"Bodohnya aku gak tanya banyak hal sama Marry." gumam Lia dengan suara yang sangat kecil.
Suaranya mungkin terdengar semacam bisikan, tapi pelayan perempuan di depan Lia masih mendengarnya karena dia melihat Lia dengan mata yang berbeda, dari saat dia menjelaskan.
Karena itu Lia terdiam, sambil mengutuk dirinya sendiri karena bergumam tidak jelas. Untung Lia tidak mengeluarkan nama aslinya, pasti dia akan bertanya-tanya atau mungkin ..., dia bisa jadi mata-mata si Duke yang mengawasi Roseanna? Serius itu bisa jadi kemungkinan besar kan? Karena pembantu di sini semuanya adalah miliknya
Termasuk Marry ....
Dengan pemikiran ini membuat Lia bungkam, serta sedikit panik menyadari perihal banyak pertanyaan yang dia ajukan pada Marry dan hal-hal yang dia lakukan, di depan Marry sampai ke tangan Duke. Ini membuat detak jantung Lia berdetak lebih kencang, membuat dia merasa sekelilingnya jadi kabur, badannya jadi agak melemas dan perutnya mulas. Memikirkan banyak spekulasi tentang Lia, yang ketahuan oleh Duke itu.
Hukuman apa yang Lia dapatkan dari orang seram itu? Mati? Pemenggalan kepala?
Jelas ini membuat Lia takut dan merinding dengan hanya memikirkannya. Tapi ini hanya pemikiran yang masih angan-angan saja, tenanglah Lia. Lia menghela napas dengan kasar, bahkan saat si pelayan perempuan itu membawa Lia ke salah satu ruangan yang ada di Dukedom ini.
***
Lia ..., tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat melihat orang yang akan menangani baju Lia ini. Orangnya sedikit agak nyentrik ..., untuk zaman ini agak terlihat aneh karena bahkan Lia yang berasal dari dunia modern, melihatnya sedikit ehm, aneh. Bulu-bulu apa itu dibajunya? Sintetis kan, bukan bulu hewan ....
Bila dilihat dia tak terlihat semacam desainer pakaian terkenal, karena outfit bajunya sendiri sangatlah norak dan dia laki-laki tapi lebih ke perempuan. Ah maaf sekali Lia bukan bermaksud menjudge, hanya ini untung pendeksripsi untuknya saat ini di kedua mata Lia.
"Ah gaun untuk Nyonya Duchess? Anda mau yang sederhana, glamour atau seperti Nona Saint yang saat ini sedang trend di Ibukota?"
Lia sedikit bingung dengan ucapannya, terutama dengan bagian 'Nona Saint' maksudnya orang Suci? Apa itu? Semacam Dewi? Memangnya orang semacam itu juga ada di dunia macam ini? Di dunia modern tak ada hal seperti itu, karena itu pasti kebohongan. Tapi jika dipikir-pikir kembali bukanlah hal yang tak mungkin, karena ini seperti zaman sebelum Renaissance. Tidak menutup kemungkinan adanya hal-hal ini ada.
"Memang pakaian yang digunakan Nona Saint seperti apa?"
Kedua mata orang penting si desainer terkanl di depan Lia ini menatapnya dengan dalam, lalu mengedip dengan elegan, seriusan Lia tidak bohong. "Yang dipakai Nona Saint, seringnya warna yang sama dengannya. Warna putih tulang yang membuat rambut warna hitamnya sangat menonjol, pasti ada di gaunnya. Entah aksesoris bunga atau apapun itu.
Di pesta yang penting ini Nona Saint akan menggunakan warna perak berkilau ditambah beberapa aksesori berlian di gaunnya. Yang menambah kilau cantik, dan menonjolkan pesonanya."
Lia entah harus bereaksi seperti apa, Lia juga tidak mengerti apa ucapannya. Gaun ..., gaun tapi yang harus diperhatikan pada semua omongannya ini adalah rambut hitam. Rambut hitam ..., orang asia mungkin?
Lia harus bertanya sedikit lagi, dia harus beradaptasi dengan cepat di dunia ini dengan membekali banyak hal. Dan karena Lia adalah Duchess ..., informasi Nona Saint ini pastilah berguna lalu ..., siapa yang tahu kalau ini nanti akan berhubungan dengan jiwa Lia yang datang kemari dan tinggal di tubuh Roseanna.
"Nona Saint apakah dia warna matanya hitam?"
***
Warna kedua matanya hitam, warna rambutnya hitam warna-warna yang sangat langka di Kerajaan ini bahkan mencakup Benua ini. Artinya benar bahwa dia bukan orang dari sini, yah sesuai dengan julukan yang gadis itu dapat. Nona Saint pastilah orang dari dunia lain, dia haruslah orang yang sangat spesial sampai menerima julukan begitu.
Beda halnya dengan Lia yang seperti parasit, atau virus?
Lia tinggal dengan nyaman di tubuh yang bukan milik Lia sendiri selama beberapa hari ini. Bukan beberapa hari lagi, ini hampir 2 minggu. Selama itulah Lia tidak bisa memikirkan cara keluar dari Dukedom ini, lalu pikiran Lia pun buntu tentang mengapa dirinya kemari. Kejahatan rasanya tak mungkin ..., Lia tidak pernah sampai sejahat itu. Paling-paling memaki orang dalam hati saja, sisanya Lia seperti budak yang mengikuti keinginan orang lain untuk dapat uang. Hanya itu saja, lagipula itu Lia lakukan untuk bertahan hidup.
Saat kecil Lia ingin cepat-cepat dewasa untuk membantu perekonomian keluarga, anehnya saat dewasa Lia.malah ingin kembali jadi anak kecil. Karena dewasa sangatlah melelahkan dengan kenyataan hidup suram di depan mata, dan masa depan suram nan membosankan yang sudah Lia perkirakan.
"Di sini aku bebas, tidak berkerja seperti pengangguran. Tapi ya aku gak miskin, liat tempat ini. Langit-langit kamarku dekorasi dinding entah apalah itu, kayaknya dibuat dari emas betulan. Lampu di atas yang besar ini juga kayaknya berlian." Lia menahan napas dan menghembuskan napas dengan kencang,
Lia saat ini sedang rebahan dengan tidak etis, dan tidak sopan di depan Marry. Tapi Lia tidak peduli, Marry pun rupanya tidak mengerti Lia bicara apa!
Pantas saja Lia bergumam aneh dan berbicara sendiri tidak ada yang protes atau mengoreksi ucapan Lia. Ternyata Lia berbicara dalam bahasa dunianya, bukan dunia ini. Rasanya seperti bisa dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Baguslah, Lia mau berkata apapun tidak akan ada yang menyela dan tahu rahasia Lia. Tapi ya ..., Lia tetap harus berhati-hati dan waspada.
"Hah benar! Aku akan buat catatan pakai bahasa duniaku, kalau-kalau aku melupakan hal penting. Semangat Lia!"
Lia akhirnya banyak mencatat hal-hal yang sekiranya dia ingat, agar tidak dia lupakan juga. Karena sekalipun Lia mengingatnya di kepalanya, bukan berarti tidak ada namanya lupa. Yosh, baguslah bahwa Lia punya senjata perbedaan bahasa yang tidak ada seorangpun tahu—setidaknya pikir Lia saat ini.
***
Hari-hari Lia dilalui dengan beragam kegiatan, karena tubuh Lia sudah sehat. Lia jadi sering berjalan-jalan,
Ada hal yang buat Lia sebal sebenarnya, ya ..., pelajaran tata krama yang ketat. Katanya sejak Lia bangun dari tidurnya yang seperti orang mati, Lia melupakan banyak hal terutama yang paling penting adalah tata krama. Lia tertawa dalam hati, tentu saja, "Jiwanya sudah berbeda!"
Tubuh ini bangsawan murni, sejati, orang kaya dari lahir. Sedangkan Lia? Mana ada waktu belajar ketat seperti tata krama, yang entah harus membayar seberapa mahal untuk sang pengajar.Di sini Lia rasanya semacam reinkarnasi menjadi orang kaya? Entahlah, inipun bukan reinkarnasi. Parasit adalah sebutan yang pas untuk keadaan Lia saat ini.