webnovel

Camping

Para siswa dan siswi telah berkumpul di Bus masing masing, untuk segera diberangkatkan menuju ke lokasi Camping yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Tanakita Sukabumi adalah salah satu lokasi Camping pramuka yang cukup terkenal karena keindahannya dan tidak semua sekolah yang bisa melalukan kegiatan pramukanya disana, karena tempatnya yang tergolong elit dan mahal. Namun keindahan tempat dan lokasinya sangatlah strategis sehingga harganya pun sesuai.

"Oke... Semuanya sudah siap! Regu perempuan bisa masuk kedalam bus selama regu laki-laki sedang menaikkan barang. Kita akan tetap bekerja sama sampai disana!" Tegas Alisya ketika sudah memastikan bahwa semua siswi diregunya telah lengkap.

"Kalau sudah selesai, kalian juga sudah bisa naik ke bus!" Perintah Rinto disahut teriakan oleh seluruh siswa.

"Ayo kita berangkat kalau semua sudah siap!" Ibu Arni segera menepuk pundak Rinto.

"Emm.. sebentar bu, Yogi belum sampai. Tolong tunggu sekitar Sepuluh menit lagi." pinta Rinto yang dijawab anggukkan ibu Arni dengan tersenyum tipis.

Delapan menit kemudian, Yogi tiba dengan napas yang Ngos-ngosan.

"Ngapain baru datang sih? Dua menit lagi, kamu kita tinggal." Rinto menyerang kaki Yogi yang kemudian meringis sakit.

"Sory To... Saya ketiduran!" Yogi masih memegang kakinya dengan setengah berdiri.

"Ya sudah, semua naik kita berangkat sekarang!" Teriak Ibu Arni dari dalam Bus Pariwisata yang cukup nyaman.

"Maaf bu, Alisya belum naik!" Teriak salah seorang siswi.

"Tidak apa-apa. Dia sudah izin tadi karena ada hal mendadak, jadi dia akan menyusul nanti." Ucap ibu Arni.

"Rinto, kamu ngasih motor kamu ke Alisya?" Karin bertanya karena paham betul kalau Alisya mabuk kendaraat beroda empat ataupun lebih.

"Nggak, dia nggak bilang apa-apa!" Jawabnya cepat, kemudian menatap kearah Yogi.

"Saya juga nggak!" Yogi menggelengkan kepalanya cepat.

Sudah sekitar dua jam, bus mereka berangkat diikuti oleh kelas lainnya. Baik itu tingkat satu maupun tingkat dua dan tiga, terutama anggota Osis. Dari arah samping mobil, Karin melihat seorang berjaket kulit hitam dengan tampilan keren melambai kepadanya.

Karin yang terkejut membuka jendela memastikan siapa yang sedang melambai kepadanya tersebut.

"Gila!!! Alisya benar-benar parah. Bagaimana bisa dia mencuri motor kak Karan? Mampus sudah diriku!" Karin setengah berteriak dan menepok jidatnya dengan keras. Motor yang dipakai Alisya adalah motor kesayangan kakak Karin yang sedang berada di luar negeri melanjutkan studinya.

Seorang siswi yang melihat tingkah Karin mengikuti arah pandangannya dan berteriak heboh membuat semua siswi tergerak dan penasaran.

"Kyaaaaa... cowok itu keren sekali! Jacketnya itu merek ternama dan Limited Edition!" Teriak seorang siswi.

"Bukan hanya jacket. Jam tangan, sepatu dan celananya juga bukan merek biasa! Itu merek yang mahal." Lanjut yang lainnya lagi dengan heboh.

"Itu Alisya?" Bisik Rinto.

"Dasar!!!" Karin tidak bisa berkata apa-apa melihat Alisya.

Alisya membunyikan klasksonnya dua kali, lalu kemudian memacu laju motornya melewati kerumunan bus lainnya di depan, yang sama histerisnya dengan bus yang ditumpangi oleh teman-temannya.

"Sepertinya penampilan adalah segalanya." Nyinyir Yogi sedikit merasa cemburu.

Setelah beberapa jam, mereka sudah sampai di puncak tempat Camping di adakan. Semua siswa biasa yang menaiki Bus, terkejut ketika melihat beberapa siswa dan siswi elit dari berbagai tingkat mulai berdatangan. Bukan menggunakan bus seperti yang mereka gunakan, seluruhnya justru mengendarai mobil pribadi mewah mereka.

"Kumpulkan semua perlengkapan kalian dan bersegeralah untuk membuat tenda!" Seorang anggota Osis sudah mulai mengarahkan peserta camping dengan pengeras suara.

"Para elit benar-benar beda yah? Mereka diberikan hak khusus tiap kali ada kegiatan sekolah." Deni mulai berbisik pelan.

"Bukan hanya itu saja, mereka tidak perlu repot untuk mendirikan tenda karena para elit akan tinggal di dalam Vila mewah." Tambah Adora.

"Aku iri dengan mereka, dengan begitu nyamuk atau dingin bukanlah masalah!" Timpal Erlin

"Tapi aku rasa mereka takkan bisa merasakan seninya camping seperti apa!" Jerry mengangkat barangnya dengan tatapan bangga.

"Semuanya, silahkan ambil barang kalian masing-masing! Kita akan berkumpul tiga puluh menit lagi, setelah mendirikan tenda!"Rinto mulai mengarahkan siswa dan siswi kelasnya menuju ke lokasi camping yang sudah ditentukan bagi tiap kelas.

Tiap kelas memiliki area yang telah terpatok rapi dengan tiap regu saling berhadapan satu sama lainnya. Dengan cekatan, mereka mendirikan tenda dalam waktu singkat dibantu oleh regu laki-laki.

Beberapa saat kemudian, Alisya datang membawa perlengkapan yang akan mereka gunakan pada malam hari.

"Kami sudah selesai mendirikan tenda Sya!" Ucap karin melihat Alisya yang datang.

"Terimakasih! Aku juga sudah mendapatkan beberapa kebutuhan untuk kelas kita. Yogi nih ambil... " Alisya menunjuk barang untuk regu laki-laki.

Sirine terdengar dari arah lapangan membuat semua otomatis meninggalkan tenda dan vila masing-masing, lalu berkumpul di area sumber suara.

Dari arah barisan, tampak jelas perbedaan antara siswa dan siswi elit, dengan siswa dan siswi biasa. Para elit mengenakan pakaian yang tampak tebal dan hangat serta mahal, sedangkan siswa biasa menggunakam pakaian sederhana yang cukup nyaman dan santai.

"Kalian mungkin mengira camping ini seperti Persami (Perkemahan saptu dan minggu) yang biasanya diadakan oleh sekolah lainnya. Memang kegiatan yang akan dilakukan tidak jauh berbeda, namun camping kita lebih menitik beratkan dalam pengakraban diri baik sesama kelas, tingkat maupun antara elit dan biasa!" Vernon si ketua Osis sekaligus ketua penyelenggara acara memulai kalimatnya.

"Untuk itu dalam setiap kegiatan, kerjasama dan kekompakkan kalian dalam mengumpulkan poin sangat diperlukan." tambahnya lagi.

"Poin lagi? Buat apa?" bisik Alisya pada Karin.

"Poin tertinggi akan mendapatkan hadiah lima fasilitas yang bisa kalian gunakan selama belajar malam akhir semester." Pengumuman ini sontak membuat seisi lapangan riuh.

"Dan untuk para elit, mereka akan mendapatkan dua tiket bersama partner liburan ke Malibu plus dua tiket kapal pesiar!" Para elit yang tadinya hanya bersikap biasa saja mulai riuh dan tersenyum lebar.

"Karena ini pertandingan, para elit tingkat satu, dua dan tiga sepertinya cukup wajar untuk meningkatkan daya saing kalian!" Si ketua Osis tersenyum sinis mengetahui sikap cuek para elit yang hanya memikirkan peringkat dan belajar terlepas dari gaya hidup glamour yang tidak bisa mereka abaikan.

"Untuk itu, malam ini kita akan mulai lomba pertama dengan menjelajah malam dan mengumpulkan bola naga berbintang! Di tiap bola akan ada quest yang harus kalian selesaikan. Di tiap posko akan dijaga oleh beberapa anggota Osis, sehingga tentu saja tidak akan mudah." Siska menambahkan pengumuman dari Vernon.

"Sampai disitu ada pertanyaan?" Siska melempar pandangan ke seluruh lapangan.

"Maaf..." Alisya mengangkat tangannya.

"Apakah menjelajah malam akan dilakukan secara berregu atau per kelas?" Ia bertanya setelah mendapat anggukan sinis dari Siska.

"Sepertinya dia masih membencimu!" Bisik Karin yang dibalas senggolan lembut Alisya.

"Kalian akan berjalan sendiri dan bisa bekerja sama jika menemukan teman seregu dalam hutan!" Siska menjawab ketus.

"Itu berarti tiap siswa dan regu akan disebar diberbagai titik? " Rinto bertanya setelah mengangkat tangannya.

"Ya benar, dan kami sudah mendapatkan data dari tiap regu untuk disebar di dua puluh titik yang berbeda!" Vernon menjawab Rinto dengan sopan.

"Dua Puluh titik? Itu berarti 14 regu dari kelas biasa dan 6 regu dari kelas elit!" Gumam Alisya.

"Sepertinya ini akan sangat menarik!" Tambah Karin semangat.

"Baiklah, Tiga puluh menit lagi kalian akan diarahkan ketitik masing-masing! " Vernon mengakhiri kalimatnya dan beberapa anggota Osis mulai membagikan selebaran berupa peta dan titik yang harus mereka datangi sewaktu memulai kegiatan.

"Sya, tau nggak dari tadi aku belum melihat Adith loh!" Karin mencubit Alisya untuk menggodanya.

"Apa'an sih! Apa hubungannya sama aku? " Tanya Alisya kesal karena sakit dengan cubitannya.

Adit yang tak terlihat membuat seluruh siswa dan siswi bertanya-tanya. Meski ini bukanlah acara resmi, namun mereka sangat berharap bisa melihat wajah tampan Adith. selain itu dengan adanya Adith para siswa kelas Elit MIA 1 akan dengan mudah mendapatkan poin.

Next chapter