webnovel

Dance Of The Red Peacock.Ind

HongEr seorang anak berwajah manis yang menyenangkan, dengan tawa yang indah seperti cahaya matahari, seperti di dunia ini tidak ada hal yang bisa menggoyahkan keceriaannya, yang membuat semua tak bisa berpaling darinya. Kisah petualangan bocah dengan sepasang mata dan rambut berwarna merah baru saja dimulai, bersama dengan kakaknya tercinta FeiEr menjelajah JiangHu dan menemukan segala hal mulai dari yang menyenangkan hingga menegangkan. Its Bromance to Romance. Ini cerita ringan tentang bagaimana Cinta bisa muncul dalam bentuk apa saja, bahkan perasaan cinta yang timbul kepada orang terdekat yang tidak bisa dikendalikan. Its fun, its cute^^ ================ Cover bukan milik saya just borrowed it guys, but he is so pretty yah ^^

Sweet_SourKiwi · 玄幻
分數不夠
129 Chs

Hutan Arwah.

YangLe melihat wajah Kaile lama, sepupunya itu datang setelah mendapat tugas dari Kaisar sebagai kepala team investigasi kerajaan FaHua, yang menyelidiki soal kasus kejahatan yang sering terjadi di sekitar kerajaan, seperti biasa di mana ada KaiLe di situ selalu ada Tao yang mengikutinya di belakangnya.

KaiLe baru mengangkat cangkir tehnya saat mendengar suara keributan dari dalam.

"Sebentar saja bibi, Hong hanya mau melihat saja" Suara HongEr, YangLe terkejut, bagaimana bisa anak itu keluar? Apa saja kerja para bawahannya, sebelum KaiLe yang sudah melirik arah asal suara bangun dan melihat YangLe segera berdiri.

Di balik dinding, NuMa dan dua pelayan kecilnya NuEr dan Sun berusaha menarik tangan HongEr yang mengintip ke arah ruang tengah, ia berdiri menyender pada tiang melihat tamu kakaknya pagi itu,

"Yang Mulia"

"Wah dia tampan bi, itu adik sepupu kakak Yang?" tanya HongEr, NuMa berkeringat dingin, ia berusaha menarik tangan Hong tapi ia tidak bergerak hingga YangLe mendekat dan melihatnya dengan mata besar.

"Bibi NuMa apa yang anda lakukan? Aku sudah bilang antar Hong ke kamarnya kenapa bisa ke sini? Adik kau butuh banyak istirahat"

YangLe sesekali melirik ke arah KaiLe yang masih duduk di kursinya, untungnya sepupunya itu tidak begitu tertarik dengan urusan rumah tangganya hingga ia hanya duduk santai menikmati teh dan makanan kecilnya.

YangLe menarik tangan Hong menjauh dari dinding.

"Adik cepat kembali ke kamar, kalau kau nakal kita tidak akan pergi ke air terjun besok yah, kesehatanmu belum pulih benar"

Hong memasang wajah merengut, membuat YangLe menelan ludahnya bulat karena wajah itu begitu menggemaskan, tangan Hong menarik pakaiannya, entah kenapa Hong merasa ia sering melakukan hal itu, beberapa bayangan muncul di kepalanya membuat ia terhuyung, kepalanya sakit bukan main.

"Ach" YangLe menahan pinggangnya, wajah Hong terlihat pucat, diangkat tubuh Hong yang lalu jatuh lunglai.

"Heh anak ini, bibi Nu tolong beri tahu pangeran Kai aku ada urusan mendadak, bilang padanya untuk menunggu sebentar"

NuMa menurunkan tubuhnya memberi hormat.

"Siap Yang Mulia"

YangLe menggendong tubuh lunglai Hong keluar ruang tengah cepat, BuAn mengikutinya.

"Yang Mulia kenapa dengan Pangeran Muda?"

Wajah Hong terlihat menahan beban, dahinya berkerut dalam, ia berkeringat dingin dan menggenggam pakaian YangLe dengan kuat.

"ackh"

"Panggil tabib Bu, panggil guru dan minta beliau menemani KaiLe sebentar, jangan sampai ia mencurigai sesuatu"

BuAn mengangguk.

"Siap Yang Mulia"

Di ruang tengah.

NuMa datang memberikan penjelasan soal pergi sementaranya YangLe karena ada urusan tiba-tiba, tapi kepala KaiLe terus melirik ke dinding di mana ia seperti mendengar suara yang cukup dikenalnya, walau itu mungkin hanya dalam kepalanya saja, KaiLe mengangkat cangkir tehnya, ia mungkin terlalu merindukan adik Hong hingga selalu mendengar suaranya di mana-mana, ia harus segera menyelesaikan semua tugas dari Kaisar secepatnya agar ia bisa pergi menemui adik Hong-nya, sungguh sudah tidak sabar.

...........................

Di dalam hutan menuju perbatasan keluar kota FoTang.

Akar merambat di antara pohon-pohon tinggi besar berusia ratusan tahun yang menjulang sangat tinggi di dalam hutan Arwah, hutan besar yang tak terbatas luasnya dengan berbagai mahkluk ShenGui yang masih menjadi penghuni tetapnya.

ShenGui : arwah penghuni hutan yang membuat tanaman bisa hidup menyerang manusia dan berbagai makhluk misterius lainnya yang memiliki kekuatan tak terbatas.

DaHuang membuka matanya lebar, pedangnya sudah keluar dari sarungnya sejak tadi, ia berdiri membelakangi tuan mudanya yang juga menghunuskan pedangnya, mereka mendapat serangan dari arah pohon, beberapa akar panjang yang hidup dan terus menyerang mereka sejak tadi, keduanya sudah terengah-engah tapi sepertinya penyerangan tidak berhenti sampai di sana.

Sheet!

Datang lagi akar yang turun dari pohon besar di belakang DaHuang dan langsung menyerang keduanya, DaHuang mengerahkan pedangnya memotong akar itu tapi datang lagi yang lain, FeiEr sendiri sempat terlilit di bagian kaki dan DaHuang membantunya memotong cepat.

"Akh Tuan muda hati-hati!" seru DaHuang.

FeiEr mengarahkan pedangnya tapi semakin lama ia semakin tidak bisa mengendalikan gerakannya karena serangan yang berasal dari segala arah.

"Akh! DaHuang!" ilmu beladiri keduanya tinggi tapi baru kali ini keduanya melawan makluk kuat selain manusia, akar pohon melilit tangan DaHuang hinggga ia tidak bisa bergerak sat ia berusaha meronta lainnya datang melingkari pinggang dan kakinya, FeiEr hendak memotong akar itu tapi datang lagi yang lain menahan tangan dan melilit tubuhnya.

"Akh ini" ia tidak bisa bergerak, degan cepat ranting hidup itu menarik keduanya hingga menempel pada pohon.

"DaHuang!" ini sungguh di luar perhitungan, FeiEr harusnya mendengarkan kata penduduk desa yang mengatakan kalau hutan ini berbahaya untuk dilewati, karena ada rumor hantu dan makluk aneh lainnya di sini, walau bisa memotong jarak dua hari menuju ke kota FoTang satu kota sebelum ibu kota negara Hua kota TaiYang, tetap saja ia salah perhitungan dan kini ia dan DaHuang harus menanggung akibatnya.

Krang!

Pedang di tangan Fei terjatuh saat akar semakin keras melilit tubuhnya, ia hampir tidak bisa bergerak lagi, ia juga mulai kesulitan bernapas.

"Ekh"

DaHuang berusaha menggapai tangan tuan mudanya.

"Tuan muda, ekh" akar juga melilit lehernya kuat.

Saat Fei dan DaHuang hampir kehilangan kesadarannya, dari arah pepohonan muncul beberapa sosok menyerupai manusia dalam pakaian dari dedaunan kering, wajah hampir tertutup semuanya, dengan mata yang tampak jelas melihat Fei dan DaHuang. Seorang yang paling tinggi maju, berdiri di bawah Fei dan DaHuang yang tergantung di atas cabang pohon agak tinggi.

"Heh lihat apa yang kita dapatkan? Manusia, bukan babi hutan atau ayam hutan, bagaimana kita bisa memakan manusia kalau begini?" suara pria, Fei membelalakkan matanya lebar, makan manusia? Mereka kanibal?

####################