Luna menatapnya dalam-dalam. Sebuah kalimat yang baru saja didengar oleh gadis itu sukses membuatnya bungkam seribu bahasa. Luna tak bisa berkata apapun untuk memberi respon pada Ritter Lim. Pria tampan yang ada di depannya dengan senyum manis yang terus saja mengembang jelas menghiasi parasnya itu.
"Aku ...." Luna menyeret kalimatnya panjang. Kini pandangan matanya turun tepat mengenai ujung sepatu pria yang ada di depannya. Sekali lagi, ia terkesan kikuk dan tak mampu melakukan apapun untuk saat ini. Luna hanya takut kalau dirinya salah berkata dan melukai hati pria yang ada di depannya ini. Pertemuan dirinya dengan Ritter Lim memang belum lama, sebab dari itu Luna hanya mengenal sisi baik dari Tuan Ritter Lim. Selebihnya, tidak ada. Luna tak ingin melukai hati pria baik seperti dirinya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者