Riuh redam suara pembawa acara bersautan, seluruh siswa dan siswi hanyut dalam keakraban saling berkenalan atau malah menyampaikan perpisahan karena setelah kelulusan mereka akan mengejar cita-cita masing-masing. Beberapa sejoli bahkan bertekad menentukan universitas mana yang akan mereka masuki bersama agar dapat selamanya bersama. Beberapa guru memberikan wejangan tentang bagaimana kerasnya dunia luar setelah mereka lulus dari sekolah, ada pula yang memberi ucapan terima kasih dan permintaan maaf jikalau salah satu guru pernah berbuat salah karena tentulah selama kurang lebih 3 tahun waktu mereka habiskan dengan bertemu guru-guru tersebut. Semuanya larut dalam suka cita kebersamaan yang kelak tidak akan mereka rasakan kembali, runtutan demi runtutan acara mereka ikuti dengan hikmat hingga panitia melanjutkan acara ke bagian utama perayaan, yaitu pengumunan nilai pararel 10 besar sekolah yang masing-masingnya dapat memasuki kampus impian tanpa mengikuti seleksi utama.
Pengumunan dimulai dari urutan ke sepuluh, sembilan, delapan, dan begitu terus hingga ke angka empat. Tinggallah memasuki tiga besar, seluruh siswa harap-harap cemas pada hasil yang akan menentukan bagaimana masa depan mereka selanjutnya, seperti halnya Luqy yang hanya mengandalkan nilai dan kemampuannya untuk bisa mendapatkan beasiswa dan berkuliah di kampus impiannya. Dan, ya. Luqy masuk kedalam tiga besar dengan urutan kedua, cukup memuaskan dan sedikit memberikan rasa bangga dihati Luqy dan Gaska yang saat itu hanya mendengarnya dari luar gedung. Rupanya untuk tiga besar yang disebutkan diberikan waktu untuk maju ke depan dan mengucapkan sepatah dua patah kata, dengan gagah dan berani Luqy berjalan menuju podium setelah seorang siswi urutan ketiga turun dan bergantian. Luqy pun mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada semua yang berarti di hidup Luqy, seperti seluruh guru dan kedua orang tuanya serta seluruh teman yang selalu membantu Luqy selama ini. Kalimat demi kalimat ia sampaikan dengan mata yang menjelajahi seluruh ruangan mencari seseorang yang ia tunggu, namun orang itu belum juga menampakkan batang hidungnya meskipun Luqy telah selesai menyampaikan terima kasih dan salam perpisahannya kepada seluruh siswa dan siswi yang hadir malam itu.
Acara puncak pun telah selesai dan seluruh siswa yang hadir bersiap meninggalkan tempat, namun sebuah pemberitahuan menghentikan langkah mereka. Sebuah pengumuman yang tidak ada dalam susunan acara yang dibagikan oleh seluruh siswa yaitu pengumuman raja dan ratu semalam yang menentukan 3 nominasi terpilih. Satu persatu siswa dan siswi yang masuk nominasi dipersilahkan naik ke atas panggung, pasangan demi pasangan nominasi saling melempar senyum, ada yang memang seorang kekasih, ada pula muda mudi yang bahkan belum berkenalan karena mereka merupakan siswa baru. Tibalah seorang pasangan yang terakhir yang masuk kedalam nominasi, tersebutlah sebuah nama yang bahkan mengagetkan Gaska yang berjaga didepan ruangan. Iya, Luqy. Dirinya masuk kedalam noominasi, namun dengan sikap cuek dan tak perduli dirinya tetap saja berjalan meninggalkan tempat duduknya menuju pintu keluar. Dan tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat seorang nama yang dipasangkan dengan Luqy, kakinya membeku dan matanya berbinar senang. Badannya berbalik melihat panggung, namun rasa kecewa kembali menggelayutinya saat dirinya ingat bahwa Ana yang akan menjadi pasangannya dalam nomiasi itu telah pergi meninggalkan acara bahkan sebelum dimulai. Dengan teguh langkah kakinya seperti semula, meninggalkan acara yang baginya kurang berselera.
Baru saja kakinya menyentuk bibir pintu, suara teriakan siswa dan siswi memenuhi ruangan yang semula sepi. Dibalikkannya lagi tubuh Luqy memandang panggung, matanya seakan terpaku melihat seorang wanita dengan gaun biru muda dan riasan yang nampak lebih sederhana dari sebelumnya, Luqy pun berjalan menuju panggung menemani wanita itu. Ana dan Luqy kini merasa canggung menunggu pengumunan Raja dan Ratu Semalam, Ana tentu tak tahu menahu tentang dirinya yang akan masuk kedalam nominasi tersebut. Namun, rasa tak percaya kembali membuat wajah Ana tertegun saat mengetahui bahwa penobatan Raja dan Ratu Semalam diraih oleh Luqy dan dirinya. Seperti terhipnotis dan tak ingat dengan kecanggungan mereka, tiba-tiba saja mereka menganggkat kedua tangan mereka yang bergandengan untuk memberi hormat pada juri dan seluruh siswa siswi yang hadir pada malam itu. Keduanya pun bergantian mengucapkan sambutan, diawali dengan Luqy yang kini memegang piala kemudian Ana yang membegang bouqet bunga.
Acara pun telah benar-benar selesai, Ana dan Luqy yang sedari tadi menjadi semakin akrab berjalan keluar dari gedung karna rupanya malam telah larut namun semakin ramai karna kehadiran band yang menjadi penutup acara hari itu. Raina yang melihat Luqy dan Ana keluar dari gedung pun menyambangi keduanya. Raina yang membawa bouqet bungan sangat besar pun menyerahkannya pada Ana dengan wajah bahagia dari keduanya dan kejadian tidak mengenakkan pun terjadi. Sebuah air tiba-tiba membasahi wajah Ana dan sedikit mengenai jas Luqy yang tadinya reflek membantu Ana, air itu benar-benar dingin dan seakan membuat mata Ana yang tadinya mengantuk menjadi kembali segar. Hal itu sontak membuat seluruh mata tertuju pada Ana dan sepasang kekasih yang berada tak jauh dari Ana.