawab Karin yakin.

Beberapa saat kemudian, semak-semak tampak bergoyang-goyang, membuat Karin sedikit takut dan mendekat kearah Yogi.

"I... i itu apa'an yah? Harimau bukan? Atau jangan-jangan Ular lagi!" Karin gagap dan panik.

"Jangan khawatir, ini daerah hutan yang takkan bisa dimasuki oleh hewan liar karena memiliki pagar dengan jaring listrik disekelilingnya. Selain itu daerah ini dilengkapi dengan CCTV sehingga keamanannya sangat terpercaya jika orang luar mengadakan kegiatan camping dalam hutan." Rinto muncul dari belakang Yogi menjelaskan dengan lembut untu mengurangi kepanikan Karin.

"Nggak seru kamu To, baru juga mau aku kagetin!" Beni muncul dari balik semak.

"Dasar! Sendirinya aja takut. Mau sok ngagetin orang!" Eci memukul bahu Beni dengan keras karena kesal.

"Aku pikir kamu bersama Alisya!" Ucap Rinto bingung ketika meliha Karin sendirian saja.

"Dari tadi aku nggak ketemu dia, aku hanya bertemu beberapa anggota yang sudah berkelompok dan juga anggota dari regu lain." Jawab Karin mulai semakin mengkhawatirkan Alisya.

"Sudah berapa Stamp yang kamu dapatkan Rin?" Eci bertanya dengan semangat.

"Aku sudah lima Stamp, kalian berapa?" Tanya Karin kemudian.

"Wah... kamu hebat! Aku dua, Yogi tiga dan Rinto juga tiga! Beni malah nggak dapat sama sekali." Ucapnya kesal menatap beni yang hanya cengengesan.

"Baiklah... Ayo kita kumpulkan lebih banyak dan keluar sebelum waktunya habis!" Ajak Beni membara.

"Kau juga harus menyelesaikan Quest!" Mereka mengatai Beni dengan serentak.

Karena mereka telah berkelompok, mereka dengan mudah menyelesaikan quest yang diberikan dan keluar dari hutan sebelum waktu tanda berakhir berbunyi. Mereka telah mengumpulkan banyak stamp dan poin yang cukup banyak. Titik masuk kedalam hutan memang berbeda-beda, namun titik keluarnya adalah sama. Karin yang sudah berada di lapangan. namun Alisya tidak didapatinya. Ia merasa bingung terlebih lagi bulan sudah mulai tenggelam dalam awan tebal dan tak terlihat lagi sehingga kondisi didalam hutan akan semakin gelap.

"To, kamu sudah lihat Alisya belum?" Karin bertanya pada Rinto yang sudah duduk manis di dekat tendanya.

"Loh... Dia belum balik?" Nada Rinto sedikit gusar.

"Belum... Aku juga sudah bertanya pada seluruh anggota regu cewek, tapi tak satupun yang melihat Alisya selama di hutan." Mendengar perkataan Karin, dengan cepat Yogi bertanya pada seluruh anggota regunya dan ternyata tak satupun juga yang pernah bertemu atau melihat Alisya.

"Sepertinya dia masih di dalam hutan! Aku akan bertanya kepada panitia!" Rinto dan Yogi segera ke posko panitia memberitahu tentang keadaan Alisya yang tak kunjung kembali.

Panitia segera mengumumkan bahwa salah seorang dari siswi belum terlihat dan belum kembali dari hutan. Semua siswa baik kelas elit maupun kelas biasa juga tak ada asatupun yang sempat berjumpa dengan Alisya, sehingga mereka berkesimpulan kalau Alisya telah tersesat jauh kedalam hutan.

"Bukankah hutan yang kita masuki masih dalam batas wilayah yang terdapat CCTV! Ini bisa kita tanyakan pada pengelola." Seru Ilyas mengingatkan.

"Kamu benar! Sebaiknya kita cek CCTV, kemungkinan besar kita bisa menemukan Alisya dengan mudah!" Vernon dengan sigap bergerak ke Pos pengelola untuk melihat rekam CCTV.

Saat sedang menuju ke Pos, mereka bertemu dengan Adith yang baru datang dengan mobilnya dan masih lengkap dengan baju kemeja putih lengkap dengan Jas hitamnya. Tampilannya malam itu begitu tampan dan seksi, karena keringat yang bercucuran keluar dari pelipisnya bersinar karena pantulan lampu mobil. Kulitnya bahkan sebening cahaya rembulan membuat mata Karin tak bisa mengalihkan pandangannya dari Adith.

"Apa yang terjadi?" Vernon bertanya bingung melihat Adith yang tampak keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa.

"Aku melihat dari GPS posisi Alisya berada jauh dari area Camping yang seharusnya." Adith yang kemudian berjalan menuju ke Pos pengelola di ikuti oleh Vernon yang nampak bingung dengan reaksi Adith.

Karin, Rinto dan Yogi serta Ilyas yang sedari tadi berada di belakang Vernon juga sama bingungnya.

"Kenapa kau datang dengan pakain seperti ini dan selarut ini?" Karin berlari mengsejajarkan langkahnya dengan langkah Adith.

"Aku sedang mengikuti rapat di luar kota, jadi tidak bisa datang tepat waktu. Tapi begitu aku melihat tanda merah pada alat yang sudah aku letakkan di telinganya, aku langsung membatalkan semuanya dan menuju kesini." Jawab Adith dengan nada khawatir.

"Alisya akan baik-baik saja." Karin yang paham dengan sikap Adith, segera berusaha menenangkannya.

"Kau tak tau betapa bahaya hutan dimalam hari!" Timpal Adith tegas.

"Itu akan cukup berbahaya jika untuk orang lain! Tapi Alisya berbeda. Meskipun begitu, aku memang masih sedikit mengkhawatirkan dirinya." Karin mencoba untuk meyakinkan Adith.

"Apa maksudmu Alisya berbeda?" Adith menghentikan langkahnya.

"Dia bukanlah wanita biasa yang lemah atau wanita Indonesia pada umumnya! Dia sangat kuat melebihi kekuatan seorang pria dan bahkan dia bisa mengalahkan sepuluh orang tentara muda jika berada dalam hutan!" Terang Karin lagi.

Adith tercengang dengan perkataan Karin. Bagaimana mungkin seorang cewek seperti Alisya, bisa mengalahkan 10 tentara sedang ia sendiri saja memiliki trauma mental yang cukup mendalam. Ia tak bisa menelaah maksud dari perkataan Karin. Namun semakin ia pikirkan, semakin ia sedikit menyetujui maksud dari perkataan Karin. Adith masih terlarut dalam pikirannya ketika mereka memasuki Pos pengelola.

"Ada apa?" Tanya seorang satpam yang sedang duduk sambil menatap puluhan layar monitor CCTV.

"Seorang siswi dari sekolah kami belum kembali dari hutan! Kami ingin memeriksa CCTV dari lapangan Camping hingga ke dalam hutan!" Mendengar hal tersebut, dengan cepat satpam mencari diseluruh CCTV yang ada.

Disetiap CCTV yang terpasang di dalam hutan, tak mereka temukan jejak Alisya. Bahkan di titik yang harusnya Alisya lalui sewaktu dia akan memasuki hutan. Terakhir ia terlihat berada di bagian luar area yang tidak seharusnya dilewati oleh orang. Hal itu sontak saja membuat panik satpam dan dengan segera membentuk kelompok untuk mencari keberadaan Alisya.