webnovel

Bab 11 : Jadwal

Dengan tak tahu malunya ..., orang ini orang di depan Lia juga mengambil camilan kesukaan Lia yang enak-enak yang dibuat oleh tangan koki dewa. Dengan rasa yang benar-benar sangat enak! Sialan, Lia mau mengumpat padanya secara langsung bukan dalam hati lagi.

Baik Lia tenang, tenanglah Lia.

Tidak ada bagusnya memulai keributan dengan penguasa rumah yang jelas-jelas punya julukan seram, anggaplah orang di depan Lia tidak sedang apa-apa. Ya, ya, ya lagipula bahan-bahan makanan dan minuman itu dibuat dari hasil uang orang itu. Jadi tidak ada salahnya dia makan hasil kerja kerasnya. Ya pintarnya Lia menenangkan diri dengan cara idiot.

Meski rasanya lumayan sedikit menenangkan hati, tapi tetap saja manusia itu pada dasarnya punya banyak emosi—contoh kecilnya dengki dan marah.

"Oh benar, aku belum beritahu sesuatu padamu ya. Milly itu ajudanku, kalau ada apa-apa sampaikan saja pesanmu padanya, pasti sampai kepadaku." mata merah itu memandang Lia dengan tajam, ada perasaan menggelitik aneh saat Lia melihatnya.

Seriusan ..., rasanya perut Lia jadi mulas.

Ngomong-ngomong Milly itu ajudannya ya, mungkin setara tangan kanan atau sekertaris pribadi? Milly, Milly baik Lia pasti akan menghafalkannya. Namanya agak unik, Milly terasa feminim sekali ditelinga Lia.

"Namanya Milly?" Lia memastikan, bukannya telinga Lia belum diperiksa atau apa. Ini hanya menanyakan ulang apa benar atau tidak, yang Lia dengar saat ini?

"Iya Milly, kenapa memang?"

Lia manggut-manggut, dengan pose sok pahamnya. "Perempuan?"

Saat Lia bertanya seperti itu, anehnya Duke Ellington tertawa kecil. Kali ini mata tajamnya menyipit, ada senyum aneh yang lagi-lagi membuat perut Lia mulas entah kenapa—ah, barangkali Lia salah makan tadi pagi, atau Lia kebanyakan makan jadi waktu siang jadilah begini.

Duke Ellington menggeleng-gelengkan kepalanya seakan prihatin pada Lia, "Kasihan Milly kau bahkan lupa padanya pftt. Baiklah, itu wajar memang agak perempuan juga. Aku pergi dulu ya, kalau mencariku tanya saja pada Milly."

Dalam hati Lia menjerit saat dia bilang begitu, siapa yang mau mencarimu bodoh! Benar-benar.

Dia kemudian pergi lagi, berjalan dengan pelan dan santai namun dengan langkah yang tegap. Posturnya seperti orang yang lama di kemiliteran, mungkin memang benar kan? Lagipula dia sudah melalui berbagai peperangan kalau dari buku sejarah yang Lia baca. Hebat, untuk usia yang lebih muda dari Lia dia sudah tercatat sebagai orang yang masuk dalam sejarah. Apalagi namanya terukir menjadi pahlawan.

Apa saja yang sudah dilaluinya untuk mencapai itu?

Ngomong-ngomong tentang usia, berapa sih usia Roseanna ini? Sama dengan Lia, atau lebih tua dari Duke Ellington atau mungkin lebih muda seperti kisah biasanya? Yang Nona bangsawan menikah muda dengan Tuan bangsawan yang sudah dewasa, agar segera dikaruniai pewaris.

Memikirkan tentang pewaris Lia jadi merinding,

****

Lia merasakan ketakutan melahirkan serius.

Menjadi ibu lebih sulit dari mencari uang, belum bagian hamil, lebih seram saat melahirkan. Lia takut mengalaminya, apalagi dari pengalaman Lia—ibu kandung Lia membuangnya dengan alasan ini juga. Lia adalah anak yang membahayakan tubuhnya, karena itu orang tua kandung Lia membuang Lia sedari kecil.

Mungkin karena keberadaan Lia yang salah atau entah bagaimana, mungkin memang Lia berada di tempat yang salah dan ada di tangan yang salah.

Lia tersenyum kecut, orang tua kandung seperti orang asing. Giliran orang asing rasanya seperti orang tua kandung, dunia memang sedang terbalik. Lucunya dunia ini dengan segala isinya. Daripada memikirkan hal memuakkan yang tidak ada habisnya, lebih baik Lia gunakan untuk berpikir tentang Milly.

Milly itu pelayan yang kayak apa?

Kalau dari namanya rasanya cantik dan manis kedengarannya, semoga saja Marry tidak lama cutinya. Lia tidak kenal pelayan lain selain Marry, lingkaran pertemanan yang kecil—yah bukan pertemanan juga sih, lebih seperti majikan dan pembantu, memang faktanya begitu. Tapi menurut Lia, Lia dan Marry sudah selangkah ke arah teman.

Ngomong-ngomong untungnya Roseanna ini punya banyak perhiasan, yang berkilauan. Entah harganya bisa membeli sebuah rumah besar sepertinya, karena perhiasannya benar-benar banyak. Bukan perhiasan emas-emas biasa. Ini mungkin berlian atau entah apalah, Lia berikan satu untuk Marry agar ditukarkan menjadi uang semoga saja bisa ditukarkan di toko khusus.

Kan lumayan kalau jadi uang,

Punya uang cadangan lebih baik, daripada sama sekali tidak punya apa-apa. Lagian juga punya perhiasan mirip investasi juga, jadi ya ..., untunglah Roseanna punya perhiasan jadi Lia tidak perlu meminta uang kepada Duke Ellington. Akan aneh Lia meminta uang padanya, padahal semua kebutuhan sehari-hari Lia sudah tersedia.

Duke Ellington juga akan bertanya-tanya untuk apa uangnya? Dan pertanyaan lain-lainnya.

"Untung saja aku berperilaku biasa saja, menjaga tetap tenang dan santai. Kalau ketahuan aku bukan Roseanna, apa yang akan terjadi aku gak bisa membayangkannya."

Lumayan juga Lia dulu waktu Sekolah menengahnya, dia masuk ke klub teater meski akhirnya keluar karena lelah—setidaknya Lia dapat pengalaman ah berakting tuh ternyata begini. Lia jadi bisa mengatur emosi, ekspresinya. Meski tidak sebagus senior-senior Lia yang lain ...., yah Lia masuk eksul itupun terpaksa karena anak sekolah menengah di kelas 10, itu wajib untuk ikut ekstrakulikuler di sekolah.

****

Pagi menjelang datang lagi, Lia bangun seperti biasa.

Lia tentu saja mandiri sendiri, itu hasil dari banyak penolakan yang Lia lakukan untungnya berhasil. Kalau baju, rasanya lebih mewah sedikit daripada biasanya? Waktu dipilihkan baju, tipe gaunnya lebih dewasa dan tidak sederhana.

"Nyonya, apa ..., Nyonya mau pakai korset?"

K-korset? Yang kencang itu? Lia dengan cepat menggeleng, Lia belum pernah mencobanya. Tapi dengar-dengar itu lumayan menyakitkan. Lia jadi agak ragu untuk memakainya,

"Perutku sakit," cicit Lia pada pelayan yang sering memakaikan Lia gaun.

Lia harus secepatnya belajar cara pakai itu agar bisa melakukannya sendiri, tidak perlu bantuan orang lain karena rasanya aneh. Meski ya, Lia pakai dalaman piyama—yah, baju double untunglah tidak panas.

"Baik, kalau begitu tidak usah pakaipun tidak masalah. Hari ini karena Nyonya sudah lumayan sehat, saya diberitahu Tuan Milly bahwasannya jadwal anda hari adalah bertemu Nona Louis, Nyonya Duchess."

***

Nona Louis?

Lia mengira-ngira seadanya, siapa lagi orang ini? Lia bahkan baru kenal Marry dan Duke Ellington, oh benar ..., Lia tidak salah dengar kan dengan kalimat Tuan Milly?

Artinya Milly itu laki-laki! Pantas Duke Ellington itu tertawa, rupanya dia menertawakan kebodohan Lia. Lia rasanya malu sekali saat sadar, ah masa bodo. Yang lalu biarlah berlalu, lagipula Duke itu juga informasinya tidak jelas. Lia kan 'hilang ingatan' yah kalau kata Dokter itu, diagnosanya yah seperti itu. Harusnya ada yang memberitahu hal-hal penting di rumah ini.

"Bodohnya aku gak tanya banyak hal sama Marry." gumam Lia dengan suara yang sangat kecil.

Next chapter